Kementerian Luar Negeri Indonesia telah menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan kelompok BRICS yang terdiri dari negara-negara berkembang terkemuka guna memperkuat kekuatan negara.
| Menteri Luar Negeri yang baru, Sugiono, menegaskan bahwa aksesi Indonesia ke BRICS menunjukkan kebijakan luar negeri negara tersebut yang independen. (Sumber: Reuters) |
Menurut Menteri Luar Negeri Indonesia yang baru, Sugiono, keanggotaan Indonesia dalam BRICS menunjukkan kebijakan luar negeri negara tersebut yang independen.
"Langkah ini bukan berarti kami hanya akan bergabung dengan satu blok tertentu; kami akan aktif berpartisipasi di semua forum," tegas Sugiono.
Indonesia adalah negara yang menganut kebijakan luar negeri non-blok.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto yang baru terpilih, yang menjabat pada 20 Oktober, berulang kali menekankan bahwa Indonesia akan bersahabat dengan semua negara, baik Tiongkok maupun Amerika Serikat. Secara khusus, Jakarta tidak akan bergabung dengan blok militer mana pun.
Menurut Menteri Luar Negeri Sugiono, BRICS sejalan dengan program-program utama pemerintahan Presiden Prabowo, "khususnya dalam hal ketahanan pangan dan energi, pengentasan kemiskinan, dan pengembangan sumber daya manusia."
Selain itu, Indonesia juga memandang kelompok ini sebagai "sarana" untuk memajukan kepentingan negara-negara di Belahan Bumi Selatan.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa lebih dari 30 negara telah menyatakan keinginan untuk bergabung dengan BRICS, meskipun masih belum jelas bagaimana perluasan keanggotaan ini akan berlangsung.
Anggota BRICS saat ini meliputi Brasil, Cina, Mesir, Ethiopia, India, Iran, Rusia, Afrika Selatan, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Profesor Yohanes Sulaiman, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Jenderal Achmad Yani, menyatakan skeptisisme tentang Indonesia bergabung dengan BRICS karena manfaat yang mungkin diperoleh Jakarta dari hubungan bilateral; namun, menurut pakar tersebut, ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak ingin ketinggalan.
Profesor Sulaiman juga mencatat bahwa langkah Indonesia tersebut tidak serta merta berarti bahwa kebijakan luar negeri Presiden Prabowo lebih condong ke Timur daripada ke Barat.
Sumber: https://baoquocte.vn/indonesia-tai-khang-dinh-nguyen-vong-gia-nhap-brics-xem-day-la-phuong-tien-de-thuc-day-loi-ich-cho-cac-nuoc-nam-ban-cau-291308.html






Komentar (0)