Tentara Israel di Jalur Gaza (Foto: AFP).
Al Jazeera pada tanggal 1 Februari mengutip informasi dari Kementerian Luar Negeri Qatar yang mengatakan bahwa rencana gencatan senjata diusulkan pada sebuah acara di Paris akhir pekan lalu, di mana diplomat Qatar dan Mesir berpartisipasi sebagai mediator antara Israel dan Hamas.
Delegasi dari Yerusalem Barat dan Gaza meninggalkan Paris dengan janji untuk mempelajari proposal tersebut dan mengadakan pembicaraan lebih lanjut minggu ini. Menjelang malam tanggal 1 Februari, gencatan senjata tampaknya sudah di ambang pintu.
"Israel telah menyetujui proposal gencatan senjata dan kami telah menerima konfirmasi positif awal dari Hamas," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar. "Kami sedang menunggu tanggapan akhir mereka," tambah juru bicara tersebut.
Gencatan senjata yang diusulkan akan dilaksanakan dalam tiga tahap, kata Hamas kepada Reuters awal pekan ini.
Pada tahap pertama, pertempuran akan dihentikan selama 40 hari sementara Hamas memulangkan para perempuan, anak-anak, dan lansia yang masih disandera. Selama periode ini, pengiriman makanan dan obat-obatan dalam skala besar ke Gaza akan dilanjutkan.
Pada tahap selanjutnya, Hamas akan menyerahkan tentara Israel yang ditahan dan jenazah tentara Israel, sebagai imbalan atas pengiriman bantuan lebih lanjut dan pembebasan tahanan Palestina dari penjara Israel.
Hamas mengatakan: "Aktivitas militer kedua belah pihak akan dihentikan dalam tiga tahap." Hamas juga mengatakan bahwa kedua belah pihak dapat bernegosiasi lebih lanjut mengenai jumlah tahanan Palestina yang akan dibebaskan.
Usulan tersebut tidak memenuhi tuntutan awal Hamas agar Israel menarik diri sepenuhnya dari Gaza, tetapi jika berhasil, dapat menjadi langkah menuju berakhirnya konflik di Jalur Gaza.
Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang. Israel merespons dengan mengepung Gaza dan melancarkan serangan udara di wilayah tersebut. Menurut Otoritas Kesehatan Gaza, setelah hampir empat bulan pertempuran, lebih dari 27.000 warga Palestina telah tewas, dua pertiganya perempuan dan anak-anak.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)