Di bawah lereng Mars yang berdebu terdapat gletser yang tampak seperti madu beku, tetapi penelitian baru menunjukkan bahwa gletser tersebut jauh lebih murni daripada yang diperkirakan sebelumnya. Kredit gambar: Shutterstock
Di lereng dan kawah tumbukan Mars, batuan yang dulunya dianggap berdebu dan membeku di tempatnya sebenarnya adalah gletser yang bergerak sangat lambat sehingga hampir tak terlihat. Selama bertahun-tahun, para ilmuwan meyakini sebagian besar batuan tersebut adalah batuan dengan sedikit es.
Namun, studi yang berlangsung selama dua dekade menunjukkan bahwa beberapa gletser ini sebagian besar terdiri dari es, dengan hanya lapisan tipis debu dan batu di permukaannya. Kini, sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Icarus telah mengonfirmasi bahwa fenomena ini tidak terbatas pada beberapa titik terisolasi, tetapi tersebar luas di seluruh planet merah. Gletser di sini lebih dari 80% terdiri dari es air, dengan kemurnian luar biasa yang mencerminkan sejarah iklim Mars dan menjanjikan akan menjadi sumber daya berharga untuk eksplorasi di masa mendatang.
Penelitian ini dipimpin oleh Yuval Steinberg, mahasiswa pascasarjana di Weizmann Institute of Science di Israel. Rekan penulisnya antara lain Oded Aharonson dan Isaac Smith, dua ilmuwan senior di Planetary Science Institute di Tucson, yang juga berafiliasi secara akademis dengan Weizmann Institute of Science dan York University. "Studi ini menyoroti bagaimana program-program NASA mempromosikan sains tidak hanya di Amerika Serikat tetapi juga menjangkau mahasiswa di seluruh dunia ," ujar Aharonson.
Ini adalah contoh gletser yang tertutup puing di Mars. Penelitian terbaru tentang fitur-fitur ini menunjukkan bahwa gletser tersebut lebih murni daripada yang diperkirakan sebelumnya. Kredit: NASA/JPL-Caltech/Universitas Arizona
“Mengungkap Lapisan Debu di Mars”
Dalam meninjau studi-studi sebelumnya, tim menemukan bahwa analisis gletser yang tertutup puing tidak konsisten dan sulit untuk dibandingkan. "Para peneliti menggunakan teknik yang berbeda di lokasi yang berbeda, dan hasilnya tidak mudah dibandingkan," jelas Smith. "Beberapa lokasi belum pernah diteliti sama sekali, atau hanya memiliki analisis parsial."
Untuk mengatasi hal ini, tim mengembangkan metode standar untuk memeriksa gletser yang tertutup puing. Mereka berfokus pada dua metrik: sifat dielektrik (yang menunjukkan seberapa cepat gelombang radar merambat melalui suatu material) dan kehilangan tangen (yang menunjukkan seberapa banyak energi yang diserap). Parameter-parameter ini membantu menentukan rasio es terhadap batuan di dalam gletser, sesuatu yang tidak dapat diungkapkan oleh pengamatan permukaan karena tertutup debu dan batuan.
Kelima lokasi yang diteliti tim tersebut diperiksa kemurnian gletsernya. Fakta bahwa lokasi-lokasi berbeda ini memiliki rasio es/batuan yang serupa menunjukkan bahwa Mars pernah mengalami satu atau lebih zaman es yang tersebar luas dengan sifat serupa, kata tim tersebut. Sumber: Steinberg dkk.
Membandingkan skala seluruh planet
Menggunakan instrumen SHARAD (SHallow RADar) pada Mars Reconnaissance Orbiter, tim memperluas studi mereka ke lima lokasi yang tersebar di Mars. Hasilnya mengejutkan mereka: semua gletser, bahkan yang berada di belahan bumi yang berlawanan, memiliki sifat yang hampir identik.
"Hal ini penting karena menunjukkan bahwa mekanisme pembentukan dan pengawetan kemungkinan serupa di mana-mana," kata Smith. "Dari sini, kita dapat menyimpulkan bahwa Mars telah mengalami satu atau lebih zaman es besar dengan karakteristik serupa. Menggabungkan berbagai lokasi dan teknik untuk pertama kalinya membantu kami menyatukan pemahaman tentang gletser-gletser ini."
Menentukan kemurnian minimum es tidak hanya menjelaskan pembentukan dan pelestarian gletser di planet merah, tetapi juga memiliki implikasi praktis untuk misi eksplorasi masa depan, di mana penggunaan sumber daya air lokal akan menjadi kunci.
Langkah selanjutnya bagi tim peneliti adalah memperluas survei mereka terhadap gletser lain di planet merah, untuk lebih mengkonsolidasikan temuan awal mereka dan mengungkap misteri lama yang diselimuti debu Mars.
Sumber: https://doanhnghiepvn.vn/cong-nghe/kham-pha-gay-soc-song-bang-tren-sao-hoa-chua-hon-80-la-bang-tinh-khiet/20250903072053947






Komentar (0)