| Per 18 September 2023, harga ekspor beras pecah 5% dari Vietnam mencapai rata-rata 615 USD/ton. (Sumber: VNA) |
Berbicara kepada pers, Wakil Direktur Departemen Impor-Ekspor ( Kementerian Perindustrian dan Perdagangan ) Tran Thanh Hai mengatakan bahwa hingga akhir Agustus 2023, Vietnam mengekspor 5,81 juta ton beras senilai 3,16 miliar dolar AS, naik 21,4% secara volume dan 35,7% secara nilai dibandingkan periode yang sama. Harga ekspor rata-rata mencapai 543,9 dolar AS/ton, naik 11,8%.
Filipina masih menjadi konsumen utama beras Vietnam, menyumbang 40,3% dari total ekspor beras; diikuti oleh pasar Tiongkok, dengan pangsa 13,5%; Indonesia di posisi ketiga, dengan pangsa 12,4%. Selain itu, pasar Uni Eropa (Polandia, Belanda, Spanyol, Belgia, dll.) dan Afrika (Ghana, Angola, dll.) juga mencatat pertumbuhan positif.
Bapak Tran Thanh Hai mengemukakan, memasuki triwulan ketiga tahun 2023, situasi perdagangan beras dunia masih rumit (faktor geopolitik , fenomena El Nino, larangan ekspor beras di sejumlah negara,...) permintaan cadangan pangan berbagai negara meningkat, harga ekspor beras Vietnam meningkat, berkali-kali lipat melebihi harga beras sejenis di Thailand, mencapai titik tertinggi dalam 11 tahun terakhir.
Per 18 September 2023, harga rata-rata beras pecah 5% di Vietnam mencapai 615 dolar AS/ton, sekitar 5 dolar AS/ton lebih tinggi daripada harga beras sejenis di Thailand. Untuk varietas beras wangi, harga ekspor rata-rata beras melati di Vietnam tercatat sebesar 710 dolar AS/ton.
Harga beras saat ini menunjukkan tren melambat menyusul langkah-langkah yang diambil oleh beberapa negara pengimpor untuk mengekang inflasi (seperti Filipina yang memberlakukan batasan harga beras dalam negeri, meskipun kebijakan ini kemudian dicabut), dengan fokus pada kebijakan untuk mengembangkan produksi dalam negeri guna meningkatkan cadangan dan inventaris serta mencari sumber pangan alternatif untuk beras (jagung, gandum).
Namun secara umum, harga ekspor beras saat ini hingga akhir tahun masih akan tinggi karena masih adanya permintaan impor beras dari pasar konsumen utama (Filipina, China, Indonesia, Malaysia, dan Afrika), sementara pasokan beras dari negara-negara pengekspor beras utama dunia seperti India dan Pakistan masih terbatas.
Sementara itu, Asosiasi Pangan Vietnam memperkirakan permintaan pasar dunia untuk beras Vietnam akan meningkat setidaknya 1 juta ton pada tahun 2023, dibandingkan rata-rata tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu, situasi pasar hingga akhir tahun masih sangat positif.
Faktanya, setelah seminggu perdagangan yang relatif tenang dengan tren penurunan, minggu ini harga ekspor beras Vietnam membaik. Menurut banyak pelaku usaha, harga saat ini cukup stabil dan dianggap sebagai harga baru untuk komoditas ini.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)