Tiga pilar reformasi meletakkan dasar bagi integritas dan efisiensi.
Dalam konteks ini, Partai dan Negara telah dengan jelas mengidentifikasi tiga prioritas penting: secara tegas mencegah dan memerangi korupsi dan praktik-praktik negatif; merestrukturisasi dan merampingkan aparatur; dan mereformasi secara mendasar dan komprehensif pekerjaan kepegawaian.
Ketiga pilar ini membentuk satu kesatuan yang saling berinteraksi dan melengkapi, dengan tujuan membangun model tata kelola nasional yang modern, transparan, dan efektif.
Pertama dan terpenting, pemberantasan korupsi dan praktik negatif ditandai dengan tekad politik yang kuat, pendekatan sistematis, dan hasil yang nyata. Selain menangani kasus-kasus spesifik, pemberantasan korupsi secara bertahap telah mengatasi "inti" masalah, mulai dari celah dalam institusi dan mekanisme manajemen hingga kelompok kepentingan tersembunyi di sektor-sektor sensitif.
Pendekatan ini semakin jelas: memerangi korupsi adalah perjuangan jangka panjang dan berkelanjutan dengan strategi, perangkat hukum yang kuat, serta mekanisme inspeksi dan pengawasan yang ketat.

Dampak sosial dari upaya ini sangat jelas, tidak hanya menegaskan prinsip supremasi hukum tetapi juga memberikan dorongan kuat bagi proses pemurnian sistem. Ini adalah fondasi inti dari negara sosialis yang berdasarkan hukum, dan sekaligus faktor kunci dalam memperkuat kepercayaan rakyat terhadap Partai dan Negara.
Yang tak kalah penting adalah menggeser fokus dari "menangani" korupsi menjadi "mencegah" korupsi. Hal ini mencakup meninjau dan mengubah berbagai peraturan, mekanisme, dan prosedur; memperketat disiplin dan ketertiban di bidang-bidang yang rawan korupsi seperti tanah, investasi publik, tender, dan keuangan publik; serta mempromosikan e -government , data digital, transparansi, dan keterbukaan.
Bersamaan dengan pemberantasan korupsi, ada proses penataan ulang aparatur administrasi, sebuah reformasi struktural mendalam yang berdampak dari tingkat pusat hingga daerah. Ini adalah tugas yang sulit, menyentuh kepentingan banyak tingkatan, tetapi ini adalah kebutuhan yang tidak dapat ditunda.
Penyederhanaan struktur organisasi bukan tentang pengurangan mekanis, tetapi tentang pemikiran ulang yang komprehensif tentang bagaimana organisasi tersebut diorganisasikan dan dioperasikan. Penggabungan lembaga, konsolidasi departemen, pengurangan tingkatan menengah, penyatuan posisi tertentu; pendefinisian posisi pekerjaan secara jelas, standardisasi tugas; serta promosi desentralisasi dan pendelegasian wewenang… telah secara fundamental mengubah metode manajemen.
Hasilnya, manajemen dan pengarahan menjadi lebih lancar, prosedur administratif disederhanakan, tanggung jawab didefinisikan lebih jelas, dan efektivitas pelayanan kepada masyarakat meningkat secara signifikan. Ini merupakan langkah yang sejalan dengan tren tata kelola modern, di mana kualitas diprioritaskan daripada kuantitas, dan tanggung jawab dikaitkan dengan wewenang.
Kunci untuk mengoperasikan sistem yang bersih dan kuat.
Namun, agar sistem yang efisien dapat beroperasi secara efektif, kuncinya adalah menempatkan "orang yang tepat" di "tempat yang tepat." Oleh karena itu, manajemen personalia menjadi faktor penting yang menentukan kualitas keseluruhan proses reformasi.
Sistem administrasi yang efektif tidak mungkin terwujud jika stafnya lemah atau kurang berintegritas; tata kelola modern tidak mungkin terwujud jika pola pikir usang tetap bertahan dan ada keengganan untuk berinovasi; dan upaya anti-korupsi yang efektif tidak mungkin terwujud jika kurangnya keberanian, disiplin, dan tanggung jawab.
Selama bertahun-tahun, manajemen personalia telah direformasi menuju pendekatan yang lebih substantif dan transparan. Evaluasi personalia semakin didasarkan pada hasil dan pencapaian konkret. Proses pengangkatan dikontrol ketat di berbagai tahapan dan tingkatan untuk mencegah praktik mencari posisi dan kekuasaan melalui cara-cara yang tidak sah.

Rotasi kader telah diintensifkan, tidak hanya untuk memberikan pelatihan praktis tetapi juga untuk memecah "zona nyaman" lokal. Penggunaan kader muda dan cakap yang berani berpikir, berani bertindak, dan berani mengambil tanggung jawab menciptakan vitalitas baru di dalam jajaran.
Seiring dengan itu, penanganan tegas terhadap pejabat yang melakukan kesalahan, termasuk mereka yang menduduki posisi tinggi, menunjukkan pendekatan yang ketat yang berfungsi sebagai "pemurnian" dan "pencegahan," berkontribusi dalam membangun lingkungan pelayanan publik yang sehat di mana individu yang cakap dan berdedikasi dapat berkembang.
Tiga bidang yaitu pemberantasan korupsi, penyederhanaan aparatur administrasi, dan manajemen personalia, jika diimplementasikan secara serentak, membentuk "segitiga strategis" reformasi politik.
Memberantas korupsi sangat penting untuk melindungi integritas; merampingkan aparatur sangat penting untuk meningkatkan efisiensi; dan manajemen personalia sangat vital untuk memastikan tenaga kerja yang kompeten untuk menjalankan sistem. Ketika ketiga pilar ini selaras, kekuatan sistem politik akan meningkat.
Hasil ini meletakkan dasar yang kokoh bagi negara untuk memasuki fase pembangunan baru dengan tujuan menjadi negara maju berpenghasilan tinggi pada tahun 2045.
Ketiga pilar ini menjadi "kekuatan pendorong endogen" yang membantu sistem politik untuk memperbarui dan meningkatkan dirinya, memperkuat kepercayaan rakyat, serta menciptakan momentum dan kekuatan untuk pembangunan berkelanjutan negara.
Sumber: https://baogialai.com.vn/kien-tao-bo-may-trong-sach-vung-manh-hieu-luc-post575214.html






Komentar (0)