Sepeda motor tidak memiliki kaca spion kanan
Kaca spion adalah komponen yang dipasang di kedua sisi dekat stang di bagian depan sepeda motor. Kaca spion membantu pengemudi mengamati kedua sisi di belakang. Hal ini memudahkan pengemudi dalam berkendara dan bergerak di jalan.
Khususnya, saat pengemudi ingin menyeberang jalan, mengamati bagian belakang sangatlah penting. Jika terdapat kaca spion sepeda motor, Anda dapat melihat seluruh bagian belakang tanpa khawatir akan bahaya. Oleh karena itu, ini merupakan aksesori yang dianggap sangat penting dan wajib ada pada setiap sepeda motor.
Menurut peraturan, mengemudikan kendaraan tanpa kaca spion saat berada di lalu lintas dapat dikenakan denda.
Terkait sanksi pelanggaran lalu lintas sepeda motor tanpa kaca spion, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 100/2019/ND-CP tentang Sanksi Administratif di Bidang Lalu Lintas dan Perkeretaapian diatur sebagai berikut:
Pasal 17: Sanksi bagi pengemudi sepeda motor, moped (termasuk sepeda motor listrik), kendaraan sejenis sepeda motor, dan jenis sepeda motor lainnya yang melanggar ketentuan kondisi kendaraan saat berpartisipasi dalam lalu lintas:
1. Denda antara VND 100.000 dan VND 200.000 akan dikenakan untuk salah satu pelanggaran berikut:
a. Mengemudikan kendaraan bermotor tanpa klakson, lampu plat nomor, lampu rem, atau tanpa kaca spion di sebelah kiri pengemudi atau tidak berfungsi;
b. Mengemudikan kendaraan bermotor dengan plat nomor yang tidak sesuai; memasang plat nomor yang tidak jelas; memasang plat nomor yang bengkok, tertutup, atau rusak; mengecat atau menambahkan stiker yang mengubah huruf, angka, atau warna huruf, angka, atau latar belakang plat nomor;
c. Mengemudikan kendaraan bermotor tanpa lampu isyarat atau lampu isyarat yang tidak berfungsi;
d. Menggunakan klakson yang tidak memenuhi standar teknis untuk masing-masing jenis kendaraan;
d. Mengemudikan kendaraan bermotor tanpa peredam suara atau peredam asap, atau kendaraan bermotor yang tidak memenuhi standar emisi dan kebisingan lingkungan;
e. Mengemudikan kendaraan tanpa lampu sorot rendah atau tinggi, atau dengan lampu yang tidak efektif atau tidak memenuhi standar desain;
g. Mengemudikan kendaraan bermotor yang tidak dilengkapi sistem pengereman atau tidak berfungsi dan tidak memenuhi standar teknis;
h. Mengemudikan kendaraan dengan lampu belakang
Dengan demikian, pengendara sepeda motor hanya akan didenda jika tidak memiliki kaca spion kiri, atau jika memilikinya tetapi tidak berfungsi (rusak, buram, retak, dan melanggar peraturan). Hilangnya kaca spion kanan tidak akan dikenakan denda.
Kasus mengendarai sepeda motor dengan satu tangan
Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Lalu Lintas Jalan Raya tahun 2008 dan dokumen panduannya, saat ini tidak ada sanksi untuk mengemudi dengan satu tangan, namun beberapa tindakan khusus lainnya telah ditetapkan dengan denda yang sesuai.
Khusus pada Poin a, Klausul 8, Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 100/2019/ND-CP tentang Sanksi Administratif di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, disebutkan: Denda sebesar VND 6.000.000 (enam juta rupiah) dan VND 8.000.000 (delapan juta rupiah) dikenakan kepada pengemudi yang melakukan salah satu pelanggaran berikut: Melepaskan kedua tangan saat mengemudi; menggunakan kaki untuk mengendalikan kendaraan; duduk miring untuk mengendalikan kendaraan; berbaring di sadel untuk mengendalikan kendaraan; berganti pengemudi saat kendaraan sedang berjalan; berputar balik untuk mengendalikan kendaraan atau menutup mata kendaraan.
Selain itu, berdasarkan ketentuan Poin h, Klausul 4, Pasal 6 Keputusan No. 100/2019/ND-CP, orang dapat dikenakan denda hingga VND 1.000.000 karena menggunakan telepon saat mengemudikan kendaraan di jalan.
Dengan demikian, saat ini undang-undang belum memiliki sanksi terhadap tindakan mengendarai sepeda motor dengan satu tangan.
Naik sepeda motor dalam dua baris
Pasal 30, Pasal 3, dan Pasal 1, Pasal 31 Undang-Undang Lalu Lintas Jalan Raya tahun 2008 secara tegas melarang pengendara sepeda motor dan sepeda untuk berkendara berdampingan. Jika melanggar, pengendara sepeda motor dan sepeda akan dikenakan sanksi sesuai dengan Keputusan 100/2019/ND-CP.
Namun, Peraturan 100/2019/ND-CP hanya menetapkan denda untuk sepeda dan sepeda motor yang berjalan beriringan dengan tiga orang atau lebih. Khususnya: Mengendarai sepeda motor beriringan dengan tiga orang atau lebih: Denda mulai dari 100.000 hingga 200.000 VND. Mengendarai sepeda motor beriringan dengan tiga orang atau lebih: Denda mulai dari 80.000 hingga 100.000 VND.
Peraturan yang berlaku saat ini tidak memiliki sanksi khusus untuk berkendara berduaan. Artinya, berkendara berduaan dengan sepeda dan sepeda motor tidak akan dikenakan pelanggaran lalu lintas. Namun, pengguna jalan harus berhati-hati untuk tidak berkendara berduaan karena dapat menyebabkan kecelakaan dan mengganggu arus kendaraan lain.
Minh Hoa (t/h)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)