
Membahas Rancangan Undang-Undang tentang Hemat dan Anti-Sampah, delegasi Mai Thi Phuong Hoa (Delegasi Ninh Binh ) mengatakan bahwa dibandingkan dengan undang-undang yang berlaku saat ini, rancangan undang-undang tersebut telah menambahkan penjelasan untuk beberapa istilah seperti sampah dan hemat, tetapi penjelasan tersebut masih bersifat umum. Delegasi tersebut menyarankan agar lembaga perancang terus meneliti dan mengklarifikasi konsep-konsep tersebut agar dapat dikuantifikasi, sebagai dasar untuk menentukan perilaku boros.
Terkait publisitas dalam praktik hemat dan penanggulangan pemborosan, para delegasi mengusulkan penambahan peraturan khusus mengenai tanggung jawab pimpinan dalam hal tidak menerapkan, tidak sepenuhnya menerapkan, atau menerapkan publisitas secara formal. Sementara itu, dalam Klausul 1, Pasal 13, para delegasi mengusulkan untuk mengkaji dan menambahkan bentuk-bentuk publisitas lain seperti publisitas pada rapat dan konferensi lembaga dan organisasi, atau pemasangan pengumuman publik di kantor pusat, agar masyarakat dapat mengakses informasi dengan mudah.
Terkait tanggung jawab lembaga negara, para delegasi mengusulkan penambahan ketentuan tentang tanggung jawab Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), karena BPK berperan sangat penting dalam mendeteksi pelanggaran hukum, termasuk pelanggaran prinsip hemat dan anti-sampah. Para delegasi juga mengusulkan peninjauan kembali tanggung jawab lembaga dalam menangani kesimpulan dan rekomendasi BPK terkait sampah untuk menghindari situasi di mana kesimpulan dan rekomendasi tidak ditangani secara menyeluruh.
Terkait penjelasan istilah-istilah dalam rancangan Undang-Undang tersebut, delegasi Mai Van Hai (Delegasi Thanh Hoa ) mengatakan bahwa undang-undang yang baru tersebut menjelaskan praktik hemat dan anti-limbah untuk sektor publik, tetapi tidak untuk sektor swasta dan di kalangan masyarakat, sementara isi undang-undang tersebut menyebutkan banyak konten hemat dan anti-limbah untuk masyarakat, kegiatan produksi dan bisnis... Oleh karena itu, rancangan tersebut perlu menjelaskan lebih jelas tentang hemat dan anti-limbah untuk masyarakat.
Menurut para delegasi, penanganan informasi untuk mendeteksi perilaku pemborosan sangatlah penting, tetapi ketentuan dalam RUU tersebut masih bersifat umum.
"Pimpinan instansi atau organisasi yang menerima informasi terkait sampah bertanggung jawab untuk memeriksa, meninjau, dan menyimpulkan informasi yang berkaitan dengan instansinya. Sedangkan untuk informasi yang tidak terkait langsung dengan instansi atau organisasi tersebut, unit tersebut bertanggung jawab untuk mengklasifikasikan dan memprosesnya untuk ditransfer. Oleh karena itu, pemrosesan informasi yang mendeteksi perilaku boros perlu diklasifikasikan secara spesifik," ujar delegasi Mai Van Hai.

Delegasi Nguyen Thi Mai Thoa (Delegasi Hai Phong) mengusulkan agar ditugaskan kepada instansi yang berwenang, mungkin Pemerintah atau Komite Front Tanah Air, untuk meneliti dan memberikan bimbingan kepada masyarakat dalam mengkonkretkan kegiatan-kegiatan dan perilaku hidup hemat dan melawan pemborosan ke dalam perjanjian dan konvensi desa sehingga menjadi aturan-aturan perilaku yang berlaku umum bagi masyarakat.
Secara khusus, para delegasi mengusulkan agar memperhatikan peraturan tentang memberi contoh, menghormati, memberi penghargaan, dan mengkritik di masyarakat sehingga kita dapat melaksanakan kebijakan dengan sebaik-baiknya, yaitu menjadikan menabung sebagai tujuan dan memerangi pemborosan sebagai tugas seluruh masyarakat.
Mengomentari konsep pemborosan, para delegasi menyarankan agar rancangan undang-undang tersebut memiliki ketentuan yang lebih komprehensif, menggabungkan pemborosan dalam sumber daya manusia, waktu dan biaya sosial lainnya.
"Kami mendigitalkan semua kegiatan manajemen dan operasional dan tidak lagi menggunakan dokumen kertas. Semua konsultasi dan tanda tangan dilakukan secara elektronik, tetapi dalam penyelesaian akhir, kami masih memerlukan seperangkat dokumen kertas. Ini sangat boros dan kurang seragam. Saya menyarankan penelitian lebih lanjut tentang konten ini," ujar delegasi Hai Phong mengutip contoh-contoh praktis.
Menjelaskan dan mengklarifikasi beberapa hal yang menjadi perhatian delegasi, Wakil Menteri Keuangan Le Tan Can juga menyampaikan bahwa lembaga perancang sungguh-sungguh menyerap semua pendapat untuk menyelesaikan rancangan Undang-Undang agar ketat, layak dan berkualitas tinggi.
Sumber: https://hanoimoi.vn/lam-ro-trach-nhiem-nguoi-dung-dau-khong-thuc-hien-cong-khoi-tiet-kiem-chong-lang-phi-717848.html
Komentar (0)