Penyelenggara melelang 5 kostum terindah dalam program "Heritage Steps" untuk menggalang dana bagi masyarakat yang terdampak badai dan banjir. Foto: BTC
Festival Budaya Dunia pertama di Hanoi berlangsung dengan partisipasi banyak sahabat internasional, seniman, organisasi sosial, pelaku bisnis, dan masyarakat Vietnam. Festival ini tidak hanya memiliki makna menghormati budaya dan menghubungkan dunia, tetapi juga menunjukkan semangat berbagi, "saling mencintai", terhadap komunitas yang terdampak bencana alam. Acara ini juga menunjukkan semangat solidaritas internasional dalam mengatasi tantangan global, termasuk perubahan iklim, yang tidak dapat dielakkan oleh negara mana pun.
Dalam acara "Jejak Warisan Budaya" yang berlangsung pada malam tanggal 11 Oktober di Benteng Kekaisaran Thang Long, selain menampilkan koleksi karya desainer ternama, Panitia Penyelenggara juga mengadakan lelang amal dan penggalangan dana untuk membantu masyarakat di daerah terdampak banjir.
Lelang lukisan skala besar. Foto: BTC
Secara khusus, 5 kostum terindah yang dilelang amal adalah karya desainer Van Hang (merek Ao Dai Desilk), Vu Viet Ha, Co Phuc Mi Xiem Y, Anh Thu (merek Ao Dai Ngan An) dan Ha Trinh (Hanuo).
Selain itu, terdapat pula produk-produk lain seperti vas keramik "Ibu dan Anak", lukisan berukuran besar, dan kalung mutiara. Lelang amal artefak dan donasi dari para donatur mencapai 2,5 miliar VND untuk membantu warga terdampak banjir.
Para penyelenggara, desainer, dan donatur berpartisipasi dalam lelang amal. Foto: BTC
Sebelumnya, saat berpidato pada upacara pembukaan Festival Budaya Dunia pertama di Hanoi pada malam 10 Oktober, Perdana Menteri Pham Minh Chinh menyampaikan bahwa kita sedang berjuang menghadapi badai dan banjir. Pada kuartal ketiga tahun 2025, seluruh negeri akan dilanda 8 badai, 4 di antaranya terjadi pada bulan September saja. Saat ini, sebagian masyarakat masih berjuang menghadapi kesulitan akibat bencana alam. Kami ingin menyampaikan belasungkawa dan simpati terdalam kami atas hilangnya nyawa dan harta benda di wilayah yang terdampak bencana alam dan banjir.
Gambar dari program "Jejak Warisan". Foto: Panitia Penyelenggara
Menurut Perdana Menteri , Festival Budaya Dunia di Hanoi 2025 sangat mencerminkan identitas nasional, termasuk budaya berbagi, budaya saling membantu, budaya cinta tanah air—kopatriotisme—serta menyalurkan perasaan dalam berbagai bentuk kepada orang-orang yang menderita akibat perubahan iklim, termasuk badai dan banjir yang baru-baru ini terjadi di beberapa provinsi. Perdana Menteri menyerukan berbagi, kontribusi, dan kerja sama dari seluruh masyarakat di seluruh negeri dan sahabat internasional.
Dengan motto "Budaya adalah fondasi - Seni adalah sarana", Festival Budaya Dunia pertama di Hanoi bukan hanya merupakan acara budaya berskala besar, tetapi juga merupakan kegiatan diplomasi budaya khas Vietnam pada tahun 2025, yang bertujuan untuk menjadi acara tahunan bertaraf internasional.
Beberapa penampilan dalam program "Jejak Warisan". Foto: Panitia Penyelenggara
Festival ini memiliki banyak kegiatan pengalaman, pertunjukan dan interaksi dengan 45 ruang budaya nasional, 34 stan kuliner internasional, 23 kelompok seni dalam dan luar negeri, 12 unit pengenalan buku dan publikasi, dan 22 unit dan organisasi yang berpartisipasi dalam program pemutaran film internasional.
Selain kegiatan untuk menghormati dan mempromosikan budaya Vietnam dan dunia, festival ini juga memiliki banyak kegiatan yang bermakna, menyebarkan semangat berbagi dan beramal kepada orang-orang yang terkena dampak badai dan banjir.
Sumber: https://hanoimoi.vn/le-hoi-van-hoa-the-gioi-tai-ha-noi-dau-gia-quyen-gop-2-5-ty-dong-ung-ho-dong-bao-vung-lu-719341.html
Komentar (0)