"Jika Anda tidak memilih orang terbaik untuk menjadi guru, jangan bicara tentang sifat sosial yang baik."
Dalam rapat Komite Tetap Majelis Nasional pada pagi hari tanggal 9 Juni, Ketua Komite Ekonomi dan Keuangan Phan Van Mai menyampaikan pendapatnya mengenai rancangan Undang-Undang Guru. Ia mengatakan bahwa Politbiro sedang mengarahkan penyusunan dua resolusi tentang pendidikan dan kesehatan. Oleh karena itu, beliau menyarankan agar rancangan undang-undang tersebut diperkuat agar mencerminkan panggilan guru.
Ketua Komite Ekonomi dan Keuangan Phan Van Mai mengusulkan agar gaji guru tidak hanya setinggi-tingginya tetapi juga dua atau tiga kali lipat.
FOTO: GIA HAN
"Jika kita tidak memiliki sudut pandang, kerangka hukum, dan kebijakan nasional untuk memilih orang-orang terbaik untuk menjadi guru dan dokter; jika kita tidak memiliki lingkungan dan kondisi yang mendukung guru dan dokter untuk memenuhi panggilan mereka, maka janganlah kita bicara tentang hakikat masyarakat yang baik," ujar Bapak Mai, dan menyampaikan harapannya agar resolusi Politbiro mendatang mencakup sudut pandang, kebijakan, dan mekanisme bagi guru dan dokter untuk memenuhi panggilan mereka.
Bapak Mai mengusulkan agar gaji guru jangan hanya ditempatkan pada jenjang tertinggi dalam skala gaji administrasi seperti dalam rancangan undang-undang, tetapi harus ada rezim gaji yang dua atau tiga kali lipat untuk menyeleksi orang-orang yang paling berprestasi untuk menjadi guru.
"Siapa saja orang-orang yang menjadi guru setelah lulus SMA? Kondisi apa yang kita ciptakan untuk melatih para guru ini agar mereka dapat mendidik anak-anak kita dan masa depan bangsa?", tambah Bapak Mai.
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Majelis Nasional Tran Quang Phuong mengatakan bahwa gaji hanyalah sebuah aturan dan rancangan undang-undang tersebut menetapkan bahwa gaji guru berada di peringkat tertinggi dalam skala gaji administratif, yang merupakan hal yang "lumayan". Selain gaji, rancangan undang-undang tersebut juga menetapkan berbagai jenis tunjangan bagi guru.
"Sekarang kami menuntut gaji dua atau tiga kali lipat dari jumlah yang terkait dengan anggaran pendidikan," kata Bapak Phuong, seraya menambahkan bahwa rancangan undang-undang ini juga menunjukkan keberpihakan negara dan masyarakat terhadap guru.
Ketua Majelis Nasional Tran Thanh Man mengusulkan peninjauan ulang secara cermat terhadap kebijakan dan rezim yang diusulkan dalam rancangan Undang-Undang Guru.
FOTO: GIA HAN
Wakil Ketua DPR RI mengatakan bahwa rancangan undang-undang tersebut juga menetapkan bahwa pemerintah daerah dan lembaga pendidikan memiliki kebijakan untuk mendukung guru. Artinya, memobilisasi sumber daya lokal, lembaga pendidikan, dan masyarakat untuk mendukung guru.
"Saya juga sependapat dengan pendapat Bapak Mai bahwa kita perlu memikirkan cara untuk memiliki kebijakan bagi guru yang menunjukkan bahwa mengajar adalah profesi yang mulia. Namun, yang terpenting adalah mensosialisasikannya karena sumber daya negara saja tidak dapat memenuhi semua kebutuhan," tambah Bapak Phuong.
"Jika gaji guru naik sedikit saja, anggarannya harus dihitung dengan cermat."
Ketua Majelis Nasional Tran Thanh Man mencatat bahwa Undang-Undang Guru perlu dilaksanakan secara sinkron dengan Resolusi mendatang tentang pendidikan dan pelatihan Politbiro, terutama ketika Politbiro dan Sekretaris Jenderal telah menyarankan tugas-tugas yang perlu difokuskan untuk membangun resolusi tersebut.
Ketua Majelis Nasional juga meminta lembaga perancang untuk meninjau kembali kebijakan dan rezim dalam RUU tersebut sebelum mengesahkannya.
"Sebagai contoh, saya akan membahas kebijakan gaji dan tunjangan yang akan datang, serta sistem kerja dan pensiun bagi guru. Hal-hal ini akan disampaikan secara khusus oleh Kementerian Pendidikan dan Pelatihan dalam peraturan dan surat edaran mendatang," ujar Ketua Majelis Nasional.
Menteri Pendidikan dan Pelatihan Nguyen Kim Son mengatakan bahwa dengan 1,2 juta guru di seluruh negeri, jika gaji mereka naik sedikit saja, anggaran harus dihitung.
FOTO: GIA HAN
Menteri Pendidikan dan Pelatihan Nguyen Kim Son mengatakan bahwa jika gaji guru akan dinaikkan dua atau tiga kali lipat, "perhitungannya harus sangat hati-hati."
"Dengan 1,2 juta guru, jika gajinya naik sedikit saja, anggarannya harus dihitung dengan sangat cermat," kata Bapak Son, seraya menambahkan bahwa rancangan undang-undang tersebut tidak dapat ditentukan secara spesifik karena gaji guru yang tinggi harus, selain diinginkan, memastikan kelayakan anggaran dan memiliki peta jalan.
"Rancangan undang-undang ini menetapkan prinsip sedemikian rupa sehingga dalam proses penghitungan gaji guru, ada dasar untuk melakukannya," tambah Bapak Son.
Dalam laporan penerimaan dan penyesuaian, Ketua Komite Kebudayaan dan Masyarakat Nguyen Dac Vinh mengatakan bahwa guru di lembaga pendidikan publik adalah pegawai negeri sipil, oleh karena itu, gaji guru dilaksanakan sesuai dengan skala gaji karier administratif.
Peraturan yang menetapkan guru berhak atas gaji dan tunjangan tertinggi merupakan pelembagaan kebijakan Partai dalam Kesimpulan No. 91 Politbiro. Hal ini pada dasarnya tidak bertentangan dengan semangat Resolusi 27 tentang reformasi kebijakan gaji dan tunjangan. Rancangan undang-undang ini menugaskan Pemerintah untuk menetapkan klasifikasi gaji guru.
Sumber: https://thanhnien.vn/luong-nha-giao-khong-chi-xep-cao-nhat-ma-phai-gap-doi-gap-3-185250609093803631.htm
Komentar (0)