Arab Saudi Al Naslaa adalah formasi batuan raksasa yang tampak seolah terbelah dua oleh laser. Ini adalah contoh menakjubkan dari kekuatan alam yang bekerja.
Batu Al Naslaa pada tahun 2021. Foto: Wikimedia
Faktanya, para peneliti meyakini bahwa batu Al Naslaa sepenuhnya alami, menurut IFL Science . Batu setinggi 6 meter ini bertumpu pada dua penyangga alami, membuatnya tampak seolah-olah keduanya saling bergantung dalam keseimbangan sempurna. Sulit membayangkan batu Al Naslaa terbentuk secara kebetulan, tetapi sebagian besar teori ilmiah tentang keberadaannya berfokus pada pelapukan.
Terletak di Semenanjung Tayma, Arab Saudi, Batu Al Naslaa adalah salah satu contoh ukiran batu terbaik di dunia . Representasi kuda Arab, ibex, dan manusia muncul di seluruh permukaan megalit. Para peneliti masih belum yakin kapan tepatnya ukiran tersebut dibuat, tetapi Al Naslaa diyakini berusia lebih dari 4.000 tahun.
Ada beberapa teori seputar retakan yang membelah pusat Al Naslaa. Salah satu teori adalah bahwa batuan tersebut berada di garis patahan dan retakan tersebut awalnya terbentuk oleh pergeseran tanah di bawah batuan, membelahnya pada titik terlemahnya. Retakan yang dihasilkan kemudian menjadi semacam "terowongan" bagi angin pasir gurun untuk menyapu permukaan. Ketika partikel pasir beterbangan melalui celah tersebut selama ribuan tahun, mereka mungkin telah mengikis retakan yang tidak rata tersebut, sehingga menghasilkan permukaan yang sangat halus.
Para peneliti belum mengesampingkan kemungkinan bahwa retakan tersebut merupakan fisura, yaitu retakan yang terbentuk secara alami pada batuan, alih-alih disebabkan oleh pergerakan. Jenis retakan ini memisahkan batuan dan bisa sangat lurus, seperti pada kasus Al Naslaa.
Teori lain menyatakan bahwa pelapukan beku-cair menciptakan retakan ketika air purba merembes ke dalam retakan kecil di batu pasir yang kemudian menyatu. Air ini kemudian membeku, menyebabkan retakan semakin parah. Setelah periode dingin berakhir, es di retakan mencair dan mencair, meninggalkan celah lurus sempurna yang membelah batuan.
Mengenai alas tempat batu ini berada, ini cukup umum di daerah gurun, terkadang disebut batu jamur karena bentuknya. Batu ini sering kali merupakan hasil pelapukan, di mana angin bertiup lebih cepat di dekat tanah, sehingga mengikis batuan di sana lebih parah, atau aktivitas glasial, di mana batuan bergeser dan bertumpu di atas batuan lain.
Karena sifat batu pasirnya, batuan Al Naslaa tidak terlalu padat, sehingga rentan terhadap pelapukan dan pengaruh manusia. Kemungkinan besar, sebuah peradaban kuno menciptakan pahatan batu aneh ini sebagai penanda geografis, wilayah yang memiliki makna keagamaan, atau contoh seni primitif.
An Khang (Menurut Ilmu Pengetahuan IFL )
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)