Permintaan global terhadap matcha sedang meroket
Tahun 2024 tercatat sebagai tahun terpanas dalam sejarah Jepang, dan konsekuensi dari fenomena iklim ekstrem ini secara langsung memengaruhi industri teh hijau negara tersebut.

Wilayah Kyoto, yang dikenal sebagai ibu kota matcha dengan hasil produksi sekitar 25% dari total produksi tencha negara ini, telah mengalami kerusakan paling parah.
Masahiro Yoshida, seorang petani teh generasi keenam di Uji, selatan Kyoto, bercerita tentang situasi sulit yang dihadapi keluarganya. Panen tahun ini hanya menghasilkan 1,5 ton tencha, turun 25% dari biasanya yang mencapai 2 ton, angka yang mengkhawatirkan bagi sebuah keluarga dengan tradisi panjang menanam teh.
Sementara pasokan dari Jepang sedang kesulitan, permintaan global untuk matcha ternyata kuat, sebagian besar didorong oleh Generasi Milenial dan Gen Z, konsumen muda yang selalu mencari pilihan minuman sehat dan bergizi.
Kafe-kafe trendi di seluruh dunia dengan cepat memasukkan matcha ke dalam menu mereka, mulai dari matcha latte tradisional hingga smoothie dan hidangan penutup kreatif.
Kehadiran matcha tidak hanya terbatas pada industri minuman tetapi juga menyebar ke industri makanan penutup, berkat keunggulannya yang luar biasa seperti kandungan antioksidan tinggi dan kafein alami.
Demam matcha di media sosial pada musim gugur 2024 semakin memicu lonjakan permintaan. Video minuman dan hidangan penutup matcha banyak dibagikan di platform seperti TikTok dan Instagram, menciptakan gelombang minat baru terhadap minuman tradisional ini.
Krisis pasokan dorong harga Matcha ke rekor tertinggi
Kelangkaan matcha telah menjadi begitu parah sehingga beberapa pedagang grosir terpaksa memberlakukan pembatasan. Yuki Ishii, pendiri Tealife yang berbasis di Singapura, mengungkapkan bahwa permintaan matcha dari pelanggannya telah meningkat sepuluh kali lipat dalam setahun terakhir dan masih terus meningkat.

Ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan telah mendorong harga tencha ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada lelang di Kyoto pada Mei 2025, harga tencha mencapai 8.235 yen per kilogram (sekitar $57), naik 170% dari tahun sebelumnya dan jauh melampaui rekor sebelumnya sebesar 4.862 yen per kilogram (sekitar $34) yang ditetapkan pada tahun 2016.
Meskipun terjadi kekurangan, ekspor teh hijau Jepang, termasuk matcha, diperkirakan akan naik 25% nilainya pada tahun 2024 menjadi 36,4 miliar yen ($252 juta), sebagian besar didorong oleh meningkatnya permintaan teh bubuk seperti matcha dari pasar luar negeri.
Menurut Kementerian Pertanian , Kehutanan, dan Perikanan Jepang, ekspor teh hijau juga meningkat sebesar 16% dalam hal volume, mencerminkan meningkatnya minat internasional terhadap produk teh berkualitas tinggi dari Jepang. Hal ini menciptakan tekanan besar pada pasokan domestik, karena produsen harus menyeimbangkan permintaan ekspor dengan konsumsi domestik.
Menurut data dari Asosiasi Teh Jepang Global, harga ini mencerminkan kekurangan bahan baku berkualitas tinggi yang parah. Kenaikan harga ini tidak hanya memengaruhi pasar domestik tetapi juga berdampak besar pada pasar ekspor, karena matcha Jepang dianggap sebagai standar emas industri teh hijau global.

Para produsen Jepang sedang berupaya meningkatkan produksi matcha, tetapi kekurangan yang ada saat ini sepertinya tidak akan segera teratasi. Menurut pakar Marc Falzon, lahan teh yang baru ditanam membutuhkan waktu setidaknya lima tahun untuk mencapai panen, yang berarti pasokan akan tetap terbatas untuk waktu yang lama.
Krisis matcha tidak hanya memengaruhi Jepang tetapi juga telah menyebar ke seluruh dunia, terutama pasar konsumen utama seperti AS, Eropa, dan negara-negara Asia. Banyak kafe dan restoran terpaksa menaikkan harga minuman dan hidangan penutup yang mengandung matcha, sementara beberapa usaha kecil terpaksa menghapus produk-produk ini dari menu mereka untuk sementara waktu.
Situasi ini juga membuka peluang bagi produsen matcha dari negara lain seperti Tiongkok dan Korea, meskipun kualitasnya masih belum sebanding dengan matcha tradisional dari Jepang. Hal ini dapat menyebabkan perubahan struktur pasar global di masa mendatang.
Sumber: https://baonghean.vn/mot-nguyen-lieu-binh-dan-tu-nhat-ban-bong-tro-nen-quy-nhu-vang-voi-gioi-tre-10301629.html
Komentar (0)