Menurut situs web Departemen Perdagangan AS pada 22 April, bea anti-dumping berkisar antara 6,1% hingga 271,28%, sedangkan bea countervailing dapat mencapai hingga 3.403,96%, tergantung pada perusahaan dan negara.

Secara spesifik, menurut Reuters, tarif baru untuk produk panel surya dari Asia Tenggara (termasuk Malaysia, Kamboja, Thailand, dan Vietnam) bervariasi di antara bisnis dan negara, tetapi semuanya lebih tinggi daripada tarif awal yang ditetapkan akhir tahun lalu.
Total bea anti-dumping dan bea countervailing atas produk Jinko Solar dari Malaysia termasuk yang terendah, yaitu 41,56%, sedangkan produk Trina Solar dari Thailand menghadapi bea masuk yang melebihi 375%.
Produk-produk dari Kamboja akan menghadapi tarif melebihi 3.500% karena para produsen memilih untuk tidak bekerja sama dengan penyelidikan AS.
Agar tarif ini resmi berlaku, Komisi Perdagangan Internasional AS akan melakukan pemungutan suara pada bulan Juni mendatang untuk menilai apakah praktik dumping dan subsidi tersebut menyebabkan kerugian serius bagi industri dalam negeri.
Sebelumnya, produsen energi surya AS memulai penyelidikan, menuduh perusahaan asing melakukan dumping dan menerima subsidi yang tidak adil. Para produsen ini menuduh bahwa perusahaan-perusahaan besar Tiongkok seperti Jinko Solar dan Trina Solar mendirikan pabrik di Asia Tenggara untuk menghindari tarif, kemudian mengekspor peralatan murah ke AS, sehingga merugikan industri dalam negeri.
Sumber: https://baogialai.com.vn/my-ap-thue-den-271-chong-ban-pha-gia-pin-mat-troi-tu-viet-nam-va-3-quoc-gia-khac-post319936.html






Komentar (0)