SGGPO
Departemen Perhubungan AS (USDOT) baru saja mengumumkan denda sebesar 1,1 juta USD untuk British Airways karena gagal segera mengembalikan uang kepada penumpang penerbangan ke dan dari AS yang terkena dampak pandemi Covid-19.
Foto: Reuters |
Kantor berita Reuters mengutip sumber dari USDOT yang menyatakan bahwa sejak Maret 2020, mereka telah menerima lebih dari 1.200 pengaduan yang menuduh British Airways gagal memenuhi kewajiban pengembalian dananya tepat waktu. Departemen tersebut telah mengizinkan British Airways untuk menunda pembayaran denda sebesar $550.000 karena pada tahun 2020 dan 2021, British Airways telah mengembalikan lebih dari $40 juta tiket kepada penumpang yang membeli tiket yang tidak dapat dikembalikan.
Menurut USDOT, keputusan hukuman tersebut dimaksudkan untuk mencegah British Airways dan maskapai penerbangan lain mengulangi ketidakpatuhan terhadap hukum.
USDOT mengutip kegagalan British Airways dalam memelihara saluran telepon layanan pelanggannya, yang menyebabkan banyak orang tidak dapat menghubungi departemen layanan maskapai selama berbulan-bulan.
Namun, British Airways, anak perusahaan International Airlines Group (IAG), membantah tuduhan tersebut. Maskapai ini menekankan bahwa mereka selalu mematuhi hukum dan telah mengizinkan penumpang untuk memesan ulang atau mendapatkan pengembalian uang jika terjadi pembatalan penerbangan. British Airways menjelaskan bahwa pada puncak pandemi, mereka terpaksa membatalkan ribuan penerbangan dan menutup beberapa pusat layanan pelanggan karena pembatasan. Waktu tunggu juga lebih lama.
Pada bulan Mei lalu, USDOT juga mendenda maskapai penerbangan terbesar di Amerika Latin, LATAM Airlines Group, sebesar $1 juta karena alasan serupa setelah menerima lebih dari 750 komentar tentang kegagalan maskapai tersebut untuk segera mengembalikan uang penumpang yang memesan penerbangan ke dan dari Amerika Serikat.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)