
Ruang tenang Kuil Kim Lien di Hanoi. Foto: Duy Khanh/ The Hanoi Times
Hanoi mengambil langkah baru dalam mendekatkan warisan budayanya kepada publik dengan meluncurkan empat rute wisata percontohan yang didukung teknologi digital. Melalui sistem pemetaan interaktif, aplikasi seluler H-Heritage, dan kode QR yang ditempatkan di situs-situs bersejarah utama, inisiatif ini bertujuan untuk membantu penduduk dan pengunjung merasakan warisan budaya ibu kota dengan cara yang lebih menarik dan mudah diakses.
Program bertajuk "Rute Wisata Warisan Budaya di Hanoi" ini resmi diluncurkan pada 3 Desember sebagai bagian dari proyek FEF-R Patrimoine, yang didanai oleh Kementerian Eropa dan Luar Negeri Prancis dan diimplementasikan melalui kerja sama dengan mitra-mitra Vietnam. Dengan memadukan keahlian internasional dengan pengetahuan budaya lokal, proyek ini menegaskan komitmen Hanoi untuk memodernisasi cara penyajian warisan budayanya.
Rute-rute baru ini dirancang untuk memandu wisatawan melalui empat perjalanan yang dikurasi khusus, mencerminkan luasnya tradisi spiritual, sejarah, dan kerajinan Hanoi. Setiap rute memungkinkan pengunjung menjelajahi lanskap budaya kota yang berlapis-lapis dan merasakan situs-situs yang familiar melalui penceritaan yang lebih mendalam dan perangkat interaktif.

Pagoda Tran Quoc adalah pagoda tertua di Hanoi, awalnya dibangun pada tahun 541 pada masa awal Dinasti Ly. Foto: Thanh Hai/The Hanoi Times
Kebutuhan Hanoi akan inisiatif semacam itu semakin jelas. Seiring perkembangan kota, landmark budayanya seringkali kesulitan untuk terlihat di tengah lingkungan modern yang padat. Banyak situs bersejarah masih kurang terlindungi, kurang diinterpretasikan, atau terabaikan oleh pesatnya pembangunan kota. Rute wisata warisan budaya yang baru menyediakan cara untuk menghubungkan kembali fragmen-fragmen budaya ini dan menyajikannya secara ilmiah kepada publik.
Untuk menjembatani kesenjangan ini, program ini menerapkan pendekatan multidisiplin yang memadukan penelitian akademis, partisipasi mahasiswa, dan teknologi digital. Survei lapangan, analisis dokumen, pemetaan arsitektur, dan penelitian arsip dilakukan untuk memastikan setiap situs yang dipilih tersajikan secara jelas dan bermakna. Dari lebih dari 100 lokasi survei, para peneliti memilih 28 monumen representatif dan mengelompokkannya ke dalam empat rute tematik yang berakar pada sistem kepercayaan Vietnam.

Kuil Kim Lien dibangun untuk melindungi pintu masuk utara benteng Thang Long. Tiga kuil lain yang menjaga tiga pintu masuk lainnya adalah Kuil Quan Thanh Bach Ma dan Kuil Voi Phuc. Kuil Kim Lien dibangun pada abad ke-16 hingga ke-17, lebih lambat daripada tiga kuil lainnya. Foto: Duy Khanh/The Hanoi Times
Rute 1: Thang Long Tu Tran – Empat Penjaga Suci
Rute ini mengunjungi empat kuil, termasuk Bach Ma, Voi Phuc, Quan Thanh, dan Kim Lien, yang dulunya menjaga pintu masuk utama Benteng Thang Long kuno. Kini, kuil-kuil tersebut tetap menjadi penanda penting geografi spiritual Hanoi.
Rute 2: Kuil Dewi Ibu
Perjalanan ini menghubungkan delapan kuil dan istana yang didedikasikan untuk Dewi Ibu Lieu Hanh dan dewa-dewi lain dalam sistem kepercayaan Tam Phu, yang diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda. Rute ini menyoroti praktik spiritual Vietnam yang semarak, memadukan ritual, musik, dan tarian.
Rute 3: Rumah Komunal Leluhur Kerajinan
Rute ini menjelajahi rumah-rumah komunal di Kawasan Kota Tua yang menghormati para pendiri kerajinan tradisional. Setiap situs menyimpan kisah para perajin yang keahliannya turut membentuk warisan kerajinan Thang Long yang termasyhur.
Rute 4: Pagoda Hanoi
Rute terakhir memperkenalkan pagoda yang terkait dengan biksu An Thien, seorang patriark yang dihormati dalam agama Buddha Vietnam, menawarkan pengunjung perjalanan yang tenang ke dalam sejarah keagamaan kota tersebut.
Sepanjang proses penelitian, tim dipandu oleh metodologi terpadu, mulai dari memotret situs dan mengumpulkan prasasti, menerjemahkan teks Han-Nom, hingga mendokumentasikan arsitektur melalui video dan peta. Semua materi telah didigitalisasi dan diintegrasikan ke dalam sistem elektronik yang komprehensif.
Hasilnya adalah serangkaian rute warisan yang dapat dijelajahi secara fisik maupun digital. Pengunjung dapat memindai kode QR untuk mengakses informasi sejarah, menelusuri aplikasi H-Heritage untuk peta dan konten multimedia, atau menyelami lebih dalam kisah-kisah budaya melalui arsip daring. Kombinasi pengalaman di lokasi dan interpretasi digital membuat warisan terasa lebih hidup dan intuitif.
Selain melayani wisatawan domestik dan internasional, rute-rute ini juga menawarkan nilai praktis bagi para pendidik. Sekolah dapat mengintegrasikannya ke dalam program ekstrakurikuler, memberikan siswa pengalaman langsung dengan budaya lokal, dan mendorong generasi muda untuk memahami dan menghargai warisan Hanoi melalui pembelajaran interaktif.
Dengan memadukan teknologi ke dalam tradisi, Hanoi tidak hanya melestarikan aset budayanya, tetapi juga menata ulang cara menikmatinya. Rute Wisata Warisan Budaya menandai langkah yang menjanjikan dalam menjadikan kekayaan sejarah ibu kota lebih mudah diakses, menarik, dan bermakna bagi siapa pun yang menjelajahinya.
Oleh Cam Anh
Sumber: http://sodulich.hanoi.gov.vn/new-tourism-routes-use-technology-to-showcase-hanois-cultural-heritage.html






Komentar (0)