Menteri Luar Negeri Rusia Lavrov tiba di Pyongyang, berterima kasih kepada Korea Utara atas "dukungan teguhnya" terhadap perang di Ukraina, dan mengatakan hubungan bilateral telah mencapai tingkat "strategis".
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov tiba di Pyongyang pada 18 Oktober, memulai kunjungan dua hari ke Korea Utara. Media Korea Utara mengatakan kunjungan Lavrov akan menandai "kesempatan penting" untuk lebih memperkuat hubungan bilateral.
Berbicara pada resepsi yang diselenggarakan oleh Korea Utara malam itu, Lavrov mengatakan Rusia "sangat menghargai dukungan Korea Utara yang berprinsip dan teguh" terhadap kegiatan Rusia terkait "operasi militer khusus" di Ukraina. "Rusia juga sepenuhnya mendukung dan menyatakan solidaritasnya dengan aspirasi Korea Utara," ujar Lavrov.
Kunjungan Lavrov diharapkan akan menjadi landasan bagi kunjungan Presiden Vladimir Putin ke Korea Utara di masa mendatang. Dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son-hui hari ini, Lavrov mengatakan bahwa hubungan kedua negara telah mencapai tingkat yang baru.
"Setelah pertemuan puncak bersejarah antara Presiden Putin dan pemimpin Kim Jong-un pada bulan September, kita dapat dengan yakin mengatakan bahwa hubungan Rusia-DPRK telah mencapai tingkat strategis baru yang kualitatif," ujarnya.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov (kiri) dan Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son-hui pada pesta penyambutan di Pyongyang pada 18 Oktober. Foto: AFP
Dalam kunjungannya ke Rusia dan pertemuannya dengan Presiden Putin bulan lalu, pemimpin Kim Jong-un menegaskan bahwa hubungan bilateral dengan Moskow adalah "prioritas utama" Pyongyang. Kim Jong-un juga mengundang Putin untuk mengunjungi Korea Utara, dan Presiden Rusia menerimanya.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan tanggal kunjungan Putin belum ditentukan melalui jalur diplomatik . Menurutnya, kunjungan Menteri Luar Negeri Lavrov dapat memberikan kejelasan mengenai masalah ini.
Hubungan hangat antara Rusia dan Korea Utara semakin erat sejak pecahnya konflik di Ukraina pada Desember 2022. Pyongyang telah berulang kali secara terbuka mendukung Rusia di Perserikatan Bangsa-Bangsa, menekankan bahwa "kebijakan hegemonik dan sewenang-wenang" AS dan sekutu Baratnya adalah penyebab perang. Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menegaskan bahwa memperkuat kerja sama dengan negara tetangga Rusia adalah hal yang "wajar".
Huyen Le (Menurut AFP , Reuters )
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)