
Kendaraan militer Rusia (Foto: Tass).
Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan hari ini, 12 November, bahwa angkatan bersenjata Rusia telah memukul mundur lima serangan Ukraina ke arah Donetsk dalam 24 jam terakhir, menyebabkan banyak korban jiwa di pihak tentara Ukraina.
"Di arah Donetsk, unit-unit kelompok tempur selatan berhasil memukul mundur lima serangan musuh di dekat desa Kurdyumovka dan Klishcheevka di Donetsk dengan dukungan udara dan artileri. Angkatan bersenjata Ukraina kehilangan hingga 250 personel, termasuk yang tewas dan terluka, tiga kendaraan tempur lapis baja, dan tiga truk pikap," kata Kementerian Pertahanan Rusia.
Selain itu, kerugian Ukraina juga termasuk sebuah meriam swagerak Krab buatan Polandia, sebuah meriam M119 buatan AS, tiga meriam D-30, dan satu meriam D-20.
Selain itu, di arah Kupyansk, pasukan Rusia melakukan serangan udara dan artileri untuk memukul mundur dua serangan oleh kelompok penyerang Ukraina dari brigade mekanis ke-54 di dekat desa Zagoruykovka di wilayah Kharkov, menewaskan dan melukai 40 tentara Ukraina.
Tentara Rusia juga berhasil memukul mundur dua serangan Ukraina ke arah Lyman, mengakibatkan 210 tentara Ukraina tewas dan terluka.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, sebuah serangan berhasil dipukul mundur di dekat desa Nikolskoe di Donetsk. Pasukan Ukraina dihujani tembakan artileri di dekat desa Novomikhailovka dan kota Vugledar.
Komandan Angkatan Darat Ukraina Oleksandr Syrskyi mengatakan hari ini bahwa pasukan Rusia telah meningkatkan serangan di dekat kota Bakhmut di provinsi Donetsk karena Moskow mencoba merebut kendali atas posisi-posisi di dekatnya.
Menurut Jenderal Syrskyi, pasukan Ukraina berhasil memukul mundur serangan Rusia di daerah tersebut. Syrskyi mengumumkan bahwa ia telah mengunjungi pasukan yang bertempur di arah Bakhmut dan Lyman, mempertimbangkan opsi untuk "tindakan dan metode lebih lanjut untuk meningkatkan efektivitas penempatan tempur tentara."
Dalam sebuah laporan pada pagi hari tanggal 1 November, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan bahwa pasukan Rusia mencoba merebut kembali posisi di dekat Klishchiivka dan Andriivka di selatan Bakhmut dan di dekat Robotyne di provinsi Zaporizhzhia, tetapi tidak berhasil.

Kota Bakhmut di Ukraina timur (Foto: Departemen Pertahanan AS).
Bakhmut pernah menjadi medan pertempuran paling sengit dan berdarah antara tentara Ukraina dan Rusia. Moskow menguasai Bakhmut pada bulan Mei, sementara Ukraina melancarkan serangan balasan pada bulan Juni untuk merebut kembali Bakhmut serta wilayah lain di Timur dan Selatan.
Di front Avdiivka di Donetsk, Rusia memusatkan pasukannya untuk menguasai kota strategis ini. Avdiivka sebelumnya dikuasai Rusia, tetapi Ukraina merebutnya kembali pada bulan September.
Avdiivka dan Bakhmut memainkan peran kunci dalam rencana Moskow untuk mengambil kendali penuh atas Ukraina timur.
Juru bicara Angkatan Darat Ukraina, Volodymyr Fitio, mengakui pada 12 November bahwa cuaca dapat memengaruhi kampanye darat, menghambat pergerakan peralatan militer.
"Jika hujan mulai turun sekarang, penggunaan angkatan udara dan drone tempur akan berkurang. Oleh karena itu, memindahkan peralatan akan lebih sulit. Namun, artileri akan terus digunakan seperti sebelumnya," kata Bapak Fitio.
Mengganggu jalur pasokan Rusia dan melenyapkan posisi ofensif adalah salah satu tugas terpenting bagi tentara Ukraina, kata Fitio juga.
Jenderal Oleksandr Tarnavskyi, komandan Grup Tavria Ukraina yang bertempur di garis depan selatan, mengkonfirmasi pada 12 November bahwa pasukan Rusia telah meningkatkan serangan udara di selatan, termasuk dengan bom berpemandu udara.
Jenderal Tarnavskyi mengatakan militer Ukraina telah mencatat 30 serangan udara Rusia, 712 serangan artileri, dan 48 bentrokan antara pasukan Ukraina dan Rusia di wilayah tersebut dalam 24 jam terakhir. Hal ini terjadi ketika pasukan Ukraina melanjutkan serangan balasan mereka ke arah Melitopol.
Sementara itu, komandan Grup Tavria mengatakan artileri Ukraina telah menembaki posisi Rusia lebih dari 1.000 kali.
Sumber






Komentar (0)