Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif jika Rusia gagal mencapai kesepakatan untuk mengakhiri konflik di Ukraina, sementara pejabat Moskow mengatakan mereka akan menunggu pemimpin AS untuk 'mendefinisikan' masalah kesepakatan.
Menulis di jejaring sosial Truth Social pada 22 Januari, Trump mengatakan: "Saya tidak ingin menyakiti Rusia. Saya mencintai rakyat Rusia dan selalu memiliki hubungan yang sangat baik dengan Presiden Vladimir Putin. Kami tidak akan pernah melupakan kontribusi Rusia terhadap kemenangan dalam Perang Dunia II." Pemimpin AS tersebut kemudian menekankan tuntutan untuk mengakhiri perang di Ukraina. "Jika tidak ada kesepakatan, saya tidak punya pilihan selain mengenakan tarif dan embargo terhadap barang-barang Rusia yang dijual ke Amerika Serikat, dan akan menerapkannya ke banyak negara peserta lainnya," ujarnya.

Presiden AS Donald Trump melempar pena di Capital One Arena pada tanggal 20 Januari.
Trump tidak merinci negara lain mana yang "terlibat" dalam konflik yang mungkin dikenai sanksi oleh Amerika Serikat. Sebelum Trump menjabat, mantan Presiden Joe Biden telah menjatuhkan sanksi kepada ribuan entitas Rusia di berbagai industri sejak Moskow melancarkan kampanye militernya di Ukraina.
Dmitry Polyanskiy, wakil duta besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengatakan Moskow menunggu untuk melihat apa yang dimaksud Trump dengan "kesepakatan" untuk mengakhiri konflik di Ukraina, dan kemungkinan akan menunggu Amerika Serikat mengambil sikap konkret terkait ketentuan-ketentuan kesepakatan Ukraina. "Ini bukan hanya tentang mengakhiri perang, ini tentang mengatasi akar penyebab krisis Ukraina," kata Polyanskiy kepada Reuters.
Trump memperingatkan sanksi jika Rusia tidak bernegosiasi perdamaian
Selama kampanyenya, Trump berulang kali menyatakan akan mengakhiri konflik Rusia-Ukraina dalam waktu 24 jam. Namun, para penasihat presiden AS yang baru mengakui bahwa mencapai kesepakatan bisa memakan waktu berbulan-bulan.
Sejak konflik Ukraina dimulai, nilai impor AS dari Rusia telah turun menjadi $2,9 miliar dalam 11 bulan pertama tahun 2024, turun dari $29,6 miliar pada tahun 2021. AS juga telah menghentikan impor minyak dari Rusia menyusul sanksi. Impor AS yang signifikan lainnya adalah pupuk pertanian , senilai sekitar $1,4 miliar pada tahun 2023, dan uranium untuk tenaga nuklir senilai lebih dari $1 miliar serta paladium dan rhodium yang digunakan dalam produksi otomotif masing-masing senilai $1 miliar.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/nga-len-tieng-sau-toi-hau-thu-tu-ong-trump-doi-moscow-thoa-thuan-ve-xung-dot-ukraine-185250123104516027.htm
Komentar (0)