Pada tanggal 12 November, Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Sergei Shoigu mengunjungi Beijing untuk menghadiri pertemuan konsultasi mengenai masalah keamanan strategis dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi.
Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Sergei Shoigu (kiri) bertemu dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi di Beijing pada 12 November. |
Kantor berita Sputnik melaporkan bahwa pada konsultasi tersebut, Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi mengatakan bahwa hubungan antara negaranya dan Rusia telah mengatasi tantangan fluktuasi internasional dan mempertahankan momentum pembangunan yang stabil.
Menurutnya, di bawah kepemimpinan para pemimpin kedua negara, Kemitraan Strategis Komprehensif Rusia-Tiongkok "telah mengatasi tantangan perubahan internasional dan mempertahankan perkembangan yang sehat dan stabil."
Menteri Luar Negeri Wang Yi mencatat bahwa tahun ini menandai peringatan 75 tahun terjalinnya hubungan diplomatik antara kedua negara, dengan banyak perjanjian strategis penting antara Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Ia menekankan: "Tiongkok dan Rusia selalu saling mendukung dalam isu-isu yang berkaitan dengan kepentingan inti masing-masing pihak, meningkatkan kepercayaan politik , mendorong kerja sama ekonomi di berbagai bidang, dan membangun model hubungan baru antara negara-negara tetangga utama."
Menegaskan bahwa Beijing bersedia memperkuat koordinasi pada isu-isu strategis, memastikan keamanan bersama dan kepentingan pembangunan, Tn. Wang Yi juga menghargai kontribusi penting Tiongkok dan Rusia dalam mempromosikan solidaritas dan kerja sama antarnegara di Belahan Bumi Selatan.
Sementara itu, Bapak Shoigu mencatat: “Saya melihat tugas yang paling penting adalah melawan kebijakan 'penahanan ganda' terhadap Rusia dan Tiongkok yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan sekutunya.”
Sebelum terpilih sebagai presiden AS dalam pemilihan umum tanggal 5 November, Tn. Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif tinggi pada barang impor dari China dan negara lain.
Sementara itu, pada bulan Mei, Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji untuk membuka "era baru" dalam kemitraan mereka.
Kedua pemimpin juga percaya bahwa tatanan dunia unipolar yang dipimpin AS setelah Perang Dingin secara bertahap runtuh dan hubungan Moskow-Beijing yang kuat berpotensi memengaruhi stabilitas dunia.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/nga-trung-ca-ngoi-moi-tinh-ben-chat-moscow-chi-diem-nhiem-vu-quan-trong-nhat-voi-bac-kinh-my-bi-goi-ten-293484.html
Komentar (0)