Pameran “Recitative” merupakan salah satu kegiatan dalam rangkaian acara 52Hz dari organisasi relawan Palette of Sound (POS) – sebuah klub yang didirikan oleh sekelompok siswa SMA dengan keinginan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan mendorong perkembangan psikologis anak-anak tuna rungu-bisu melalui seni.
Acara ini bertujuan untuk membantu sekelompok tuna rungu bersuara dan mengekspresikan impian mereka secara bebas melalui seni. Selain itu, pameran ini juga menghadirkan sejumlah seniman muda yang ingin melelang lukisan mereka untuk menggalang dana bagi komunitas tuna rungu dan menyebarkan pesan-pesan positif.
Orang-orang mengunjungi tempat pameran.
Dengan tujuan menghubungkan komunitas tuna rungu dengan masyarakat, "Reciting Words" menciptakan kesempatan bagi anak-anak tuna rungu untuk dipahami, bersimpati, dan terintegrasi ke dalam masyarakat, sekaligus menciptakan taman bermain yang ramah dan sehat bagi mereka untuk bebas mengekspresikan kepribadian dan berkembang.
Kepada para wartawan, Pham Gia Linh, Ketua Panitia Penyelenggara, mengatakan: "Saat ini saya sedang belajar di Sekolah Menengah Atas Berbakat Hanoi -Amsterdam dan mulai menekuni seni lukis. Setelah itu, saya berkesempatan bertemu dengan siswa tunarungu dan memahami serta bersimpati dengan aspirasi siswa seusia saya, tetapi belum memiliki kesempatan untuk mengembangkan bakat mereka dengan cara yang optimal. Oleh karena itu, saya ingin menciptakan wadah untuk mempopulerkan pengetahuan dasar tentang disabilitas pendengaran kepada semua orang di sekitar, agar semua orang dapat memahami dan bersimpati, sehingga menghilangkan batas-batas antara kedua komunitas ini. Dengan demikian, pameran ini membantu semua orang memiliki pandangan yang komprehensif dan positif terhadap penyandang tunarungu serta bersimpati dan menerima mereka."
"Karya-karya dalam pameran ini akan dijual oleh Panitia Penyelenggara untuk menggalang dana, membangun taman bermain baru bagi siswa tunarungu, serta memperoleh dana tambahan untuk membeli lebih banyak cat, kuda-kuda lukis, dan mendukung siswa tunarungu dalam kegiatan pengembangan seni mereka," tambah perwakilan Panitia Penyelenggara.
Mengenai arti nama pameran tersebut, Pham Gia Linh berkata: "Saat pertama kali bertemu dengan para tuna rungu, saya harus meminta penerjemah. Kemudian saya mencari informasi daring untuk mempelajari lebih lanjut tentang bahasa tubuh para tuna rungu dan mempelajari huruf timbul agar saya dapat berbicara dan berinteraksi dengan mereka saat kami duduk bersama untuk menggambar. Mengenai namanya, saya rasa Hoi berarti respons, dan Ngon berarti kata-kata, bahasa. Jika digabungkan, nama Hoi Ngon memiliki arti "Menanggapi suara-suara".
Ruang pameran untuk karya-karya di pameran Memoirs: Where deaf children 'draw their dreams'.
Melalui gambar kerang laut, Panitia Penyelenggara juga ingin menyampaikan pesan: Dengarkan dan pelajari suara-suara tak bernama, "mutiara" yang tersembunyi jauh di dalam diri setiap orang, khususnya para tuna rungu, untuk memahami, mencintai, melindungi mereka, dan mengenali keindahan jiwa yang tersembunyi di balik disabilitas fisik. Oleh karena itu, Hoi Ngon juga berharap dapat membuka kerang laut yang penuh emosi untuk menyebarkan cinta kepada komunitas tuna rungu khususnya dan semua orang pada umumnya.
Sebelumnya, para siswa tuna rungu telah mengikuti program workshop 52Hz, di mana mereka dipertukarkan dan dilatih beberapa keterampilan untuk menciptakan produk dan karya dari bahan ramah lingkungan.
Pameran Memoirs: Where deaf children 'draw their dreams' berlangsung selama dua hari dari 17 hingga 18 Oktober 2024 di Hanoi.
[iklan_2]
Sumber: https://www.congluan.vn/trien-lam-hoi-ngon-noi-tre-khiem-thinh-ve-uoc-mo-post317290.html
Komentar (0)