Pada 10 November, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara resmi mengaku bertanggung jawab atas serangan September terhadap Hizbullah, di mana ribuan pager telepon seluler meledak di seluruh Lebanon dan Suriah pada 17-18 September.
| Sisa-sisa pager yang meledak pada 18 September di Lebanon. (Sumber: AFP) |
Menurut Jewsih News , pada 10 November, dalam rapat kabinet mingguan, Netanyahu menyatakan: "Ada pejabat tinggi di aparat pertahanan dan kelas politik yang bertanggung jawab atas mereka yang menentang kampanye menggunakan pager, serta penggulingan (pemimpin Hizbullah Hassan) Nasrallah."
Menurut Perdana Menteri Israel, ketika ia ingin menggulingkan pemimpin Nasrallah dan memasuki Rafah, benteng Hamas di Gaza, di antara tempat-tempat lain, ada orang-orang di kabinet yang menentangnya.
Dia bersikeras bahwa dia "ingin melancarkan kampanye untuk menyerang pager," meskipun ada peringatan dari dalam kabinet bahwa "AS akan menentangnya."
Ini adalah pertama kalinya seorang pejabat Israel secara terbuka mengakui peran Israel dalam serangan tersebut, yang secara signifikan meningkatkan permusuhan lintas batas antara Israel dan Hizbullah yang telah berlangsung sejak Oktober 2023.
Operasi tersebut melibatkan peledakan ribuan pager berisi bahan peledak dan ratusan walkie-talkie milik anggota Hizbullah di seluruh Lebanon dan Suriah. Menurut laporan Lebanon, setidaknya 42 orang tewas dan lebih dari 3.400 orang terluka dalam serangan itu.
Selama berminggu-minggu setelahnya, Israel menolak untuk mengomentari ledakan tersebut atau mengaku bertanggung jawab. Menurut laporan media Israel, setiap perangkat komunikasi Hizbullah yang meledak diledakkan secara individual, dan intelijen Israel mengetahui persis teroris mana yang menjadi sasaran, lokasinya, dan apakah ada teroris lain di dekatnya.
Hanya berselang lebih dari seminggu setelah insiden itu, jet tempur Angkatan Udara Israel menjatuhkan puluhan bom penghancur bunker di markas besar Hizbullah di jantung Beirut, Lebanon, menewaskan pemimpin gerakan tersebut, Nasrallah.
Hezbollah telah menyerang Israel hampir setiap hari sejak 8 Oktober 2023, sehari setelah Hamas melancarkan serangan berdarah yang memicu konflik di Gaza. Hingga saat ini, serangan tersebut telah menewaskan lebih dari 60 orang dan menyebabkan kerusakan yang meluas. Puluhan ribu warga Israel masih mengungsi di dalam negeri akibat kekerasan tersebut.
Sumber: https://baoquocte.vn/nong-thu-tuong-israel-nhan-trach-nhiem-dung-sau-vu-kich-no-hang-nghin-may-nhan-tin-o-lebanon-293333.html






Komentar (0)