Ibu Dinh Sao Mai - seorang dosen wanita di Universitas Hanoi , menarik perhatian banyak orang karena penampilannya yang cantik dan murni.
Guru Dinh Sao Mai (25 tahun, Hanoi) saat ini adalah dosen di Fakultas Bahasa Jepang (Praktik Bahasa) - Universitas Hanoi.
Sebelumnya, gadis kelahiran 1998 ini pernah menimba ilmu di luar negeri dan lulus dari Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Waseda, sebuah universitas yang dikenal banyak melahirkan politisi dan tokoh ternama di Jepang.
Berbagi dengan VietNamNet , guru muda itu mengatakan bahwa alasan dan motivasinya memutuskan untuk mengejar karir di bidang Pedagogi adalah karena tradisi keluarganya di mana ibunya juga seorang dosen universitas.
Sebagai seorang dosen yang masih muda usianya dan berpenampilan awet muda, Ibu Sao Mai bercerita, di awal-awal mengajar hingga sekarang, dirinya kerap disangka mahasiswa oleh masyarakat, bahkan mahasiswa sendiri.
“Kadang-kadang saya masih mendapat pertanyaan: 'Anda kelas berapa?',” guru muda itu tersenyum.
Di laman Facebook pribadinya, dosen perempuan ini juga menarik lebih dari 12.000 pengikut. Kanal YouTube dan TikTok-nya juga masing-masing menarik 42.000 dan 88.000 pengikut.
“Saat saya masih menjadi siswa, saya menjadi anggota Klub Mode Waseda Collection dan Klub Piano. Saya juga berpartisipasi dalam peragaan busana dan bermain piano di acara-acara sekolah.
Selain itu, saya juga terpilih sebagai perwakilan siswa sekolah dalam kegiatan promosi citra di majalah dan internet. Mungkin berkat itu, saya dikenal dan diikuti oleh banyak anak muda di Jepang dan Vietnam melalui media sosial seperti YouTube dan TikTok…”, ujar guru tersebut.
Namun, guru muda itu kadang-kadang menghadapi masalah ketika beberapa orang di jejaring sosial mengungkapkan perasaan mereka, mengejarnya, dan bahkan mengirim pesan-pesan yang mengganggu kepada orang tuanya di Vietnam.
Di era ledakan teknologi informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang, kehidupan sosial berubah setiap hari, sebagai dosen muda, menurut Sao Mai, tekanan terbesar bagi saya adalah untuk selalu memperbarui ilmu, menimba pengalaman agar mampu berdiri kokoh di podium.
Namun, guru muda ini bercerita bahwa ia tidak pernah merasa lelah saat bekerja. Malah, ia selalu memiliki banyak inspirasi dan energi positif, baik saat mempersiapkan materi maupun saat mengajar.
Selain mengajar, guru Sao Mai juga berpartisipasi dalam banyak acara sebagai MC atau penerjemah bahasa Jepang.
Guru muda ini juga aktif berpartisipasi dalam konferensi ilmiah internasional, menghargai peluang kerja sama penelitian melalui undangan dari dosen dan ilmuwan dari banyak universitas di Jepang...
Sebagai guru bahasa Jepang dan berpartisipasi dalam banyak acara di dalam dan luar sekolah, meskipun baru 1 tahun menekuni profesi ini, guru muda ini penuh dengan kenangan.
"Hal yang paling membahagiakan bagi saya adalah menerima kasih sayang dari para siswa. Saya pernah menerima surat tulisan tangan yang sangat menyentuh dari para siswa di kelas yang saya ajar, beserta bunga dan bahkan boneka beruang. Saya selalu menghargai perasaan itu dan mungkin inilah motivasi saya untuk tetap menekuni profesi ini," ungkap Sao Mai.
Saat ini, selain mengajar di Jurusan Bahasa Jepang, guru Sao Mai juga melanjutkan studi untuk mendapatkan gelar master dalam Bahasa Jepang.
Secara pribadi, beliau berharap dapat memperoleh lebih banyak kesempatan untuk bekerja sama dalam penelitian ilmiah dengan mitra dalam dan luar negeri, sehingga dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas pengajaran bahasa Jepang bagi mahasiswa. Beliau juga berharap dan mengapresiasi rencana pengembangan platform pengajaran bahasa Jepang di media sosial untuk melayani masyarakat.
“Bertepatan dengan Hari Guru Vietnam, 20 November, saya ingin mendoakan agar seluruh guru dan rekan-rekan senantiasa diberikan kesehatan, semangat untuk mengabdi pada profesinya, dan menjadi sumber inspirasi positif bagi seluruh generasi siswa,” ujar Ibu Mai.
Vietnamnet.vn






Komentar (0)