
AS mengancam akan menghentikan impor minyak goreng bekas dari China sebagai balasan atas "perang dagang kedelai" - Foto: REUTERS
Berbicara di platform media sosial Truth Social pada 14 Oktober, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan untuk mengakhiri perdagangan dengan China terkait minyak goreng dan bidang lainnya sebagai tindakan balasan.
"AS dapat dengan mudah memproduksi minyak gorengnya sendiri dan tidak perlu membelinya dari mereka (China)," tegas Trump.
Menurut Departemen Pertanian AS (USDA), minyak goreng bekas dari Tiongkok dibeli oleh AS dan didaur ulang menjadi bahan bakar nabati. Minyak goreng bekas telah menjadi barang ekspor utama bagi Beijing, mencapai rekor tertinggi pada tahun 2024, dengan AS menyumbang 43% dari pembelian tersebut.
Namun, perdagangan antara kedua negara tersebut menurun tajam pada akhir tahun 2024 setelah Beijing menghapus potongan pajak ekspor, menjadikan komoditas tersebut sebagai titik fokus perselisihan dalam kebijakan energi terbarukan Washington, menurut Bloomberg.
Pada tahun 2024, pemerintahan mantan Presiden Joe Biden membatasi aliran minyak goreng murah dari luar negeri dengan menghapus insentif pajak untuk bahan bakar nabati yang dibuat dari minyak impor.
Setelah kembali ke Gedung Putih, Presiden Trump melanjutkan pendekatan ini untuk melindungi petani kedelai, yang berpendapat bahwa minyak goreng impor dari China menyebabkan penurunan permintaan kedelai Amerika.
Para petani Amerika saat ini berada di bawah tekanan yang signifikan karena jatuhnya harga pertanian, sementara China terus menghindari pembelian kedelai AS, dan malah mengimpor dari Brasil dan Argentina.
Terlepas dari komitmen pemerintahan Trump terhadap dukungan keuangan, banyak petani mengatakan bahwa mereka menginginkan perjanjian perdagangan yang stabil dengan Beijing daripada paket bantuan sementara.
Langkah mengancam terbaru Presiden Trump ini terjadi hanya beberapa minggu sebelum pertemuan yang direncanakan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping di Korea Selatan, di tengah pertukaran saling balas yang berkelanjutan antara dua ekonomi terbesar di dunia terkait tarif, kontrol logam tanah jarang, dan biaya pelabuhan baru.
Menurut Nikkei Asia , beberapa ahli memperingatkan bahwa ketegangan seputar hal-hal yang tampaknya sepele seperti minyak goreng daur ulang mencerminkan kerapuhan hubungan perdagangan AS-Tiongkok, yang dapat dengan mudah meningkat menjadi konfrontasi besar-besaran.
"Jika ancaman terbesar kita adalah melarang minyak goreng buatan China, Beijing akan melihat itu sebagai tanda kelemahan," kata Rush Doshi dari Universitas Georgetown.
Sumber: https://tuoitre.vn/ong-trump-doa-cam-nhap-dau-an-da-qua-su-dung-cua-trung-quoc-giua-cang-thang-thuong-mai-20251015131034019.htm






Komentar (0)