(CLO) Pemberontak M23 melakukan serangan di wilayah timur Republik Demokratik Kongo, menculik sedikitnya 131 orang dari dua rumah sakit di kota Goma minggu lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengumumkan pada hari Senin.
Pada 3 Maret, juru bicara Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ravina Shamdasani, mengatakan bahwa pemberontak M23 menyerang Rumah Sakit CBCA Ndosho dan Rumah Sakit Heal Africa pada malam 28 Februari. Mereka menculik total 131 orang, termasuk 116 pasien di CBCA Ndosho dan 15 orang di Heal Africa.
Pemberontak M23 di Republik Demokratik Kongo. Foto: X/GI
Para korban penculikan diduga merupakan tentara pemerintah RD Kongo atau anggota milisi pro-pemerintah yang disebut Wazalendo.
“Sangat mengkhawatirkan bahwa M23 menarik pasien dari tempat tidur rumah sakit mereka dalam penggerebekan yang terkoordinasi dengan baik dan menahan mereka di lokasi rahasia tanpa kontak dengan dunia luar,” kata Shamdasani, menyerukan pembebasan segera mereka yang ditahan.
Kelompok pemberontak M23 yang dipimpin Tutsi memasuki kota Goma pada akhir Januari 2025 dan sejak itu terus memperluas kekuasaannya di Kongo timur. Kelompok ini tidak hanya menguasai wilayah-wilayah penting tetapi juga memiliki akses ke sumber daya mineral Kongo yang kaya.
Serangan M23 saat ini, yang dimulai pada akhir Desember 2024, dianggap sebagai salah satu eskalasi paling serius dalam konflik yang telah berlangsung puluhan tahun di kawasan tersebut, yang berakar pada pascagenosida Rwanda tahun 1994 dan perebutan kendali atas sumber daya alam Kongo yang melimpah.
Pemerintah Kongo, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan negara-negara Barat semuanya menuduh Rwanda mendukung kelompok M23. Rwanda membantahnya dan mengatakan mereka membela diri dari milisi Hutu, yang dituduh merencanakan pembantaian suku Tutsi di Kongo dan mengancam keamanan Rwanda.
Menurut pemerintah Kongo, sekitar 7.000 orang telah tewas di wilayah timur negara itu sejak Januari 2025. Lebih dari 500.000 orang kehilangan tempat tinggal setelah 90 kamp pengungsi hancur akibat pertempuran.
Sanksi internasional, investigasi baru oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dan upaya mediasi yang dipimpin Afrika telah gagal menghentikan kemajuan M23, yang sekarang menguasai dua kota terpenting di Kongo timur, Goma dan Bukavu.
Cao Phong (menurut AJ, CNN, Reuters)
[iklan_2]
Sumber: https://www.congluan.vn/phien-quan-m23-bat-coc-it-nhat-131-nguoi-o-benh-vien-chdc-congo-post336979.html
Komentar (0)