Filipina ingin membeli lebih banyak senjata untuk memodernisasi persenjataannya, termasuk rudal BrahMos tambahan dari India dan setidaknya dua kapal selam.
Filipina berada pada fase ketiga program modernisasi militernya, dengan perkiraan dana $35 miliar untuk meningkatkan kekuatan militernya selama dekade berikutnya, Reuters melaporkan pada 12 Februari.
Kapal perusak AS USS Dewey dan kapal angkatan laut Filipina BRP Gregorio del Pilar di Laut Cina Selatan pada 21 Oktober 2023
"Memiliki setidaknya dua kapal selam adalah impian kami. Kami adalah negara kepulauan. Jadi, kami harus memiliki kemampuan seperti ini karena sangat sulit untuk mempertahankan seluruh kepulauan tanpa kapal selam," ujar Kepala Staf Angkatan Bersenjata Filipina, Jenderal Romeo Saturnino Brawner Jr., hari ini saat berpidato di hadapan para pengusaha terkemuka.
Pada tahun 2022, Filipina membeli sistem rudal antikapal BrahMos senilai $375 juta dari India dan telah memesan lebih banyak lagi. "Kami akan mendapatkan lebih banyak (sistem) ini tahun ini dan di tahun-tahun mendatang," ujar Brawner.
Filipina sebelumnya mengatakan pihaknya mengincar rudal jarak menengah dan setidaknya 40 jet tempur untuk meningkatkan pertahanannya.
Tahun ini, Angkatan Laut Filipina berharap menerima setidaknya dua fregat dari Korea Selatan, yang telah meningkatkan hubungannya dengan Filipina menjadi kemitraan strategis.
Tn. Brawner juga mengatakan Manila sedang berupaya membawa Korea Selatan ke dalam Gugus Tugas, sebuah kelompok multilateral yang mencakup Australia, Jepang, Filipina, dan Amerika Serikat.
Filipina memperkuat militernya di tengah ketegangan antara Manila dan Beijing di Laut Cina Selatan. Brawner mengatakan militer Filipina telah melihat peningkatan perilaku Tiongkok yang meresahkan di Laut Cina Selatan, termasuk peningkatan jumlah kapal Tiongkok di Laut Filipina Barat setiap hari. Laut Filipina Barat adalah nama yang digunakan Manila untuk merujuk pada perairan di Laut Cina Selatan yang dianggapnya berada dalam zona ekonomi eksklusifnya.
“Operasi maritim gabungan” dengan AS dan Kanada di “perairan Manila” di Laut Cina Selatan juga sedang berlangsung, kata Brawner, seraya menambahkan bahwa Manila juga ingin melakukan operasi gabungan serupa dengan Prancis, Italia, dan Inggris.
Kedutaan Besar Tiongkok di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pernyataan Brawner, menurut Reuters.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/philippines-muon-mua-2-tau-ngam-he-lo-hoat-dong-chung-voi-my-o-bien-dong-185250212170546871.htm
Komentar (0)