![]() |
| Optimisme kebijakan moneter dorong saham AS naik, Boeing dan grup teknologi jadi fokus |
Di akhir sesi, Dow Jones naik 185,13 poin (+0,39%) ke level 47.474,46; S&P 500 naik 16,74 poin (+0,25%) ke level 6.829,37; dan Nasdaq Composite memimpin dengan kenaikan 137,75 poin (+0,59%), ditutup pada level 23.413,67. Penguatan utama pasar berasal dari pemulihan sektor teknologi, terutama terobosan kuat Boeing, yang menjadi faktor pendorong Dow Jones menguat paling tajam dalam sesi tersebut.
Sorotan paling menonjol adalah saham Boeing (BA), yang naik 10,1%, menyumbang sekitar 117 poin bagi Dow Jones. Kenaikan ini didorong oleh proyeksi optimistis perusahaan bahwa pengiriman pesawat 737 dan 787 tahun depan akan meningkat secara signifikan. Prospek positif ini tidak hanya membantu Boeing memimpin Dow Jones tetapi juga mendorong sektor industri S&P 500 naik 0,9%, menjadikannya sektor dengan kinerja terkuat di antara 11 sektor utama.
Perkembangan ini membuka peluang bagi saham industri siklikal, yang diuntungkan oleh ekspektasi pertumbuhan ekonomi seiring pelonggaran kebijakan Fed.
Saham teknologi terus menjadi pendukung utama. Saham-saham berkapitalisasi besar seperti Apple, Nvidia, dan Microsoft semuanya naik sekitar 1%, sementara Intel melonjak, membantu memperkuat Nasdaq. Kenaikan saham-saham berkapitalisasi besar mencerminkan ekspektasi bahwa suku bunga yang lebih rendah akan mengurangi biaya modal, sehingga mendukung valuasi perusahaan-perusahaan dengan pertumbuhan tinggi.
Sebelumnya, pasar sempat tertekan ketika imbal hasil obligasi pemerintah AS melonjak akibat dampak kenaikan tajam imbal hasil obligasi Jepang, seiring dengan penurunan Bitcoin dan saham terkait. Namun, pada sesi perdagangan 3 Desember, imbal hasil obligasi mereda dan Bitcoin pulih, membantu menstabilkan sentimen pasar.
Menurut CME FedWatch Tool, kemungkinan Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan Desember telah meningkat menjadi 89,2%, dibandingkan dengan 63% sebulan lalu, yang menunjukkan bahwa ekspektasi pasar sangat tinggi.
Namun, para analis mengatakan kehati-hatian tetap diperlukan. Data terbaru menunjukkan ekonomi AS sedang melambat, tetapi inflasi masih berisiko kembali. Rilis Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), ukuran inflasi pilihan The Fed, akhir pekan ini akan memainkan peran kunci dalam menentukan sikap kebijakan.
Selain itu, pasar juga memperhatikan siapa yang akan menggantikan Ketua Fed Jerome Powell ketika masa jabatannya berakhir tahun depan, dengan penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett dipandang sebagai kandidat utama.
Di sisi negatifnya, Procter & Gamble kehilangan 1,1% karena dampak penutupan pemerintah AS, sementara Warner Bros Discovery naik 2,8% setelah menerima tawaran putaran kedua, termasuk satu dari Netflix.
Saham-saham terkait mata uang kripto juga menguat seiring dengan rebound harga Bitcoin. MicroStrategy naik 5,8% sementara Coinbase naik 1,3%.
Total likuiditas pasar mencapai 15,35 miliar saham, lebih rendah dari rata-rata 20 hari sebesar 18,42 miliar, mencerminkan kehati-hatian investor menjelang keputusan kebijakan Fed.
Dari perkembangan sesi 3 Desember, analis mengatakan bahwa investor dapat mempertimbangkan peluang dalam kelompok saham berikut: Saham industri siklikal seperti Boeing, yang mendapat keuntungan besar dari ekspektasi Fed menurunkan suku bunga; Saham teknologi pertumbuhan tinggi, yang mendapat keuntungan langsung dari biaya modal yang lebih rendah; Kelompok defensif seperti barang kebutuhan pokok konsumen atau jasa, apabila pasar beralih ke keadaan mencari keamanan.
Namun, pasar tetap sensitif terhadap sinyal dari The Fed dan data ekonomi penting. Oleh karena itu, strategi untuk mencermati sinyal inflasi dan kebijakan moneter akan memainkan peran kunci bagi investor selama periode ini.
Sumber: https://thoibaonganhang.vn/pho-wall-tang-diem-manh-nho-ky-vong-fed-ha-lai-suat-174559.html







Komentar (0)