Rancangan Undang-Undang Pemilu yang direvisi, terdiri dari 8 pasal, yang dipertahankan oleh Wakil Perdana Menteri dan Menteri Dalam Negeri Sar Kheng, mewakili Pemerintah Kerajaan, telah disahkan oleh Majelis Nasional Kamboja dengan 111 suara setuju. Amandemen ini berfokus pada pengaturan bahwa mereka yang tidak memilih tanpa alasan yang sah tidak akan memiliki hak untuk mencalonkan diri dalam pemilihan umum berikutnya, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Majelis Nasional Kamboja mengesahkan rancangan amandemen undang-undang pemilu menjelang pemilihan umum di bawah kepemimpinan Presiden Heng Samrin.
Draf tersebut menyebutkan amandemen dan suplemen Undang-Undang tentang Pemilihan Umum Majelis Nasional, Senat, Dewan Kelurahan, serta Dewan Ibu Kota, Provinsi, Kotamadya, dan Distrik. Wakil Perdana Menteri dan Menteri Dalam Negeri Sar Kheng, yang mewakili Pemerintah Kerajaan, menegaskan bahwa amandemen tersebut sepenuhnya konsisten dengan Konstitusi dan hukum Kerajaan Kamboja yang berlaku. Draf ini bertujuan untuk meningkatkan tanggung jawab pemilih pada umumnya dan para pemimpin politik pada khususnya dalam berpartisipasi dalam pemilihan umum.
Usulan amandemen undang-undang pemilu diumumkan oleh Perdana Menteri Hun Sen pada 12 Juni. Perdana Menteri menegaskan bahwa mereka yang ingin mencalonkan diri harus memiliki rasa tanggung jawab sebagai warga negara yang baik, dimulai dengan sungguh-sungguh menjalankan hak dan kewajiban untuk memilih. Dengan semangat tersebut, mereka yang tidak memilih tanpa alasan yang sah dan sah akan kehilangan hak untuk mencalonkan diri. Namun, mereka tetap memiliki hak untuk memilih sebagai warga negara.
Para pemilih Kamboja akan pergi ke tempat pemungutan suara pada 23 Juli untuk memilih Majelis Nasional ketujuh yang beranggotakan 125 orang. Pemilihan ini akan diikuti oleh Partai Rakyat Kamboja (CPP) yang berkuasa dan 17 partai politik lain yang memenuhi syarat.
Tuan Anh (VOV-Phnom Penh)
Berguna
Emosi
Kreatif
Unik
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)