Perjalanan yang menentukan ke Vietnam
Travis Carrasquillo tidak pernah berpikir dia akan meninggalkan kampung halamannya untuk pergi ke negara yang jauh seperti Vietnam dan tinggal.
Sebelum datang ke sini, Travis bekerja di Hawaii sebagai analis perilaku, mendampingi anak-anak autis di keluarga militer. Pekerjaan itu sangat menegangkan, dan ia tahu ia tak sanggup lagi melanjutkannya.

Karena kecintaannya pada perjalanan, setelah mengunjungi Filipina, Thailand, dan Vietnam tiga tahun berturut-turut, ia menyadari bahwa ia benar-benar mencintai Asia.
Pada awal 2019, ia menerima pesan dari seorang pensiunan dokter militer yang tinggal di Hanoi . Ia mengatakan bahwa pasangan itu memiliki seorang putra autis dan membutuhkan seseorang untuk mengajar dan merawatnya.
Bagi Travis, waktunya tepat. Ia pikir itu adalah isyarat baginya untuk meninggalkan negara asalnya, Amerika.
"Hawaii tidak pernah benar-benar membuat saya merasa diterima. Biaya hidup di sini sangat tinggi. Meskipun saya menyukai pemandangan di sini, saya tahu saya tidak bisa tinggal di sini dalam jangka panjang," akunya.
Enam bulan kemudian, ia pindah ke Hanoi dan belajar bahasa Vietnam selama lebih dari 1,5 tahun untuk mencapai tingkat komunikasi yang baik. Memiliki seorang pacar yang berprofesi sebagai guru bahasa Vietnam membantunya meningkatkan keterampilan mendengar dan berbicara setiap hari. Selain itu, ia bekerja dengan sebuah keluarga yang memiliki putra autis selama 4 tahun. Ia mengajar putranya sepulang sekolah, membantunya mengembangkan keterampilan komunikasi dan integrasi sosial.
Setelah pekerjaannya selesai, ia memutuskan untuk tinggal di Vietnam dan pindah ke Da Nang , sebuah kota pesisir yang damai di wilayah Tengah. Baginya, Hanoi adalah tempat yang indah, kaya akan sejarah dan budaya, tetapi cukup tercemar.
Dua tahun lalu, ketika ia pindah ke Da Nang, tempat itu masih cukup baru. Karena ia menyukai kota ini dengan pantai-pantainya yang indah dan iklimnya yang nyaman, ia memutuskan untuk mencoba tinggal di sini.

Di mata Travis, Da Nang memiliki keseimbangan sempurna antara kafe-kafe yang bagus, pusat kebugaran yang baik, dan makanan yang lezat. Da Nang memiliki semua yang ia butuhkan, tetapi tidak seramai Hanoi atau Kota Ho Chi Minh. Ia memilih tinggal di pusat kota daripada di dekat pantai karena biaya sewanya lebih murah. Pantai hanya berjarak sekitar 10 menit berkendara.
Menghabiskan hampir 40 juta VND/bulan sudah cukup untuk hidup nyaman.
Travis memperkirakan ia menghabiskan sekitar $1.500 per bulan. Jumlah ini cukup untuk membayar sewa, makan, biaya gym, dan bahkan perjalanan singkat di akhir pekan. Dengan uang sebanyak ini, ia bisa melakukan hampir apa pun yang ia inginkan.
"Banyak orang tahu bahwa biaya di Vietnam murah dan keliru menganggap murah berarti kualitas buruk. Padahal, justru sebaliknya," komentarnya.

Salah satu hal yang paling membuatnya terkesan adalah masakan Vietnam yang segar dan sehat. Selama tinggal di AS, ia jarang makan di luar. Di Vietnam, hal ini sangat berbeda. Baginya, pergi keluar untuk mencari makanan di Vietnam itu mudah. Ia juga mendapati bahwa orang Vietnam ramah, hangat, dan memiliki rasa kebersamaan yang kuat.
Travis mengamati bahwa orang Vietnam menghabiskan banyak waktu dengan duduk-duduk mengobrol, pergi ke kedai kopi, atau berkumpul dengan teman-teman. Rasa kebersamaan itulah yang menurutnya kurang di Amerika.
Ketika ia kembali mengunjungi orang tuanya di pinggiran kota Chicago, tempat ia dibesarkan, pada musim panas, segalanya terasa berbeda. Jalanan sepi, rumah-rumah tertutup, semua orang berkendara dari satu tempat ke tempat lain. Ia menyukai ketenangan, tetapi ia rindu bertemu orang-orang di luar, hidup perlahan dan akrab seperti di Vietnam.
"Tentu saja saya masih merindukan keluarga saya. Kalau bukan karena mereka, saya mungkin tidak ingin kembali ke AS. Saya juga mencintai Vietnam dan punya saran untuk siapa pun yang ingin tinggal di sini. Rasakan sendiri, luangkan waktu untuk menjelajah, dan lihat apakah Vietnam tepat untuk Anda," ujarnya.
Sumber: https://dantri.com.vn/du-lich/roi-que-nha-du-khach-my-chi-40-trieu-dongthang-song-thoai-mai-o-viet-nam-20251028134113599.htm






Komentar (0)