Ayunan kuat menguji Wall Street
Pasar saham AS mengakhiri pekan perdagangan yang bergejolak dengan rebound pada hari Jumat. Setelah sesi pembukaan yang fluktuatif, indeks S&P 500 sempat melonjak hampir 2% sebelum ditutup naik 1%.
Secara khusus, indeks Dow Jones meningkat 1,1% dan Nasdaq meningkat 0,9%, mencerminkan pemulihan daya beli, meskipun pasar masih mencatat pembalikan per jam terkuat sejak aksi jual pada bulan April.

Meskipun pasar masih sensitif terhadap saham teknologi dan sinyal suku bunga, sentimen investor telah sedikit stabil, berkat prediksi bahwa The Fed mungkin akan memangkas suku bunga. Foto ilustrasi.
Fluktuasi ini terus berputar di sekitar dua ketidakpastian utama dalam perekonomian AS saat ini: apakah saham teknologi, terutama Nvidia dan Bitcoin, bergerak terlalu cepat dibandingkan dengan basis laba? Dan apakah Federal Reserve AS (Fed) benar-benar siap untuk melanjutkan siklus pemotongan suku bunga? Ini masih menjadi dua pertanyaan kunci yang mendominasi psikologi investor dan ekspektasi valuasi aset di periode mendatang.
Namun, sentimen pasar sedikit mereda setelah pidato Presiden The Fed New York, John Williams, di Chili. Ia mengatakan bahwa The Fed masih memiliki "ruang untuk menyesuaikan" kebijakan moneter. Sinyal ini langsung membantu pasar membaik, karena investor berpikir bahwa ia mungkin secara implisit mendukung pemangkasan suku bunga lagi pada pertemuan bulan Desember.
Namun, di dalam tubuh The Fed, masih terdapat tanda-tanda peringatan. Beberapa pejabat khawatir bahwa tekanan inflasi belum cukup mereda untuk membenarkan pelonggaran kebijakan.
Amazon juga berfluktuasi tajam sebelum ditutup naik 1,6%. Bitcoin sempat turun di bawah $81.000 sebelum pulih mendekati $85.000. Mata uang digital ini tetap fluktuatif sejak jatuh di bawah $125.000 bulan lalu.
Meskipun terjadi volatilitas pada saham teknologi, 90% saham S&P 500 naik, menunjukkan pasar yang lebih luas dan stabil.
Saham ritel menunjukkan tren positif, dengan Gap dan Ross Stores naik lebih dari 8% berkat pendapatan yang kuat. Saham konstruksi perumahan juga menguat karena ekspektasi suku bunga kredit yang lebih rendah, dengan perusahaan-perusahaan seperti DR Horton, Lennar, dan PulteGroup semuanya naik lebih dari 5%.
Hasil pada obligasi Treasury AS 10-tahun turun menjadi 4,06%, karena pasar menaikkan kemungkinan Fed memangkas suku bunga pada bulan Desember menjadi hampir 72%.
Saham internasional naik
Di kawasan Asia- Pasifik , meskipun terjadi penurunan perdagangan yang signifikan akibat hari libur nasional di Jepang, saham-saham hijau tetap mendominasi. Indeks MSCI di kawasan tersebut (tidak termasuk Jepang) naik 1%, sementara Kospi Korea Selatan naik tipis 0,15% setelah penurunan mingguan yang tajam akibat kekhawatiran mengenai valuasi perusahaan-perusahaan teknologi.
Indeks berjangka Wall Street juga menguat, dengan Nasdaq naik 0,8%, S&P 500 naik 0,55%, dan EUROSTOXX 50 naik 0,7%. Pergerakan ini mencerminkan ekspektasi bahwa The Fed akan terus melonggarkan kebijakan dalam waktu dekat, menyusul sinyal dari Presiden The Fed New York.
Banyak lembaga keuangan besar telah menyesuaikan proyeksi mereka ke arah positif. Goldman Sachs memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga tiga kali pada Desember 2025, Maret, dan Juni 2026, sehingga target suku bunga turun menjadi 3-3,25%. Bank tersebut juga meyakini risiko pada tahun 2026 lebih condong ke kemungkinan penurunan yang lebih dalam, mengingat inflasi inti yang mereda dan pasar tenaga kerja, terutama kelompok pekerja bergelar sarjana, yang melemah lebih cepat dari perkiraan.
Namun, prospek suku bunga AS masih belum jelas. Akibatnya, Biro Statistik Tenaga Kerja AS tiba-tiba membatalkan pengumuman IHK bulan Oktober karena pengumpulan data yang tidak memadai, sehingga para pembuat kebijakan tidak memiliki dasar yang kuat sebelum mengambil keputusan.
Di pasar valuta asing, yen terus melemah 0,1% menjadi 156,63 yen per dolar, berada di sekitar level terendah dalam 10 bulan. Investor masih mencermati kemungkinan intervensi Jepang untuk mendukung mata uangnya di tengah kekhawatiran mengenai kesehatan fiskal dan kebijakan suku bunga ultra-rendah yang berkelanjutan. Meskipun Menteri Keuangan Satsuki Katayama telah meningkatkan peringatan, para analis mengatakan intervensi hanya dapat memperlambat penguatan USD/JPY dan kemungkinan besar tidak akan membalikkan tren tersebut.
Dolar AS juga sedikit melemah karena ekspektasi pelonggaran Fed, dengan euro naik 0,1% menjadi $1,1523 dan pound naik 0,09% menjadi $1,3111 sebelum pengumuman anggaran London.
Sementara itu, harga komoditas sedikit menurun. Minyak Brent naik menjadi 62,64 dolar AS/barel, minyak WTI naik 58,11 dolar AS/barel, dan emas spot turun 0,4% menjadi 4.049 dolar AS/ons.
Secara keseluruhan, meskipun pasar global masih berada di bawah banyak tekanan, mulai dari pandangan yang saling bertentangan di dalam Fed, hingga kekhawatiran tentang valuasi teknologi yang meningkat terlalu cepat, ekspektasi bahwa Fed akan segera terus memangkas suku bunga masih merupakan faktor penting yang membantu menstabilkan sentimen investor.
Sumber: https://congthuong.vn/sac-xanh-tro-lai-tren-pho-wall-nha-dau-tu-ky-vong-fed-giam-lai-suat-431867.html






Komentar (0)