SEA Games 33, tuan rumah Thailand dan impian membangun kembali dominasi

Salah satu elemen yang mendefinisikan identitas SEA Games adalah kekuatan negara tuan rumah. Dalam setiap edisi SEA Games, negara tuan rumah diperbolehkan untuk mengikutsertakan cabang olahraga yang mereka kuasai dan memiliki peluang menang tertinggi, termasuk cabang olahraga tradisional dengan jumlah medali emas yang besar.

Lebih lanjut, negara tuan rumah juga memberlakukan banyak peraturan dan meniadakan atau membatasi cabang olahraga yang dianggap memiliki peluang menang rendah. Misalnya, pada SEA Games ke-33, pesenam hanya diperbolehkan memperebutkan satu medali per nomor perorangan, serta nomor all-around perorangan dan beregu. Demikian pula, dalam cabang bola basket (5x5), pemain harus diakui sebagai pemain domestik sesuai peraturan Federasi Bola Basket Internasional (FIBA). Dalam cabang judo, kelas berat di atas 78 kg, yang sebelumnya tidak diikutsertakan dalam tiga SEA Games terakhir, kali ini diikutsertakan oleh Thailand karena banyaknya atlet tangguh di kategori ini.

Itulah sebabnya negara tuan rumah seringkali berada di posisi teratas, atau setidaknya peringkatnya meningkat secara signifikan dibandingkan edisi sebelumnya. Statistik menunjukkan bahwa dalam 32 SEA Games terakhir, posisi teratas delegasi telah dipegang oleh negara tuan rumah sebanyak 18 kali. Dari 18 kali tersebut, 6 kali dipegang oleh Thailand, negara yang paling sering menjadi tuan rumah dalam sejarah SEA Games (6). Negara-negara di peringkat selanjutnya adalah Indonesia dengan 4 kali dan Myanmar, Vietnam, dan Filipina (keduanya 2 kali).

Tuan rumah Thailand mengincar 241 medali emas di SEA Games 33.

Dua tahun lalu, ketika SEA Games ke-33 digelar di Kamboja, meskipun tuan rumah tidak memimpin seluruh delegasi, peringkat ke-4 juga merupakan kemajuan yang luar biasa. Jika pada edisi sebelumnya, medali emas dapat dihitung dengan jari, pada tahun 2023, mereka meraih 81 medali emas, lebih banyak dari total medali emas yang mereka raih dari tahun 1961 hingga 2021 (78). Pencapaian ini sebagian besar berkat cabang olahraga yang tergabung dalam Grup 3, yaitu olahraga tradisional atau olahraga yang dipilih oleh negara tuan rumah untuk diikutsertakan. Sebanyak 47 dari 81 medali emas Kamboja berasal dari grup olahraga ini, yang mencakup 58%, atau lebih dari setengahnya.

Tak heran jika negara tuan rumah telah mencetak rekor dalam perolehan medali. Vietnam, sebagai tuan rumah SEA Games ke-31, telah menciptakan 205 medali emas.

Hingga saat ini, belum ada negara yang mencapai target 200 medali emas. Bahkan Thailand, yang dalam dua penyelenggaraan terakhirnya, menyapu bersih semua medali emas dan jauh melampaui para pesaingnya, hanya meraih 157 medali emas di SEA Games 1995 dan 183 medali emas di SEA Games 2007.

Akankah Thailand mampu memanfaatkan keunggulan kandangnya kali ini untuk mencetak tonggak sejarah baru? Di SEA Games 2025, Thailand dan negara-negara peserta lainnya akan bertanding dalam 50 cabang olahraga dengan 574 medali emas yang akan diperebutkan. Thailand akan berlaga dengan 1.531 atlet dan menargetkan 241 medali emas, yang mencakup hampir setengah dari total medali emas.

Sementara itu, perkiraan dari Komite Olimpiade Nasional Thailand dan Otoritas Olahraga Thailand (SAT) menunjukkan bahwa mereka bisa memenangkan lebih dari 280 medali emas. Data dari Dewan Pengembangan Olahraga Elit SAT menunjukkan bahwa, dengan hanya memperhitungkan cabang olahraga yang termasuk dalam program Olimpiade dan Asian Games, atlet Thailand memenangkan 52% medali emas di SEA Games ke-32, lebih banyak daripada Vietnam yang hanya meraih 40%.

Dengan meningkatnya proporsi cabang olahraga internasional di SEA Games ke-33, menurut Thestandard, tuan rumah Thailand dapat mengerahkan kekuatan maksimal dan rekor baru akan segera tercipta.

Sumber: https://tienphong.vn/sea-games-33-chu-nha-thai-lan-va-giac-mo-tai-lap-su-thong-tri-post1803043.tpo