1. Pentingnya Strategis Digitalisasi Museum
Digitalisasi museum adalah perjalanan mengubah jiwa artefak, nafas ruang pameran, kedalaman data historis, dan gema kisah budaya ke dalam bahasa digital. Proses ini membawa banyak manfaat strategis yang mendalam:
Pelestarian dan Restorasi Warisan: Digitalisasi menciptakan replika digital yang persis sama, layaknya "DNA digital" warisan yang tak tergantikan. Hal ini memastikan informasi tersimpan dengan aman dan permanen, melampaui batasan fisik. Data ini juga menyediakan dasar ilmiah yang penting bagi pelestarian, penelitian, dan restorasi dokumen asli secara mendalam di masa mendatang.
Memperluas Ruang dan Waktu untuk Akses Global: Batas-batas museum fisik semakin kabur seiring warisan budaya menjadi digital. Publik dapat menjelajahi museum virtual, menjelajahi artefak, dan mempelajari informasi kapan pun dan di mana pun. Ini merupakan kekuatan yang ampuh untuk mempromosikan identitas budaya nasional dan menarik generasi baru pengunjung.
Pengalaman dan Interaksi Multisensori yang Disempurnakan: Museum digital bukan lagi gudang data pasif, melainkan dunia interaktif multidimensi. Teknologi canggih menghadirkan pengalaman yang nyata, mengubah kunjungan menjadi perjalanan penemuan yang memukau. Kemampuan untuk mengintegrasikan elemen visual, pendengaran, dan bahkan penciuman membangkitkan semua indra, menghadirkan kedalaman emosional.
Mendukung Penelitian Ilmiah dan Meningkatkan Pendidikan : Data digital adalah sumber daya yang kaya, transparan, autentik, dan berharga bagi para peneliti dan cendekiawan. Model 3D dan tur virtual adalah alat pendidikan yang efektif dan intuitif, meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap warisan.
Mempromosikan Pembangunan Ekonomi dan Menginspirasi Pariwisata Budaya: Museum digital merupakan katalis yang ampuh untuk menciptakan produk pariwisata baru seperti tur virtual, pameran daring, dan menciptakan pendapatan berkelanjutan dari warisan budaya. Hal ini merupakan bagian penting dalam membangun model pariwisata cerdas dan mengembangkan ekonomi malam berbasis nilai-nilai budaya lokal.

2. Solusi Teknologi Canggih dalam Digitalisasi Museum
Untuk mewujudkan tujuan strategis di atas, museum menerapkan serangkaian solusi teknologi canggih:
Digitalisasi ruang dan artefak merupakan fondasi inti untuk "memprogram ulang" warisan budaya ke dunia digital. Museum menggunakan Tur Virtual VR360 untuk menciptakan tur virtual imersif dari gambar 360 derajat berkualitas tinggi dari ruang pameran. Teknologi ini memungkinkan pengguna untuk menjelajahi dan menjelajahi area serta artefak dari jarak jauh, menyampaikan ruang, sejarah, dan budaya secara jelas dan gamblang. Aplikasi praktisnya mencakup tur virtual untuk Museum Seni Rupa Vietnam, Museum Sejarah Kota Ho Chi Minh, dan Museum Ho Chi Minh. Tur-tur ini seringkali mengintegrasikan multimedia (gambar, video, tautan suara, musik latar) dan tampilan denah lantai untuk mengoptimalkan pengalaman.

Kunjungi museum virtual (Produk gabungan FIS GS dan akaVerse)
Secara paralel, Pemindaian Laser 3D dan Fotogrametri 3D memainkan peran penting dalam pemodelan artefak dan warisan fisik. Teknologi ini menganalisis objek atau lingkungan nyata untuk mengumpulkan data tiga dimensi yang presisi mengenai bentuk, ukuran, warna, dan tekstur permukaan. Pemindaian Laser 3D unggul karena kemampuannya menangkap setiap detail bentuk dan material objek asli, menciptakan model digital dengan akurasi yang sangat tinggi. Fotogrametri 3D fleksibel dalam hal data input (dari berbagai kamera) dan material, memungkinkan pemodelan objek besar yang efisien, tanpa terpengaruh oleh sifat material atau kondisi pencahayaan. Data yang terkumpul digunakan untuk membangun model 3D digital untuk konservasi dan penelitian.

Foto: Pemindaian objek 3D menggunakan Laser
Salah satu bukti efektivitas pendekatan ini adalah Proyek Digitalisasi Museum Binh Phuoc. Dengan tujuan melestarikan artefak sejarah nasional dan meningkatkan pengalaman pengunjung, proyek ini telah mendigitalkan 450 artefak dan seluruh ruang pameran museum. Kombinasi penerapan Pemindaian Laser 3D, Fotogrametri 3D, dan VR360 telah membantu museum mencapai berbagai pencapaian penting: penyimpanan salinan digital artefak secara berkelanjutan, promosi digitalisasi 3D di ruang pameran virtual, dan dukungan pengelolaan koleksi asli yang efektif.

Selain digitalisasi, sistem manajemen dan pemanfaatan data digital merupakan tulang punggung operasional museum di era baru, khususnya Perangkat Lunak Manajemen, Pemanfaatan & Pameran . Solusi ini memungkinkan pengelolaan terpusat model digital 3D dan informasi terkait (asal, usia, deskripsi) sesuai sistem, sehingga mudah dicari dan digunakan. Sistem ini mendukung tampilan 3D interaktif di berbagai platform (situs web, kios, perangkat seluler) dengan kemampuan untuk memutar, memperbesar, memperkecil, melihat detail, dan sekaligus menyediakan kemampuan otorisasi dan pemanfaatan data yang fleksibel.
Akhirnya, teknologi untuk menampilkan dan mempromosikan nilai-nilai warisan membuat perbedaan bagi museum modern. Solusi seperti Pemetaan 3D menggunakan cahaya, suara, dan teknologi proyeksi 3D untuk mengubah permukaan statis di museum menjadi pertunjukan yang hidup. Teknik ini menciptakan kembali kisah-kisah sejarah, legenda, atau menggambarkan tarian dan ritual tradisional, menciptakan ruang pengalaman multi-sensorik. Selain itu, Hologram dan Solusi Layar Transparan (TSS) menciptakan gambar 3D mengambang, menciptakan kembali barang antik atau struktur yang hancur dengan jelas. Mereka membawa terobosan dalam tampilan museum, yang memungkinkan pengunjung untuk menjelajahi dan berinteraksi dari banyak sudut tanpa kontak fisik. Secara khusus, Video Volumetrik memiliki kemampuan untuk merekam objek dalam ruang 3D dengan beberapa kamera secara bersamaan, memungkinkan reproduksi orang, objek, atau pemandangan nyata dengan kedalaman, bentuk, dan gerakan seperti nyata. Teknologi ini cocok untuk melestarikan dan mentransmisikan elemen budaya tak benda seperti tarian atau ritual tradisional dengan kejelasan yang luar biasa.

Presentasi tentang kotak pasir
3. Visi, Tantangan dan Prospek Digitalisasi Museum di Vietnam
Digitalisasi museum di Vietnam menghadapi visi yang menjanjikan, yaitu mendefinisikan ulang peran museum dalam masyarakat modern. Landasan hukum yang kokoh, yang ditunjukkan melalui dokumen-dokumen seperti Resolusi No. 57/NQ-TW Politbiro tentang terobosan dalam sains, teknologi, inovasi, dan transformasi digital nasional, serta Resolusi 71/NQ-CP yang mengamandemen dan melengkapi Program Aksi Pemerintah untuk mengimplementasikan Resolusi 57, telah menciptakan landasan yang kokoh bagi implementasi yang sinkron dan berskala besar. Resolusi-resolusi ini secara khusus menekankan pengembangan budaya digital, pembangunan basis data budaya, warisan budaya digital, serta basis data artefak dan warisan budaya takbenda.
Tujuan membangun basis data nasional warisan budaya dan artefak merupakan langkah strategis yang membantu mengelola dan memaksimalkan nilai kekayaan warisan secara terpusat. Partisipasi mitra teknologi, dengan kapasitas dan pengalaman profesional yang telah terbukti melalui berbagai proyek praktis, merupakan faktor kunci dalam mempercepat proses digitalisasi. Integrasi teknologi baru tidak hanya membantu melestarikan tetapi juga menciptakan pengalaman unik, menarik wisatawan, dan mengembangkan ekonomi kreatif berbasis warisan.
Namun, jalan menuju digitalisasi museum juga memiliki banyak tantangan dan kesulitan potensial yang memerlukan solusi komprehensif:
Infrastruktur dan Teknologi: Banyak museum, terutama museum lokal, menghadapi keterbatasan infrastruktur teknologi. Investasi pada peralatan digitalisasi khusus (pemindai 3D, sistem pencitraan), server, dan bandwidth jaringan yang memadai untuk menyimpan dan mengakses data dalam jumlah besar masih menjadi kendala yang signifikan.
Sumber Daya Manusia yang Terampil: Digitalisasi museum membutuhkan tim ahli multidisiplin yang kuat dalam studi warisan dan konservasi, serta mahir dalam teknologi informasi, grafis 3D, pemrograman, dan manajemen data digital. Melatih, menarik, dan mempertahankan sumber daya manusia berkualitas tinggi merupakan tantangan besar.
Masalah Hukum dan Hak Cipta: Karena warisan didigitalkan dan disebarluaskan secara daring, masalah hak kekayaan intelektual, hak cipta untuk penggunaan data digital, dan peraturan tentang eksploitasi komersial perlu diperjelas dan ditingkatkan.
Mobilisasi Sumber Daya Keuangan: Proyek digitalisasi museum seringkali membutuhkan investasi awal yang besar dalam hal peralatan, teknologi, dan personel. Memastikan ketersediaan sumber daya keuangan yang stabil dari anggaran negara, formulir sosialisasi, dan kerja sama internasional merupakan faktor kunci.
Melestarikan Warisan Takbenda: Digitalisasi bentuk warisan takbenda seperti tari, ritual, dan seni pertunjukan tradisional memerlukan teknologi yang lebih canggih (seperti Video Volumetrik) dan proses perekaman yang lebih canggih untuk menyampaikan esensi warisan, yang tetap menjadi tantangan besar.
Tantangan-tantangan ini membutuhkan strategi yang komprehensif, koordinasi yang erat antar pemangku kepentingan—mulai dari pemerintah, lembaga penelitian, perusahaan teknologi, hingga komunitas museum—untuk membangun peta jalan yang jelas, investasi berkelanjutan, dan pengembangan sumber daya yang tepat. Digitalisasi museum bukan sekadar tentang pelestarian artefak; melainkan sebuah perjalanan untuk melestarikan pengetahuan, semangat, dan identitas suatu bangsa, memastikannya abadi seiring waktu dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Artikel eksklusif oleh Pakar Teknologi IS FPT
Bapak Tran Nguyen Minh Nhut - Kepala Departemen Konsultasi Solusi akaVerse
Menurut https://fpt-is.com/
Source: https://baotanghochiminh.vn/so-hoa-bao-tang-chien-luoc-chuyen-doi-de-nang-tam-gia-tri-di-san-trong-ky-nguyen-so.htm






Komentar (0)