
Dalam diskusi tersebut, Wakil Ketua Komisi Kebudayaan dan Masyarakat Trieu The Hung mengatakan, setelah 8 tahun diberlakukan, Undang-Undang Pers tahun 2016 beserta dokumen pedomannya masih banyak mengandung keterbatasan dan kekurangan sehingga sudah tidak sesuai lagi.
Dalam konteks berbagai perubahan situasi sosial -ekonomi, terutama pesatnya perkembangan internet, jejaring sosial, dan penerapan teknologi informasi dalam kegiatan pers dan komunikasi; proses reorganisasi aparatur negara dan penggabungan unit-unit administratif juga diperlukan. Bersamaan dengan itu, muncul kebutuhan untuk membentuk dan mengembangkan lembaga-lembaga pers yang besar, yang memainkan peran utama dalam mengarahkan informasi...

Perubahan-perubahan tersebut menimbulkan kebutuhan mendesak untuk melakukan pembaharuan terhadap isi dan metode kegiatan pers, organisasi lembaga pers, serta segera melakukan amandemen dan penambahan terhadap Undang-Undang Pers agar sesuai dengan kebutuhan praktis.
Saat ini, Rancangan Undang-Undang Pers (perubahan) sedang dalam proses penyampaian Pemerintah kepada DPR untuk dipertimbangkan, diverifikasi, dan diberi tanggapan, serta diharapkan dapat disetujui pada Sidang DPR ke-10 (Oktober 2025).

Pada seminar tersebut, para delegasi memberikan masukan terhadap sejumlah pokok isi RUU Pers (perubahan), antara lain: model kantor berita dan aktivitas pers di dunia maya.
Para delegasi juga memberikan masukan terkait perizinan penyelenggaraan pers, pengelolaan pers di dunia maya, serta regulasi untuk menjamin kelayakan, efektivitas, dan efisiensi dalam penyelenggaraannya.

Menanggapi masukan tersebut, Bapak Trieu The Hung menegaskan bahwa hal ini menjadi sumber informasi penting bagi lembaga perancang dan Badan Musyawarah Nasional Bidang Kebudayaan dan Masyarakat untuk terus meneliti dan menyempurnakan rancangan undang-undang.

Sumber: https://www.sggp.org.vn/som-sua-doi-bo-sung-luat-bao-chi-de-dap-ung-thuc-tien-post812610.html






Komentar (0)