Berikut adalah beberapa hal yang dapat disimpulkan dari pemilihan presiden AS antara kandidat Demokrat Kamala Harris dan kandidat Republik Donald Trump.
Perbedaan asal pemilih yang melaksanakan pemilu
Tim kampanye Donald Trump telah berupaya keras untuk membujuk pemilih kulit hitam dan Latin agar meninggalkan Partai Demokrat. Ada beberapa tanda awal bahwa upaya tersebut membuahkan hasil.
| Rakyat Amerika sangat tertarik dengan hasil pemilihan presiden AS. Foto: Reuters |
Hal ini paling menonjol di Carolina Utara, di mana Donald Trump meningkatkan perolehan suara warga kulit hitamnya dari 5% pada tahun 2020 menjadi 12%, menurut jajak pendapat tersebut. Ia mendapatkan dukungan dari 20% pemilih pria kulit hitam.
Namun masalah potensial bagi Trump di negara bagian tersebut adalah dukungannya di antara pemilih kulit putih 5 poin persentase lebih rendah daripada jajak pendapat empat tahun lalu.
Di Pennsylvania, dukungan Trump di kalangan pemilih kulit putih telah turun 3 poin persentase sejak empat tahun lalu. Menurut jajak pendapat nasional oleh Edison Research, dukungan Trump di kalangan pemilih Latin telah meningkat 18 poin persentase sejak empat tahun lalu, sebuah angka yang luar biasa dalam pemilu.
Secara keseluruhan, pemilih kulit putih berada di jalur yang tepat untuk mencapai proporsi pemilih yang lebih besar dibandingkan empat tahun lalu. Menurut hasil awal jajak pendapat yang dilakukan oleh Edison Research, 71% pemilih di seluruh negeri berkulit putih, naik 4% dari pemilu sebelumnya.
Perbedaan gender di AS tercermin dalam pemilu
Kampanye kandidat Demokrat Kamala Harris mengeksploitasi kesenjangan gender yang besar di antara para pemilih, berharap lebih banyak wanita akan memilih wakil presiden pada isu-isu seperti hak aborsi.
Namun sejauh ini, Trump tampaknya masih mendapatkan dukungan dari setidaknya pemilih perempuan kulit putih, menurut jajak pendapat. Sementara itu, perempuan kulit hitam sangat mendukung Harris.
Di Pennsylvania, Trump mempertahankan tingkat dukungan yang hampir sama di antara pemilih perempuan kulit putih seperti yang dinikmatinya pada tahun 2020. Hal yang sama berlaku di Georgia.
Di sisi lain, di North Carolina, jumlah wanita kulit putih yang memilih Donald Trump telah turun 8% dibandingkan dengan 4 tahun lalu.
Sebaliknya, kampanye Trump memberikan perhatian khusus untuk menarik pemilih pria, terutama pria muda, melalui media sosial, olahraga , podcast, dan permainan daring.
Jajak pendapat tersebut juga menunjukkan Trump sedikit di depan Harris di kalangan pria berusia 18 hingga 44 tahun dan mengungguli pria berusia 45 tahun ke atas.
[iklan_2]
Sumber: https://congthuong.vn/su-khac-biet-van-hoa-my-tu-cuoc-bau-cu-tong-thong-357103.html






Komentar (0)