Belanda menandatangani perjanjian keamanan dengan Ukraina, Perdana Menteri Scholz memutuskan untuk tidak membiarkan tentara Jerman berpartisipasi dalam konflik di Ukraina, Kiev menyetujui rencana kerja sama dengan NATO pada tahun 2024... adalah berita terkini tentang situasi di Ukraina.
London meminta Berlin untuk memasok rudal Taurus ke Ukraina. (Sumber: YouTube) |
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada tanggal 1 Maret bahwa negaranya dan Belanda telah menandatangani perjanjian keamanan, yang membuka jalan bagi Amsterdam untuk memberikan Kiev bantuan militer hingga 2 miliar euro tahun ini.
"Hari ini, Perdana Menteri Mark Rutte dan saya menandatangani perjanjian keamanan bilateral. Dokumen ini memungkinkan pemberian bantuan militer sebesar 2 miliar euro dari Belanda, serta peningkatan bantuan militer untuk 10 tahun ke depan," ujar Presiden Zelensky dalam sebuah pernyataan di media sosial.
Informasi tersebut dirilis setelah pertemuan antara pemimpin Ukraina dan Belanda di Kharkov.
Kiev menghadapi tekanan yang meningkat di garis depan dalam beberapa bulan terakhir, yang memaksanya mendesak sekutu Baratnya untuk mengirimkan lebih banyak bantuan.
Bulan lalu, Ukraina memperingatkan bahwa mereka hanya menerima sekitar 30% amunisi yang telah dijanjikan oleh Uni Eropa dan kesulitan untuk bertahan dalam pertempuran, yang telah memaksa tentara Ukraina untuk mundur dari kota Avdeevka.
* Pada hari yang sama, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengumumkan bahwa ia tidak akan menerima keputusan apa pun untuk melibatkan tentara Jerman dalam konflik di Ukraina.
Hal ini dipandang sebagai respons terhadap kritik Inggris terhadap keengganan pemimpin Jerman untuk memasok rudal jelajah jarak jauh Taurus ke Ukraina.
London sebelumnya secara pribadi meminta Berlin untuk memasok rudal Taurus dan menyatakan ketidaksenangan atas komentar Kanselir Scholz tentang aktivitas Inggris di Ukraina, Politico melaporkan.
"Saya tidak akan mendukung keputusan apa pun yang akan menyebabkan militer Jerman terlibat dalam operasi militer terkait konflik Rusia-Kreine," ujar Politico mengutip pernyataan Scholz di Konferensi Keamanan Munich.
* Sebelumnya, pada hari yang sama, 1 Maret, Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov menandatangani program kerja sama antara Kiev dan Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) untuk tahun 2024, yang mencakup rencana untuk melanjutkan restrukturisasi angkatan bersenjata Ukraina sesuai dengan standar NATO, serta memperkuat kerja sama antara Kiev dan aliansi militer ini.
Program tersebut mencakup penerapan 50 langkah untuk mencapai 17 tujuan seperti menyelesaikan transformasi sistem komando dan manajemen menurut standar NATO; mendirikan pusat analisis, pelatihan, dan pendidikan bersama antara Ukraina dan NATO; mengembangkan dokumen nasional di sektor pertahanan menurut standar NATO; memperkenalkan perubahan pada undang-undang Ukraina untuk memperkuat kontrol sipil atas militer.
Pada bulan September 2022, Ukraina mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO berdasarkan prioritas dan diberi jaminan pada KTT NATO di Vilnius (Lithuania) pada bulan Juli 2023 bahwa Kiev akan diterima jika memenuhi persyaratan yang diperlukan.
Namun, saat ini belum ada jadwal untuk aksesi Ukraina. Sementara itu, NATO telah berulang kali menekankan bahwa tujuan keanggotaan Ukraina mustahil tercapai selama negara tersebut masih berada dalam konflik bersenjata.
Sebelumnya, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa Ukraina sedang berupaya menekan negara-negara anggota NATO untuk bergabung. Ia memperingatkan bahwa potensi keanggotaan Ukraina akan berdampak sangat negatif bagi keamanan Eropa dan akan memicu reaksi keras dari Rusia.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)