Perdana Menteri Pham Minh Chinh dan para pemimpin negara-negara ASEAN serta Timor-Leste menandatangani Deklarasi Kuala Lumpur “ASEAN 2045: Masa Depan Kita Bersama”. Foto: Duong Giang-VNA
Menurut seorang koresponden VNA di Kuala Lumpur, para pemimpin ASEAN telah menegaskan kembali komitmen teguh mereka untuk menjaga perdamaian , stabilitas, dan kebebasan navigasi dan penerbangan di Laut Timur, di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang ketegangan maritim di kawasan tersebut.
Dalam Pernyataan Ketua yang dikeluarkan pada tanggal 28 Mei setelah berakhirnya KTT ASEAN ke-46 dengan tema “Inklusif dan Berkelanjutan,” para pemimpin menegaskan kembali perlunya mempertahankan tatanan regional berbasis aturan dan meminta semua pihak untuk melakukan pengendalian diri semaksimal mungkin dan menghindari kegiatan apa pun yang dapat meningkatkan perselisihan atau mengancam perdamaian dan stabilitas di perairan yang disengketakan.
"Kami menegaskan kembali pentingnya menjaga dan memajukan perdamaian, keamanan, stabilitas, keselamatan, serta kebebasan navigasi dan penerbangan di Laut Cina Selatan," demikian pernyataan tersebut, seraya menekankan pentingnya meningkatkan rasa saling percaya dan keyakinan di antara pihak-pihak terkait.
Para pemimpin ASEAN menghimbau semua pihak untuk menghindari tindakan provokatif yang dapat semakin memperumit situasi dan sebagai gantinya menempuh cara-cara damai untuk menyelesaikan perselisihan, sepenuhnya menghormati proses hukum dan diplomatik , serta sesuai dengan hukum yang diakui secara internasional, termasuk Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) tahun 1982.
"Kami menegaskan kembali perlunya meningkatkan rasa saling percaya dan keyakinan, serta menahan diri dalam melakukan aktivitas yang dapat memperumit atau meningkatkan eskalasi perselisihan dan memengaruhi perdamaian dan stabilitas," demikian bunyi pernyataan tersebut.
Kelompok regional tersebut juga menekankan perlunya menghindari ancaman atau penggunaan kekuatan dan menjaga integritas hukum internasional sebagai kerangka panduan dalam semua upaya untuk mengelola ketegangan dan perselisihan di wilayah maritim.
Selain itu, para pemimpin ASEAN menekankan pentingnya penerapan penuh Deklarasi tentang Perilaku Para Pihak di Laut Cina Selatan (DOC) tahun 2002, yang berfungsi sebagai komitmen politik untuk menghindari tindakan yang menegangkan dan menyelesaikan perselisihan melalui dialog.
ASEAN menyambut baik kemajuan yang dicapai dalam negosiasi yang sedang berlangsung menuju Kode Etik (COC) yang telah lama ditunggu-tunggu di Laut Cina Selatan.
"Kami menyambut baik kemajuan dalam negosiasi COC yang sedang berlangsung," ujar para pemimpin ASEAN, seraya menambahkan bahwa blok tersebut tetap berkomitmen untuk segera mencapai COC yang efektif dan substantif sesuai dengan hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982.
ASEAN menyambut baik langkah-langkah praktis untuk mengurangi ketegangan di laut dan meminimalkan risiko kecelakaan, kesalahpahaman, dan salah perhitungan. Para pemimpin menegaskan kembali pentingnya penerapan langkah-langkah membangun kepercayaan dan pencegahan guna mendorong kepercayaan dan transparansi yang lebih besar di antara pihak-pihak yang terlibat di Laut Cina Selatan.
Pernyataan tersebut diakhiri dengan penegasan kembali posisi ASEAN yang telah lama berlaku mengenai perlunya menegakkan dan menghormati hukum internasional, khususnya UNCLOS 1982, sebagai kerangka hukum umum yang mengatur lautan dan perilaku maritim dunia.
Pernyataan Ketua memiliki 139 item, pernyataan ASEAN tentang masalah Laut Timur termasuk dalam isi Masalah Regional dan Internasional.
(TTXVN/Vietnam+)
Sumber: https://www.vietnamplus.vn/tai-khang-dinh-cam-ket-duy-tri-hoa-binh-va-tu-do-hang-hai-o-bien-dong-post1041160.vnp
Komentar (0)