Menggertakkan gigi sesekali saat tidur tidak berbahaya, tetapi menggertakkan gigi yang berlebihan dan berkepanjangan dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan.
Menggertakkan gigi saat tidur dapat merusak gigi - Ilustrasi: REUTERS
Menggertakkan gigi dapat diklasifikasikan sebagai diurnal atau nokturnal, tergantung apakah terjadi saat terjaga atau tidur. Menggertakkan gigi diurnal dianggap sebagai kondisi yang berbeda dari menggeretakkan gigi nokturnal, dan sering dikaitkan dengan stres.
Meskipun kebiasaan menggertakkan gigi di malam hari dapat disebabkan oleh berbagai faktor, sulit untuk menentukan penyebabnya atau merekomendasikan pengobatan untuk setiap individu. Namun, jelas bahwa perilaku ini lebih umum terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa, dengan beberapa perkiraan menunjukkan bahwa hingga setengah dari anak-anak mungkin menggertakkan gigi saat tidur sebelum mencapai masa remaja.
Apakah menggertakkan gigi saat tidur berbahaya?
IFLScience melaporkan bahwa hanya ada sedikit penelitian tentang penyebab gigi bergemeretak pada orang dewasa. Menurut sebuah studi, penyebabnya adalah gigitan yang tidak sejajar yang memengaruhi fungsi otot rahang.
Penyebab lainnya meliputi stres dan kecemasan, mengonsumsi antidepresan, obat-obatan yang mengandung kokain atau ekstasi, serta terlalu banyak minum kopi atau alkohol. Gangguan tidur lainnya seperti sleep apnea juga dikaitkan dengan kebiasaan menggeretakkan gigi.
Kebanyakan orang yang menggertakkan gigi saat tidur tidak mengalami konsekuensi negatif apa pun, meskipun menggertakkan gigi secara berlebihan dapat menyebabkan nyeri dan disfungsi otot rahang, suatu kondisi yang dikenal sebagai gangguan sendi temporomandibular.
Risiko besar lainnya melibatkan gigi, yang dapat patah, terkelupas atau aus jika menggertakkan gigi terlalu keras atau terlalu sering.
Beberapa pasien melaporkan nyeri di leher dan wajah. Sakit kepala dan insomnia juga dikaitkan dengan bruksisme nokturnal.
Bagaimana cara memperbaikinya?
Sayangnya, tidak ada obat untuk bruxism. Namun, ada beberapa hal yang dapat membantu. Ini termasuk latihan relaksasi dan pengurangan stres, serta perubahan gaya hidup lainnya yang berkaitan dengan pola makan dan pengobatan.
Jika kebiasaan menggertakkan gigi berkaitan dengan sleep apnea, alat bantu pernapasan mungkin diperlukan untuk membantu meringankan kedua kondisi tersebut secara bersamaan.
Kebiasaan tidur sehat lainnya seperti tidur tepat waktu dan memastikan kamar tidur gelap dan tenang juga dapat membantu mencegah gigi bergemeretak.
Dalam kasus yang parah, dokter gigi Anda mungkin menyarankan pelindung mulut untuk mencegah kerusakan gigi di malam hari.
[iklan_2]
Sumber: https://tuoitre.vn/tai-sao-nhieu-nguoi-nghien-rang-khi-ngu-tranh-duoc-khong-20241119125729492.htm
Komentar (0)