Pihak berwenang memeriksa aktivitas bisnis toko-toko di platform e-commerce. Foto: KH
Perketat manajemen dan tangani pelanggaran secara tegas
Saat ini, perdagangan barang terlarang, barang palsu, barang yang melanggar hak kekayaan intelektual, barang yang tidak diketahui asal usulnya, dan kualitas buruk... berlangsung secara terbuka di berbagai platform e-commerce dan media sosial seperti Facebook, TikTok, dan Zalo. Hal ini tidak hanya berdampak negatif pada lingkungan bisnis tetapi juga memiliki banyak potensi konsekuensi bagi konsumen.
Ibu Pham Thi Nhu Hong, warga Kecamatan Hai Chau, mengatakan: "Sangat sulit bagi konsumen untuk membedakan barang asli dan palsu. Tanpa pengawasan dan koordinasi yang ketat dari platform e-commerce, penanganan pelanggaran hampir mustahil."
Menurut Bapak Pham Ngoc Son, Kepala Departemen Manajemen Pasar Kota Da Nang (Dinas Perindustrian dan Perdagangan), baru-baru ini, unit tersebut telah menemukan banyak kasus penyalahgunaan dunia maya untuk memperdagangkan barang-barang berkualitas rendah. Para pelaku seringkali menggunakan trik untuk mengakali hukum, terus-menerus mengubah informasi, dan tetap anonim untuk menghindari pemeriksaan dan penanganan.
Menghadapi situasi ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota telah menerapkan berbagai langkah untuk mengendalikan dan menangani pelanggaran. "Kami telah membentuk satuan tugas khusus e-commerce, yang bertugas memantau aktivitas bisnis daring secara ketat. Di saat yang sama, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota juga berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota, Kepolisian Daerah, dan platform e-commerce untuk segera mendeteksi, memverifikasi, dan menangani pelanggaran," ujar Bapak Son.
Menurut Bapak Son, pekerjaan inspeksi dilakukan dengan berbagai cara: mulai dari pemantauan, pengumpulan bukti daring, hingga inspeksi mendadak di gudang dan titik pengambilan. Penerapan teknologi informasi dan penerimaan umpan balik dari masyarakat juga membantu meningkatkan efisiensi penanganan.
Sejak awal tahun 2025, Dinas Pengelolaan Pasar Kota Da Nang telah memeriksa dan menangani hampir 120 pelanggaran terkait aktivitas bisnis di platform digital. Pelanggaran utama meliputi: perdagangan barang palsu, barang selundupan, tidak mencantumkan harga, tidak mendaftarkan usaha, dll., dengan total denda administratif hampir 1,5 miliar VND. Banyak kiriman yang melanggar telah disita dan dimusnahkan, dan pelanggar telah dipaksa untuk menghapus konten ilegal daring.
Pengendalian pasar digital yang terkoordinasi
Meskipun telah mencapai beberapa kemajuan, pemeriksaan dan penanganan pelanggaran dalam e-commerce masih menghadapi banyak kendala. Menurut Dinas Pengelolaan Pasar Kota, tantangan terbesar saat ini adalah anonimitas dan penyebaran aktivitas bisnis daring yang begitu cepat. Banyak pelaku usaha tidak memiliki lokasi spesifik, hanya bertransaksi melalui media sosial dengan informasi palsu, sehingga sulit dilacak asal-usulnya.
Pihak pengelola pasar melakukan inspeksi dan bekerja sama dengan pelaku usaha yang terkait dengan aktivitas e-commerce. Foto: KH
Selain itu, barang seringkali beredar melalui banyak jalur perantara, sehingga proses inspeksi dan verifikasi menjadi lebih rumit. Selain itu, meskipun koridor hukum telah dibangun, koridor tersebut masih perlu ditingkatkan untuk mengimbangi pesatnya perkembangan e-commerce.
Untuk menciptakan kekuatan terpadu dalam mengendalikan pasar digital, koordinasi antar instansi fungsional, serta kerja sama dari platform e-commerce dan jejaring sosial, perlu terus ditingkatkan. Ke depannya, Dinas Pengelolaan Pasar Kota akan berfokus pada tiga hal: mendorong penerapan teknologi informasi dalam pengelolaan, pengawasan, dan penanganan pelanggaran; memperkuat koordinasi lintas sektor, baik di dalam maupun di luar kota; dan menindak tegas pelanggaran, terutama pelanggaran yang berulang.
Selain itu, upaya propaganda dan peningkatan kesadaran bagi konsumen dan pelaku bisnis daring juga akan difokuskan untuk membangun lingkungan bisnis yang transparan dan bertanggung jawab. Mencegah penipuan komersial di dunia maya tidak hanya membutuhkan tekad dari pihak pengelola pasar, tetapi juga pendampingan dari lembaga fungsional, penyedia platform, dan konsumen itu sendiri. Ketika masing-masing pihak meningkatkan kesadaran dan berkoordinasi secara erat, pasar daring akan benar-benar menjadi kanal belanja yang aman, sehat, dan berkelanjutan.
Sumber: https://baodanang.vn/tang-cuong-kiem-soat-gian-lan-thuong-mai-dien-tu-3303502.html






Komentar (0)