Kementerian Konstruksi sedang menyusun keputusan untuk menggantikan Keputusan 16/2022/ND-CP, yang mengatur sanksi administratif atas pelanggaran konstruksi dengan meningkatkan denda maksimum untuk beberapa pelanggaran.
Denda hingga 1 miliar VND jika investor "berbohong" tentang proyek
Keputusan No. 16/2022/ND-CP (selanjutnya disebut Keputusan 16) yang mengatur sanksi administratif atas pelanggaran konstruksi diterbitkan pada tanggal 28 Januari 2022.
Kementerian Konstruksi menilai bahwa akhir-akhir ini, beberapa investor, demi keuntungan ekonomi , telah dengan sengaja melanggar peraturan seperti tidak sepenuhnya mengungkapkan informasi saat memperdagangkan properti; memasukkan properti ke dalam bisnis tetapi tidak memastikan kondisi sesuai peraturan; menarik uang muka dari pembeli rumah yang jumlahnya sangat besar dari nilai kontrak penjualan... yang menyebabkan dampak besar pada hak-hak masyarakat.
Oleh karena itu, Kementerian Konstruksi telah memfokuskan dan mencatat dalam penyusunan Peraturan Menteri yang menggantikan Peraturan Menteri Nomor 16 tentang Peningkatan Denda Maksimum 1 Miliar VND untuk beberapa pelanggaran. Selain itu, terdapat bentuk sanksi tambahan, yaitu penerapan langkah-langkah perbaikan untuk memberikan efek jera dan membatasi konsekuensi pelanggaran administratif.
Di antaranya, denda tertinggi sebesar 800 juta VND hingga 1 miliar VND dikenakan terhadap 4 pelanggaran terkait investor yang tidak membuka informasi publik mengenai hipotek rumah, pekerjaan konstruksi, luas lantai yang sedang dikerjakan, hak guna tanah, proyek real estat yang sedang berjalan.....
Perbuatan tidak menyampaikan, tidak menyampaikan secara lengkap, atau tidak menyampaikan dengan benar isi proyek real estat dan proyek investasi pembangunan perumahan sebagaimana diamanatkan, dikenakan sanksi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16/2022/ND-CP, dengan denda berkisar antara 100 juta VND sampai dengan 120 juta VND.
Namun akhir-akhir ini banyak terjadi kasus dimana investor menyembunyikan informasi bahwa proyek telah digadaikan ke bank tetapi tetap menandatangani kontrak dengan masyarakat tanpa memberitahukan kepada masyarakat secara terbuka bahwa proyek tersebut telah digadaikan.
Investor menyembunyikan informasi di atas, yang menyebabkan pembeli rumah menandatangani kontrak penjualan karena informasi yang tidak memadai. Namun, ketika bank menyita properti tersebut, rumah yang dibelinya ternyata telah digadaikan oleh investor. Oleh karena itu, dalam draf ini, Kementerian Konstruksi mengusulkan kepada Pemerintah untuk meningkatkan denda dari 120 juta VND menjadi 1 miliar VND.
Terkait denda ini, sebagian orang berpendapat bahwa meskipun dendanya telah dinaikkan, dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh investor, denda ini masih tergolong rendah. Oleh karena itu, banyak investor yang sengaja melanggar hukum dan bersedia membayar denda, sehingga berdampak besar pada hak-hak nasabah.
Inspektur Kementerian PUPR menegaskan, sanksi tersebut merupakan sanksi maksimal (denda maksimum) di bidang usaha properti sebagaimana diamanatkan Undang-Undang tentang Penanganan Pelanggaran Administratif.
Berdasarkan Pasal 24 Undang-Undang tentang Penanganan Pelanggaran Administratif, denda di bidang usaha real estate adalah paling banyak Rp1 miliar yang berlaku bagi organisasi.
Berdasarkan ketentuan di atas, Rancangan Peraturan Pemerintah ini telah menyesuaikan denda beberapa pelanggaran di sektor usaha properti menjadi maksimal 1 miliar VND.
Selain itu, rancangan peraturan tersebut juga mengatur bahwa investor harus mengungkapkan informasi yang benar dan lengkap mengenai proyek kepada publik dan akan dikenakan sanksi tambahan berupa penghentian kegiatan usaha properti.
Selain perbuatan penanam modal yang tidak menyampaikan informasi mengenai KPR, perbuatan usaha properti yang tidak sepenuhnya memenuhi ketentuan sebagaimana diamanatkan atau tidak diperbolehkan untuk dijalankan usahanya sebagaimana diamanatkan, Kementerian PUPR juga mengusulkan penambahan denda dari 600 juta VND menjadi paling banyak 1 miliar VND.
Selain sanksi pidana berupa uang, menurut rancangan Peraturan Pemerintah tersebut, organisasi dan perorangan yang melanggar juga akan dikenakan sanksi tambahan berupa penghentian sementara kegiatan usaha properti dan tindakan perbaikan yang sesuai dengan pelanggarannya.
Ini termasuk pemaksaan pengungkapan informasi sesuai peraturan, pemaksaan perpanjangan kontrak terkait hak guna lahan, pemaksaan pengembalian semua biaya dan jumlah terkait bisnis properti, pemaksaan pengembalian uang jaminan yang melebihi ketentuan, pemaksaan prosedur pemberian sertifikat sesuai peraturan.
Tambahkan lebih banyak pelanggaran di lantai perdagangan
Terkait sektor usaha jasa properti, rancangan tersebut juga menambahkan banyak pelanggaran. Rancangan Peraturan Pemerintah ini memberikan sanksi khusus untuk berbagai tindakan, mulai dari penandatanganan kontrak oleh lantai perdagangan properti dengan broker properti yang tidak memenuhi ketentuan operasional sesuai peraturan; lantai perdagangan properti yang beroperasi tanpa izin... hingga lantai perdagangan properti yang tidak terdaftar, tidak memberikan informasi atau mendaftarkan properti, memberikan informasi yang salah, atau informasi yang tidak lengkap tentang properti yang memenuhi syarat untuk beroperasi sesuai peraturan; lantai perdagangan properti yang tidak mengonfirmasi atau mengonfirmasi transaksi properti secara tidak benar melalui formulir langsung atau melalui email sesuai peraturan... untuk melindungi hak semua pihak, termasuk pembeli rumah.
Berbagai pelanggaran di bidang usaha properti dan perumahan baru yang telah diubah, ditambah, atau disesuaikan dalam rancangan peraturan ini akan ditindak tegas dan bersifat jera, sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pembinaan dan penyempurnaan kelembagaan, serta memberikan kontribusi bagi terciptanya rasa aman, tertib, dan keselamatan masyarakat.
Atas tindakan penandatanganan dokumen mobilisasi modal dan pelaksanaan mobilisasi modal untuk pembangunan perumahan tanpa kualifikasi yang memadai, perusahaan dapat dikenakan denda 600 - 800 juta VND.
Peraturan Pemerintah Nomor 16 yang berlaku saat ini tidak memiliki kerangka denda pada tingkat ini. Investor dapat dikenakan denda sebesar 400-600 juta VND jika tidak mengajukan permohonan kepada instansi pemerintah yang berwenang untuk menerbitkan buku merah bagi pembeli properti.
Denda sebesar 300-400 juta VND dikenakan terhadap dua pelanggaran, yakni memperdagangkan perumahan, pekerjaan konstruksi, dan hak guna tanah dengan prasarana teknis dalam proyek tidak dalam bentuk yang benar dan mengalihkan sebagian atau seluruh proyek tidak dalam bentuk dan tata cara yang benar.
Investor proyek dan bisnis real estat dapat didenda VND200-260 juta apabila menerima pembayaran dari pembeli tidak melalui rekening bank.
Denda yang diusulkan untuk tindakan tidak mengungkapkan kepada publik atau mengungkapkan informasi tentang real estat dan proyek secara tidak lengkap dan tidak akurat sebelum menjalankan bisnis adalah 120 - 160 juta VND.
Berdasarkan peraturan yang berlaku saat ini, pelaku usaha yang melakukan pelanggaran ini hanya akan dikenakan denda sebesar 100 hingga 120 juta VND. Investor juga dapat dikenakan denda sebesar 160 hingga 200 juta VND jika perjanjian jaminan tidak mencantumkan secara jelas harga jual atau sewa beli rumah atau proyek konstruksi.
[iklan_2]
Sumber: https://www.nguoiduatin.vn/de-xuat-tang-muc-tien-phat-voi-mot-so-vi-pham-trong-linh-vuc-xay-dung-204240720170833802.htm
Komentar (0)