Oshougatsu, Tahun Baru tradisional Jepang , adalah hari libur terpenting sepanjang tahun, yang memiliki jejak budaya unik negeri matahari terbit. Dengan ritual tradisional, hidangan khas, dan suasana kekeluargaan, Oshougatsu bukan hanya waktu untuk beristirahat, tetapi juga kesempatan bagi Anda untuk menjelajahi keindahan budaya Jepang.
1. Pengenalan Oshougatsu Tahun Baru tradisional Jepang
Oshougatsu, Tahun Baru tradisional Jepang, adalah hari libur besar setiap tahunnya (Sumber foto: Dikumpulkan)
Tahun Baru Jepang, juga dikenal sebagai Oshougatsu, adalah hari libur besar yang dirayakan setiap bulan Januari. "Oshougatsu" dalam bahasa Jepang berarti "Bulan Pertama", sebuah ungkapan untuk menghormati Toshigamisama - dewa kesehatan, keberuntungan, dan kemakmuran bagi semua orang di tahun baru.
Oshougatsu memiliki sejarah panjang, dimulai sejak abad ke-6 ketika agama Buddha diperkenalkan ke Jepang. Sekitar tahun 1945, tradisi "kazoedoshi" ditetapkan, yang berarti setiap orang bertambah satu tahun pada Malam Tahun Baru. Itulah sebabnya Oshougatsu dianggap sebagai perayaan paling istimewa sepanjang tahun, ketika keluarga berkumpul, berkumpul kembali, dan menerima berkah dari para dewa.
Meskipun Jepang secara resmi beralih merayakan Tahun Baru menurut kalender Gregorian pada tahun 1873, beberapa daerah seperti Okinawa dan Kepulauan Nansei masih mempertahankan tradisi merayakan Tahun Baru menurut kalender lunar. Selain itu, Pecinan di Yokohama dan Kobe juga mengadakan acara besar untuk merayakan Tahun Baru Imlek.
2. Kebiasaan Tahun Baru Tradisional Orang Jepang
2.1. Gantung Shimenawa di depan rumah
Kebiasaan orang Jepang menggantung Shimenawa di depan rumah (Sumber foto: Collected)
Menjelang Tahun Baru, keluarga-keluarga Jepang menghiasi rumah atau tempat usaha mereka dengan pohon Kadomatsu – perpaduan harmonis antara bambu dan pinus. Bambu dipotong diagonal untuk melambangkan tangga menuju dewa Toshigamisama, sementara pinus melambangkan umur panjang dan vitalitas. Tali yang terbuat dari rumput kering, kertas putih, dan jimat Shimekazari juga ditambahkan untuk mengusir roh jahat dan mendoakan tahun baru yang damai dan sejahtera. Dewa Toshigamisama konon bersemayam di pohon Kadomatsu, membawa berkah bagi pemilik rumah.
2.2. Pergi ke kuil pada Hari Tahun Baru - Hatsumoude
Hatsumoude adalah tradisi orang Jepang untuk berdoa memohon perdamaian di awal tahun (Sumber foto: Dikumpulkan)
Hatsumoude, atau tradisi mengunjungi kuil di awal tahun, merupakan kesempatan bagi masyarakat Jepang untuk mengunjungi kuil-kuil dan tempat-tempat suci terkenal guna berdoa memohon kesehatan, kedamaian, dan kebahagiaan. Suasana di sini selalu ramai dengan orang-orang yang datang untuk membeli jimat keberuntungan, mengundi, dan berdoa. Ini bukan hanya ritual tradisional, tetapi juga momen bagi masyarakat untuk menyegarkan jiwa dan mencari kedamaian di tahun baru.
2.3. Pemujaan terhadap leluhur dan dewa
Orang Jepang menganggap Tet sebagai waktu untuk menghormati leluhur dan dewa-dewa mereka. Mereka menyiapkan kue beras dan Tokonoma, lalu meletakkannya di altar sebagai ritual untuk mengungkapkan rasa syukur dan memohon perlindungan. Ibadah ini juga menyampaikan keyakinan akan hubungan antara yang hidup dan yang mati. Generasi demi generasi berdoa kepada leluhur mereka, sementara kakek-nenek dan orang tua yang telah meninggal dipercaya memberkati dan membimbing generasi mendatang.
2.4. Uang keberuntungan dan kartu ucapan Tahun Baru
Uang keberuntungan adalah bentuk pengiriman harapan baik pada hari pertama tahun ini (Sumber foto: Dikumpulkan)
Pada Hari Tahun Baru, anak-anak Jepang menerima Otoshidama – uang keberuntungan dari kakek-nenek, orang tua, dan kerabat mereka. Amplop merah tersebut tidak hanya berisi uang, tetapi juga harapan untuk kedewasaan, kepatuhan, dan kesuksesan dalam studi. Di saat yang sama, orang Jepang juga menulis kartu ucapan Tahun Baru untuk dikirimkan kepada teman, kolega, dan kerabat. Ucapan tulus ini mengungkapkan rasa syukur dan penghargaan atas hubungan yang terjalin dalam hidup.
2.5. Bermain permainan rakyat di festival Tahun Baru Jepang
Layang-layang Takoage adalah permainan tradisional Tahun Baru di Jepang (Sumber foto: Dikumpulkan)
Tahun Baru tradisional Jepang, Oshougatsu, juga merupakan kesempatan bagi masyarakat di sini untuk menikmati permainan rakyat. Layang-layang warna-warni yang terbang tinggi dalam tarian Takoage, tepuk tangan meriah dalam pertandingan bulu tangkis Hanetsuki, atau permainan gasing Komamawashi yang terampil, semuanya berkontribusi menciptakan suasana yang hangat dan ceria di hari pertama tahun baru.
3. Hidangan tradisional Tahun Baru Jepang
3.1. Ozonium
Ozoni - Hidangan tradisional di Oshougatsu (Sumber foto: Dikumpulkan)
Ozoni adalah sup tradisional yang berisi mochi, sayuran, dan bahan-bahan lain yang bervariasi tergantung wilayah di Jepang. Di Tokyo, sup ini dibuat dengan kaldu dashi, ayam, bayam, dan mochi panggang, yang melambangkan kebahagiaan dan kelimpahan. Sementara itu, di Kyoto, sup ini menyajikan miso putih, talas, lobak, dan mochi bundar, yang melambangkan keharmonisan dan kelimpahan keluarga. Beragamnya cara penyajian ozoni menjadikannya simbol unik Hari Tahun Baru.
3.2. Kue Kagamimochi
Kue Kagamimochi - Kue yang wajib ada saat Tahun Baru Jepang (Sumber foto: Collected)
Kagamimochi adalah makanan tradisional yang sangat penting dalam budaya Tahun Baru tradisional Jepang, Oshougatsu . Dengan dua lapis mochi yang ditumpuk dan jeruk keprok di atasnya, kagamimochi bukan hanya persembahan kepada para dewa, tetapi juga simbol keutuhan dan keberuntungan. Orang Jepang percaya bahwa ketika seluruh keluarga berbagi dan menikmati kagamimochi, para dewa akan memberkati mereka, membawa tahun baru yang penuh kebahagiaan dan kedamaian.
3.3. Osechi
Osechi - Nampan Malam Tahun Baru Jepang (Sumber foto: Dikumpulkan)
Osechi, atau "pesta Tahun Baru", merupakan simbol reuni dan berkah Tahun Baru. Hidangan dalam Osechi disiapkan sebelum Tet dan disusun dalam kotak kayu bertingkat, melambangkan "kebahagiaan yang bertumpuk di atas kebahagiaan". Setiap hidangan dalam Osechi membawa pesan keberuntungan: rumput laut kobumaki melambangkan kegembiraan, udang kukus sake melambangkan umur panjang, ikan haring kazunoko melambangkan harapan memiliki banyak anak, dan daging rebus nimono melambangkan kelimpahan. Nampan Osechi bukan hanya hidangan, tetapi juga harapan untuk tahun baru yang penuh berkah.
Tahun Baru tradisional Jepang, Oshougatsu, adalah kesempatan yang tepat untuk membenamkan diri dalam suasana meriah di awal tahun, menjelajahi keindahan budaya yang unik, dan menikmati kuliner yang lezat. Mari jelajahi musim festival yang unik ini bersama Vietravel , kagumi pemandangan awal tahun di negeri matahari terbit, dan ciptakan kenangan tak terlupakan!
Sumber: https://www.vietravel.com/vn/am-thuc-kham-pha/tet-truyen-thong-nhat-ban-oshougatsu-v16121.aspx
Komentar (0)