“Benih” harapan dari model penghidupan praktis
Dalam perjalanan mencapai tujuan penanggulangan kemiskinan berkelanjutan, menyediakan mata pencaharian bagi masyarakat dataran tinggi, terutama perempuan etnis minoritas, dianggap sebagai salah satu cara yang efektif, sangat manusiawi sekaligus memotivasi mereka untuk mandiri secara ekonomi dan menstabilkan kehidupan mereka.
Komune Phu Lac merupakan salah satu daerah paling tertinggal di Provinsi Thai Nguyen , dengan tingkat kemiskinan yang masih tinggi; terutama di kalangan rumah tangga yang dikepalai perempuan, orang tua tunggal, atau mereka yang memiliki anggota keluarga penyandang disabilitas, dan mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Di sana, setiap sapi, kawanan ayam, dan sekantong pakan ternak yang diserahkan tidak hanya bernilai materi, tetapi juga merupakan kunci untuk membuka peluang keluar dari kemiskinan.

Di sebuah rumah sederhana di dusun Queo (komune Phu Lac), Ibu Ninh Thi Thuong, seorang etnis San Chay, dengan hati-hati memberi makan sapi-sapinya dengan segenggam rumput hijau. Ia bercerita bahwa selama bertahun-tahun keluarganya hidup dalam kemiskinan, suaminya bekerja jauh, dan ia sendirian harus mengasuh dua putra penyandang disabilitas bawaan dan retardasi mental. Kehidupan ketiga ibu dan anak ini sebagian besar bergantung pada tunjangan sosial yang kecil, sambil berusaha mencari nafkah dengan beberapa hektar sawah yang tandus.
Ketika ia didukung dengan seekor sapi indukan, ia bercerita dengan penuh emosi: "Saya melihat sapi ini sebagai kesempatan untuk mengubah hidup saya. Saya hanya berharap bisa sehat dan bekerja, dan dengan seekor sapi, saya bisa beternak lebih banyak, menjual anak sapi untuk membayar obat-obatan, dan menyekolahkan anak-anak saya."
Mengalami situasi yang sama dengan keluarga Ibu Thuong, Ibu Tran Thi Cau, 60 tahun, seorang San Chay di dusun Khuon 2, masih harus memikul tanggung jawab membesarkan dua anak penyandang disabilitas mental. Tanpa lahan untuk bercocok tanam dan pekerjaan tetap, Ibu Cau terpaksa bekerja sebagai pekerja musiman dengan penghasilan yang tidak menentu. Setiap pengeluaran rumah tangga harus diperhitungkan dengan cermat.
Saat menerima sapi indukan, Ibu Cau begitu bahagia hingga menangis. Ia berkata, "Sapi ini bagaikan harta karun. Saya akan merawatnya dengan baik agar nanti saya bisa punya anak sapi, yang bisa saya jual untuk mendapatkan uang guna menyekolahkan cucu-cucu saya dan memperbaiki atap yang bocor."
Kisah-kisah yang sederhana, namun mengandung kekuatan tekad dan keyakinan bahwa ketika orang-orang miskin didukung pada waktu yang tepat, kepada orang yang tepat dan dalam kebutuhan yang tepat, mereka akan bangkit sendiri dan menciptakan perubahan dalam hidup mereka.
Perempuan dataran tinggi dan perjalanan menuju kemandirian ekonomi
Tak hanya rumah tangga yang dibantu dengan sapi untuk beternak, banyak perempuan lain juga memiliki akses ke model yang lebih sesuai dengan kondisi keluarga mereka. Misalnya, Ibu Tran Thi Tuyen, seorang warga etnis Dao di Dusun 2, Komune Phu Lac, membesarkan dua anak sendirian, tinggal di sebuah gudang tua yang telah diperbaiki oleh penduduk desa. Pekerjaan sebelumnya hanyalah memetik teh untuk disewa, dengan penghasilan yang tidak menentu tergantung musim.
Setelah menerima dukungan dana untuk membeli bibit dan perlengkapan peternakan, Ibu Tuyen memilih model beternak ayam petelur. Berkat ketekunan dan kecerdikannya, kawanan ayam tersebut tumbuh dengan baik, menghasilkan pendapatan yang kecil namun stabil. Ia dengan gembira berkata: "Sejak memelihara ayam, makanan keluarga kami hanya terdiri dari telur dan ayam. Terakhir kali saya menjual beberapa ratus ribu, menabung untuk anak-anak saya membeli buku."
Meskipun model mata pencaharian ini kecil, mereka telah membantu banyak perempuan dari etnis minoritas mendapatkan lebih banyak pendapatan dan meningkatkan taraf hidup mereka. Lebih penting lagi, mereka secara bertahap telah membentuk kebiasaan berproduksi, menghitung pengeluaran, dan menabung keterampilan dasar untuk secara bertahap keluar dari kemiskinan dan mencapai keberlanjutan.
Dukungan mata pencaharian tidak hanya memberikan nilai ekonomi, tetapi juga sumber dorongan spiritual yang mendalam bagi kaum miskin. Ketika perempuan merasakan kepedulian dan kebersamaan dalam komunitas, mereka akan lebih percaya diri untuk berjuang.
Bahkan, jika diterapkan dengan tepat, dukungan mata pencaharian akan menciptakan efek ganda, membantu masyarakat memiliki "kail pancing" sekaligus mendorong kemandirian. Di banyak tempat, rumah tangga yang menerima sapi dan ayam kini telah menjadi rumah tangga yang berkecukupan, terus membantu rumah tangga lain, menciptakan lingkaran kebaikan, dan saling membantu keluar dari kemiskinan.
Kisah di Phu Lac merupakan contoh nyata betapa berharganya kebijakan yang menyasar kelompok minoritas etnis dan perempuan yang kurang beruntung di masyarakat. Ketika diberdayakan, mereka tidak hanya meningkatkan perekonomian keluarga, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan taraf hidup masyarakat, membangun pedesaan yang baru, kaya, indah, dan manusiawi.
Dari seekor sapi dan sekawanan ayam, para perempuan di dataran tinggi Thai Nguyen telah mampu membangun kehidupan baru bagi diri mereka sendiri. Mereka bukan lagi penerima manfaat, melainkan menjadi subyek dari proses pembangunan. Dan ketika keyakinan mereka bangkit, mereka tidak akan menyerah pada kemiskinan, melainkan akan bangkit secara bertahap dengan tekad mereka sendiri.
Sumber: https://daibieunhandan.vn/thai-nguyen-trao-sinh-ke-de-phu-nu-dan-toc-thieu-so-vuon-len-thoat-ngheo-10395093.html






Komentar (0)