Gregory Robert Smith lahir dan besar di West Reading, Pennsylvania, AS. Ia dikenal sebagai salah satu jenius termuda di dunia .
Mimpi memiliki 4 gelar PhD
Pada usia 2 tahun, Gregory Smith menunjukkan kecerdasan yang jauh lebih unggul daripada teman-temannya. Dengan kemampuan mengenali bahasa dan menghafal dengan cepat, Gregory dengan mudah menghafal buku, terutama buku tentang dinosaurus dan arkeologi.
Di usianya yang menginjak 3 tahun, ia sudah mampu berhitung dengan lancar dan dijuluki jenius oleh semua orang di sekitarnya.
Anak jenius Gregory Smith.
Seiring bertambahnya usia, Gregory semakin meningkatkan tingkat kesulitan buku yang dibacanya. Ia bahkan membaca karya fiksi ilmiah Jules Verne.
Berbeda dengan anak-anak lain, Gregory hanya membutuhkan waktu 1 tahun untuk menyelesaikan program pendidikan umum hingga kelas 8. Setelah itu, ia tidak butuh waktu lama untuk lulus dengan pujian dari Orange Park High School.
Momen paling mengejutkan terjadi saat ia berusia 10 tahun, usia di mana ia seharusnya masih bermain dan mempelajari pengetahuan dasar, Gregory diterima di Randolph-Macon College di Ashland.
Sebagai siswa termuda, Gregory cepat beradaptasi dengan lingkungannya dan berhasil lulus dengan gelar Sarjana Sains, jurusan Matematika. Selain itu, ia juga mempelajari program tambahan di bidang Sejarah dan Biologi.
Setelah baru saja meraih gelar sarjana, Gregory melanjutkan studinya untuk meraih gelar Doktor di bidang Matematika. Saat itu, anak ajaib Amerika ini membuat banyak orang mengaguminya ketika ia mengungkapkan keinginannya untuk meraih 4 gelar Doktor di bidang Matematika, Penelitian Biomedis, Teknik Dirgantara, dan Ilmu Politik .
Menerima nominasi Nobel pada usia 12 tahun
Meskipun usianya masih muda, Gregory selalu dihormati oleh para profesornya. Selain kemampuannya yang tak terbatas dalam belajar dan meneliti, Gregory juga dikenal atas upayanya melindungi anak-anak di seluruh dunia. Selain belajar, ia selalu meluangkan waktu untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan perdamaian dan anak-anak. Ia tak ragu pergi ke mana pun di dunia, selama ada yang membutuhkan bantuan, Gregory selalu siap sedia.
Pada tahun 2000, Gregory mendirikan International Youth Advocates (IYA), sebuah lembaga amal dengan misi untuk mempromosikan pemahaman tentang prinsip-prinsip perdamaian di seluruh dunia.
Melalui IYA, Gregory telah membangun dana untuk mendukung anak-anak di Sao Paulo dan Timor Timur, dan membangun lebih banyak perpustakaan masyarakat di Rwanda dengan harapan lebih banyak anak akan memiliki akses terhadap pengetahuan.
Gregory menyerukan kepada negara-negara untuk melindungi hak-hak anak dan mengakhiri kekerasan. Semua kegiatannya bertujuan untuk perdamaian. Setiap kali berkesempatan bertemu dengan para pemimpin negara atau peraih Nobel Perdamaian, Gregory menyampaikan rencananya dengan harapan mendapatkan lebih banyak bantuan.
Gregory muncul di banyak acara televisi populer.
Ia telah bertemu dengan para Presiden dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian untuk menjelaskan rencananya. Menurutnya, pendidikan adalah fondasi pembangunan. Gregory pernah berkata bahwa "setiap anak berhak belajar dan menjadi jenius".
Atas karyanya yang tulus, Gregory telah dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian sebanyak empat kali. Ia pertama kali dinominasikan pada tahun 2012, saat ia baru berusia 12 tahun.
Setelah bertahun-tahun bekerja keras, Gregory telah meraih banyak kesuksesan besar. Saat ini ia bekerja di Fakultas Kedokteran Icahn, Mount Sinai, New York, dengan spesialisasi penelitian pengobatan yang efektif bagi pasien kanker.
Selain pekerjaan utamanya, Gregory melanjutkan perjalanannya demi perdamaian.
[iklan_2]
Sumber: https://vtcnews.vn/than-dong-10-tuoi-do-dai-hoc-12-tuoi-nhan-de-cu-nobel-hoa-binh-ar903286.html
Komentar (0)