Pada tahun-tahun sebelumnya, Desa 20 merupakan salah satu wilayah tersulit di komune Ea Rieng. Desa ini dihuni lebih dari 200 rumah tangga, sebagian besar adalah suku H'Mong, yang hidupnya bergantung pada pertanian tebang-bakar. Pendapatan yang tidak stabil, dengan panen yang baik dan panen yang buruk, membuat banyak keluarga berjuang sepanjang tahun. Bagi masyarakat, bekerja di luar negeri dulunya merupakan impian yang jauh, karena hambatan pengetahuan, biaya, dan bahkan rasa takut untuk pergi jauh. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, gambaran kehidupan di Desa 20 perlahan berubah. Perlu disebutkan bahwa banyak rumah tangga yang paling ragu adalah mereka yang pertama kali membiarkan anak-anak mereka mencoba peruntungan di pasar tenaga kerja asing.
Keluarga Chau Manh Dung adalah salah satu contoh kasus yang umum. Sebelumnya, Dung tidak pernah terpikir untuk membiarkan anak-anaknya meninggalkan desa untuk bekerja di luar negeri. Namun, setelah para pejabat komune datang ke rumahnya untuk menyampaikan dan menjelaskan kebijakan tersebut, ia mulai berpikir berbeda. Akhirnya, ia memutuskan untuk membiarkan putrinya (Chau Thi Ngoc Hoa) pergi ke Taiwan untuk bekerja di luar negeri berdasarkan kontrak.
![]() |
| Petugas Kantor Kebudayaan Komune Ea Rieng menyebarkan kebijakan dukungan saat mendaftarkan pengiriman pekerja ke luar negeri untuk jangka waktu terbatas berdasarkan kontrak. |
Orang Hmong jarang bepergian jauh, jadi mereka sangat khawatir. Mereka takut cucu mereka tidak terbiasa dan biayanya akan sangat mahal. Namun, hanya beberapa bulan setelah tiba di sana, Hoa telah menstabilkan pekerjaannya dan terbiasa dengan lingkungan baru. Sekarang dia mengirimkan lebih dari 10 juta VND setiap bulan. Berkat itu, keluarga saya dapat melunasi utang dan merenovasi rumah lama. Perekonomian semakin membaik setiap hari, saya sangat bahagia,” ungkap Dung.
Tak hanya Desa 20, warga Desa 5 juga merasakan perubahan yang nyata berkat banyaknya pekerja yang bekerja di luar negeri. Keluarga Bapak Hoang Van Dang (San Diu) hidup miskin selama bertahun-tahun karena pendapatan mereka bergantung pada 5 sao kopi tua. Titik balik bagi keluarga ini terjadi di awal tahun 2024, ketika putri sulungnya diperkenalkan oleh komune untuk mengikuti program kerja di Jepang. Berkat pinjaman khusus untuk rumah tangga miskin, keluarga Bapak Dang dapat mengurus proses kepulangannya. Sejak bekerja di Jepang, anaknya telah mengirimkan 10-15 juta VND setiap bulan. Uang tersebut membantu keluarga tersebut melunasi utang lama, merenovasi kebun kopi, dan secara bertahap menstabilkan kehidupan mereka.
Pak Dang berbagi: “Keluarga saya kini telah keluar dari kemiskinan. Putra bungsu saya berusia 18 tahun dan juga mengatakan ingin mengikuti jejak kakaknya untuk berbisnis. Saya pikir ini adalah kesempatan nyata bagi anak-anak saya untuk bangkit.”
Kisah Pak Dung dan Pak Dang hanyalah dua dari puluhan kasus di Ea Rieng yang telah mengubah hidup mereka berkat bekerja di luar negeri. Kiriman uang bulanan tidak hanya membantu masyarakat membangun rumah baru dan membeli mesin produksi, tetapi juga menciptakan kondisi bagi banyak rumah tangga untuk memperluas model ekonomi keluarga mereka. Beberapa keluarga di Desa 20 dan Desa 5 telah memulai usaha kecil, dengan berani berinvestasi dalam peternakan dan pertanian yang lebih sistematis. Oleh karena itu, wajah pedesaan Ea Rieng semakin makmur dari hari ke hari.
![]() |
| Berkat putrinya yang bekerja di Jepang dan mengirimkan uang ke kampung halaman, Ibu Mai Thi Minh (istri Bapak Hoang Van Dang) memiliki modal untuk merenovasi kebun kopinya, sehingga meningkatkan pendapatan keluarganya. |
Ketua Komite Rakyat Komune Ea Rieng, Phan Duc Tho, mengatakan bahwa pihaknya selalu menganggap pekerja di luar negeri sebagai solusi utama untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan pendapatan masyarakat secara berkelanjutan. Kegiatan propaganda dikerahkan secara intensif kepada setiap kelompok sasaran, terutama kaum muda, rumah tangga miskin, dan etnis minoritas. Pejabat komune tidak hanya menginformasikan kebijakan, tetapi juga berbagi kasus-kasus sukses untuk menciptakan penyebaran informasi. Selain itu, komune memperkuat koordinasi dengan perusahaan-perusahaan terkemuka yang mengirimkan tenaga kerja ke luar negeri untuk memberikan saran mengenai pasar yang sesuai, memberikan panduan dalam melengkapi dokumen, dan mendukung masyarakat dalam mengakses sumber modal preferensial. Pekerja muda, tentara yang telah didemobilisasi, mahasiswa pascasarjana, dan sebagainya didorong untuk berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya tenaga kerja lokal.
Sejak 2022, komune Ea Rieng telah merekomendasikan puluhan pekerja untuk bekerja di luar negeri, banyak di antaranya adalah etnis minoritas. Berkat hal ini, tingkat kemiskinan di komune tersebut menurun dari tahun ke tahun; pola pikir masyarakat dalam bekerja menjadi lebih terbuka dan proaktif.
Dari perubahan yang terjadi di Ea Rieng, terlihat bahwa bekerja di luar negeri bukan lagi impian yang jauh bagi etnis minoritas. Dengan dukungan yang tepat dari pemerintah dan tekad masyarakat, perjalanan perubahan hidup ini semakin kuat, membawa keyakinan dan harapan baru bagi masyarakat.
Sumber: https://baodaklak.vn/xa-hoi/202512/thay-doi-tu-duy-ve-viec-lam-cua-nguoi-dan-ea-rieng-e801863/













Komentar (0)