Anak muda berpakaian ao dai berpose untuk foto dengan syal merah dengan bintang kuning, menyebarkan kebanggaan nasional.
Banyak orang terkejut ketika memasuki sebuah lokakarya di distrik Hac Thanh dan melihat puluhan topi kerucut tradisional yang dicat merah terang dengan bintang kuning di tengahnya. Ini bukan hanya kegiatan artistik, tetapi juga cara bagi kaum muda untuk menghidupkan kembali citra bendera nasional, membawa simbol suci itu lebih dekat ke dalam kehidupan sehari-hari. Bapak Ha Duc Hieu, pendiri dan pengelola Luna Workshop & Coffee, mengatakan: "Ide penyelenggaraan lokakarya melukis bendera nasional ini berawal dari keinginan untuk menciptakan sebuah kegiatan yang artistik sekaligus mengandung nilai-nilai spiritual yang mendalam dalam rangka Hari Nasional, 2 September. Kegiatan ini tidak hanya membantu orang-orang menyimpan hadiah istimewa yang berkesan, tetapi juga menyebarkan pesan cinta tanah air dan negara." Sejak diselenggarakan, lokakarya ini telah menarik perhatian dan partisipasi puluhan kelompok tamu, tidak hanya penduduk lokal tetapi juga wisatawan, terutama wisatawan asing yang tinggal dan bekerja di Thanh Hoa . Yang menarik, mereka sangat antusias, bukan hanya karena bisa membuat sebuah karya seni dengan tangannya sendiri, tetapi juga karena cerita sejarah dan budaya yang terkandung dalam workshop tersebut.
Patriotisme generasi muda juga tercermin dalam barang-barang kecil buatan tangan, yang tampaknya hanya hiasan, tetapi memiliki makna yang mendalam. Di rak daring, mudah ditemukan ikat rambut, jepit rambut, syal bergambar bendera merah dengan bintang kuning, atau motif yang mengingatkan pada pakaian adat. Pham Thao Nhi, 19 tahun, yang tinggal dan bekerja di Hanoi , berkata: "Awalnya, saya hanya membuatnya sendiri untuk dipakai berfoto kenang-kenangan, tetapi kemudian banyak teman yang menyukainya sehingga memesannya. Sejak saat itu, saya berpikir ini juga merupakan cara untuk menyebarkan cinta tanah air sedalam-dalamnya." Meskipun kecil, barang-barang ini "mencakup" secara luas di masyarakat, terutama di kalangan anak muda. Banyak orang yang mengambil ide ini untuk memulai bisnis, menggabungkan bisnis dengan menyebarkan semangat kebangsaan. Hal ini menunjukkan bahwa cinta tanah air bukan hanya sekadar emosi, tetapi juga dapat menjadi pendorong kreativitas dan kewirausahaan.
Jika dulu Ao Dai hanya muncul saat hari raya, tahun baru, atau hari-hari istimewa, kini di platform media sosial, Ao Dai yang anggun muncul dalam ribuan video dan set foto artistik. Anak muda mengenakan Ao Dai untuk bepergian, berfoto saat check-in, merekam klip menari mengikuti alunan musik modern. Citra tradisional ini pun menjadi akrab, segar, dan memiliki pengaruh yang kuat. Tak hanya Ao Dai, syal kotak-kotak khas Selatan atau seragam hijau tentara juga menjadi sumber inspirasi kreatif. Di TikTok, Facebook, atau Instagram, tak sulit menemukan set foto yang terkait dengan kostum ini. Ini juga menjadi cara bagi anak muda untuk menciptakan kembali dan melestarikan nilai-nilai budaya dan sejarah dalam penampilan yang muda dan trendi. "Saya memilih mengenakan ao dai saat berfoto bersama, bukan hanya karena keindahannya, tetapi juga karena saya ingin menyebarkan keindahan ao dai Vietnam dan menegaskan bahwa ao dai akan selalu abadi. Foto-foto saya yang mengenakan ao dai dan syal khas Selatan saat diunggah di media sosial juga mendapat banyak interaksi dan komentar dari semua orang," ujar Nguyen Minh Phuong, 18 tahun, warga Hac Thanh.
Di media sosial, akhir-akhir ini, mudah sekali menemukan foto-foto bayi mengenakan topi bergambar bendera merah dan bintang kuning, yang oleh para ibu disebut "popok patriotik" dengan candaan. Kaus, ransel, sepatu, bahkan topeng... bergambar bendera nasional telah menjadi simbol yang dicintai dan digunakan secara luas oleh semua orang. Selain itu, banyak orang, yang juga dikenal sebagai "blok patriotik" oleh komunitas daring, juga sangat bangga berbagi momen saat mereka mengenakan pakaian atau aksesori yang berkaitan dengan bendera nasional. Tak hanya untuk mengabadikan kenangan, mereka juga ingin menyampaikan pesan: patriotisme bukanlah sesuatu yang jauh, melainkan dapat diwujudkan dalam setiap tindakan kecil sehari-hari. Selain itu, kini, bagi kaum muda, sejarah nasional tak lagi terbatas pada buku pelajaran yang membosankan. Sebaliknya, sejarah telah menjadi sumber materi kreatif yang tak terbatas untuk video, musik, dan karya seni anak muda. Klip-klip yang diproduksi secara rumit yang menggabungkan melodi revolusioner dengan musik elektronik, rap, atau pop menciptakan tren baru. Sebuah video musik yang mengolah ulang lagu revolusioner dengan gaya modern dapat dengan cepat mencapai ratusan ribu penayangan. "Saya merasa bahwa produk musik revolusioner yang diremake tidak hanya menghibur, tetapi juga diinvestasikan secara cermat dalam gambar, suara, dan konten, yang menyampaikan pesan-pesan sejarah dengan cara yang dekat dan mudah dipahami. Sebelumnya, saya sendiri jarang mendengarkan lagu-lagu revolusioner, tetapi cara baru ini sungguh menarik bagi saya. Bahkan mendengarkan lagu-lagu yang diremake atau lagu-lagu tentang revolusi dengan gaya yang lebih modern membuat saya ingin belajar lebih banyak tentang sejarah Vietnam," ujar Nguyen Ha Trang, warga Ham Rong.
Generasi muda masa kini membuktikan bahwa patriotisme dapat memiliki beragam warna dan cara berekspresi. Mereka bisa bersikap patriotik saat memegang kuas untuk melukis topi kerucut, saat membuat jepit rambut dengan cermat, saat merekam video bersama Ao Dai, atau sekadar saat membagikan foto bendera di halaman pribadi mereka. Yang terpenting, dalam bentuk apa pun, semangat tersebut bersumber dari kebanggaan dan tanggung jawab terhadap tanah air dan bangsa. Tak hanya menyebar di masyarakat, karya-karya ini juga membawa perspektif baru tentang budaya dan sejarah Vietnam di mata sahabat-sahabat internasional.
Artikel dan foto: Phuong Do
Sumber: https://baothanhhoa.vn/the-hien-long-yeu-nuoc-duoi-goc-nhin-cua-nguoi-tre-260331.htm






Komentar (0)