Para astronom telah menemukan katai coklat yang luar biasa panas yang mengorbit sebuah bintang sekitar 1.400 tahun cahaya dari Bumi.
Ilustrasi katai cokelat. Foto: Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA
Menurut penelitian yang diposting di basis data arXiv dan dijadwalkan untuk diterbitkan dalam jurnal Nature Astronomy , katai cokelat yang baru ditemukan itu memiliki suhu sekitar 7.730 derajat Celsius, sementara suhu permukaan Matahari hanya sekitar 5.500 derajat Celsius, Newsweek melaporkan pada 20 Juni. Sebuah tim ahli internasional yang dipimpin oleh astrofisikawan Na'ama Hallakoun di Institut Sains Weizmann, Israel, menamai benda langit ini WD0032-317B.
Katai cokelat merupakan gabungan bintang dan planet, terkadang disebut "bintang gagal". Mereka adalah bola gas raksasa, biasanya bermassa 13 hingga 80 kali massa Jupiter, yang belum memiliki massa yang cukup untuk mendukung proses fusi nuklir yang diperlukan untuk menjadi bintang sejati seperti Matahari.
Katai cokelat biasanya jauh lebih dingin daripada WD0032-317B, yang menjadikannya katai cokelat terpanas yang pernah tercatat. Katai cokelat biasanya memiliki suhu 480-1.930 derajat Celsius karena tidak menghasilkan energi sebanyak bintang sungguhan. WD0032-317B memiliki massa 75-88 kali massa Jupiter dan mengorbit bintangnya hanya dalam 2,3 jam.
WD0032-317B luar biasa panas karena mengorbit sangat dekat dengan bintangnya dan terpapar sinar ultraviolet tingkat tinggi. Hal ini dapat menyebabkan pirolisis, yang menguapkan atmosfer benda yang mengorbit dan melepaskan molekul-molekulnya. Contoh lain benda yang mengorbit sangat dekat dengan bintangnya sehingga terjadi pirolisis adalah KELT-9b, sebuah eksoplanet gas raksasa dengan suhu permukaan sekitar 4.430 derajat Celcius di sisi yang menghadap bintang.
Tim berharap temuan baru ini akan membantu mereka memahami kondisi di planet gas raksasa seperti Jupiter, misalnya KELT-9b, yang mengorbit di dekat bintang masif superpanas. Mengamati planet-planet ini sulit karena letaknya yang sangat dekat dengan bintang induknya.
Kam Thao (Menurut Newsweek )
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)