SGGP
China telah memutuskan untuk memperpanjang kebijakan pajak yang bertujuan untuk memfasilitasi modal ventura dan pendanaan investor swasta bagi perusahaan rintisan teknologi.
Oleh karena itu, kebijakan pajak yang pertama kali diterapkan oleh Kementerian Keuangan dan Administrasi Pajak Negara pada tahun 2018 akan diperpanjang hingga akhir tahun 2027. Keputusan ini bertujuan untuk lebih mendorong lingkungan bisnis dan inovasi seiring dengan pulihnya perekonomian terbesar kedua di dunia dari pandemi Covid-19.
Secara spesifik, Kementerian Keuangan Tiongkok akan membebaskan pajak pertambahan nilai (PPN) untuk bisnis dengan penjualan bulanan di bawah 100.000 RMB (US$13.921), dan mengurangi tarif pajak atas pendapatan penjualan menjadi 1% untuk bisnis yang secara tradisional menerapkan tarif pajak 3% atas pendapatan penjualan. Selain itu, usaha kecil dan individu akan dibebaskan dari PPN atas pendapatan yang diperoleh dari pinjaman berjaminan atau obligasi berjaminan yang diterbitkan kepada penduduk pedesaan.
Kementerian Keuangan Tiongkok juga mengumumkan perpanjangan insentif pajak untuk perusahaan rintisan skala kecil (dengan kurang dari 300 karyawan) dan pendapatan tahunan di bawah 50 juta yuan (US$6,9 juta). Investor yang membeli saham di perusahaan rintisan teknologi tahap awal dan terus berinvestasi selama dua tahun atau lebih dapat mengurangi 70% dari investasi mereka dari pendapatan kena pajak. Kementerian pemerintah dan bank sentral juga menjanjikan lebih banyak dukungan keuangan untuk usaha kecil.
Para ahli ekonomi percaya bahwa kebijakan baru ini merupakan langkah yang tepat untuk mengurangi tekanan pada perusahaan rintisan teknologi. China menyadari bahwa jika perusahaan rintisan berperan dalam mendorong inovasi, maka pemerintah merupakan "fasilitator" yang sangat diperlukan dalam ekosistem ini. Oleh karena itu, perusahaan rintisan baru di China terus berkembang meskipun menghadapi situasi ekonomi yang sulit, keterbatasan modal, dan gangguan rantai pasokan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.
Menurut laporan yang diterbitkan oleh Forbes China, pada tahun 2022, negara tersebut menambahkan 74 unicorn baru (startup yang bernilai $1 miliar atau lebih) dari total 330 unicorn baru secara global.
Sumber






Komentar (0)