Pihak berwenang membantu warga mengatasi banjir akibat topan Pulasan di Shanghai
TANGKAPAN LAYAR HARIAN SHANGHAI
Banyak jalan di Shanghai terendam banjir pada tanggal 20 September saat pusat keuangan China itu dilanda badai kedua, menyusul badai terkuat dalam 75 tahun.
Menurut Xinhua, Topan Pulasan mendarat pada malam 19 September di Kabupaten Fengxian, dengan kecepatan angin hingga 23 meter per detik (83 kilometer per jam). Badai tersebut perlahan melemah saat bergerak ke daratan, meskipun hujan deras terus berlanjut hingga pagi hari tanggal 20 September.
Rekaman di media sosial menunjukkan penduduk Shanghai mengarungi air setinggi betis di beberapa lingkungan, meskipun tidak ada laporan kerusakan serius atau korban jiwa.
Beberapa wilayah di Shanghai meningkatkan tingkat kewaspadaan mereka pada 19 September saat badai mendekat. Lebih dari 300 sekolah di Shanghai ditutup pada 20 September, yang berdampak pada 280.000 siswa, menurut Shanghai Daily .
Topan Pulasan mendarat setelah Topan Bebinca, badai terkuat yang melanda Shanghai sejak 1949.
Pohon tumbang di jalanan Shanghai setelah Topan Bebinca
Topan Bebinca menumbangkan sekitar 1.800 pohon dan menyebabkan 30.000 rumah tangga kehilangan aliran listrik. Pihak berwenang mengevakuasi lebih dari 400.000 orang sebelum badai tersebut menghantam daratan pada 16 September.
Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim membuat cuaca ekstrem lebih sering terjadi dan intens. Tiongkok adalah penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia, meskipun emisi per kapitanya tidak signifikan dibandingkan dengan Amerika Serikat, menurut AFP.
Dalam beberapa minggu, hujan lebat yang tak menentu dan badai dahsyat telah menghancurkan banyak wilayah di dunia . Menurut The Washington Post , para peneliti dengan cepat menyimpulkan bahwa pemanasan global akibat ulah manusia membuat hujan lebat semakin deras.
Udara yang lebih hangat dapat menahan lebih banyak kelembapan, sehingga menyebabkan lebih banyak curah hujan, kata Kelly Mahoney, ilmuwan iklim di Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA). Efeknya tidak merata di seluruh dunia, dan ada beberapa kasus yang tidak dapat diabaikan, ujarnya.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/thuong-hai-hung-bao-kep-chi-trong-vong-3-ngay-185240920114620086.htm
Komentar (0)