Sehubungan dengan itu, Majelis Nasional memutuskan untuk memperpanjang masa pembebasan pajak penggunaan lahan pertanian sebagaimana ditetapkan dalam Resolusi Majelis Nasional No. 55/2010/QH12 tanggal 24 November 2010 tentang pembebasan dan pengurangan pajak penggunaan lahan pertanian, sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan sejumlah pasal dalam Resolusi Majelis Nasional No. 107/2020/QH14 tanggal 10 Juni 2020, hingga 31 Desember 2030.

Berdasarkan Pasal 1 Resolusi 55/2010/QH12 (diubah dan ditambah dengan Klausul 1, Pasal 1 Resolusi 28/2016/QH14), subjek yang dikecualikan dari pajak penggunaan lahan pertanian meliputi: Pengecualian dari pajak penggunaan lahan pertanian untuk seluruh lahan pertanian yang melayani penelitian dan produksi eksperimental; lahan tanaman tahunan dengan setidaknya satu kali panen padi per tahun; lahan pembuatan garam.
Pembebasan pajak pemanfaatan tanah pertanian terhadap seluruh areal tanah pertanian yang dialokasikan oleh Negara kepada rumah tangga miskin.
Pembebasan pajak pemanfaatan tanah pertanian untuk seluruh areal tanah pertanian bagi subjek-subjek berikut: Rumah tangga dan orang pribadi yang mendapat alokasi tanah dari Negara untuk produksi pertanian, termasuk tanah warisan, hibah, atau pengalihan hak guna tanah; rumah tangga dan orang pribadi yang tergabung dalam koperasi produksi pertanian, buruh tani, atau rimbawan yang mendapat alokasi tanah tetap dari koperasi, perkebunan milik negara, atau perkebunan milik hutan negara untuk produksi pertanian sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; rumah tangga dan orang pribadi yang bergerak di bidang produksi pertanian yang menghibahkan hak guna tanah pertaniannya untuk mendirikan koperasi produksi pertanian sesuai ketentuan Undang-Undang Perkoperasian Tahun 2023.
Pembebasan pajak pemanfaatan tanah pertanian bagi tanah pertanian yang dialokasikan oleh Negara kepada badan usaha ekonomi, badan politik , badan sosial politik, badan sosial profesi, satuan kerja perangkat daerah, dan satuan kerja lain yang secara langsung memanfaatkan tanah untuk produksi pertanian.
Terhadap lahan pertanian yang diberikan Negara kepada badan usaha , badan politik, badan sosial politik, badan usaha milik masyarakat, unit pelayanan publik, dan unit lain yang mengelola tetapi tidak secara langsung memanfaatkan lahan untuk produksi pertanian, melainkan diberikan kepada badan dan perseorangan lain untuk mendapatkan kontrak produksi pertanian, maka tanahnya akan diambil alih sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Agraria Tahun 2024; selama belum diambil alih oleh Negara, wajib membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PPB) sebesar 100%.
Resolusi ini berlaku mulai 1 Januari 2026.
Majelis Nasional menugaskan Pemerintah untuk merinci dan membimbing pelaksanaan Resolusi ini untuk memenuhi persyaratan manajemen negara.
Sumber: https://baogialai.com.vn/tiep-tuc-mien-thue-su-dung-dat-nong-nghiep-trong-5-nam-toi-post330905.html
Komentar (0)