Menurut Reuters , pada tanggal 15 Maret, TikTok mengirimkan pemberitahuan kepada beberapa pengguna di AS yang meminta dukungan untuk aplikasi tersebut sebelum pertempuran hukum di Kongres .
TikTok ingin lebih dari 117 juta penggunanya di AS memengaruhi senator mereka untuk memblokir rancangan undang-undang yang akan memaksa ByteDance untuk menarik investasi dari TikTok jika ingin terus beroperasi di negara tersebut.
Para pengguna mengangkat spanduk yang memprotes RUU pelarangan TikTok selama pemungutan suara di DPR AS pada 13 Maret. (Foto: Reuters)
"Beri tahu senator Anda betapa pentingnya TikTok bagi Anda. Minta mereka untuk menolak larangan TikTok," demikian bunyi pengumuman TikTok. Aplikasi ini bahkan memberikan nomor telepon setiap senator di setiap negara bagian kepada pengguna.
TikTok juga menekankan kepada pengguna bahwa jika Senat AS meloloskan RUU tersebut, masa depan aplikasi ini di AS akan berakhir.
Sebelumnya, pada 13 Maret, Dewan Perwakilan Rakyat AS dengan suara mayoritas telah mengesahkan RUU yang memaksa ByteDance - perusahaan induk TikTok - untuk mendivestasikan TikTok di AS dalam waktu 6 bulan atau menghadapi larangan. Namun, RUU ini masih harus melalui pemungutan suara di Senat.
Seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan Presiden Joe Biden siap menandatangani RUU tersebut jika disahkan oleh Kongres AS.
"Kami akan terus memberi tahu pengguna kami tentang bagaimana RUU ini akan memengaruhi mereka dan apa yang dapat mereka lakukan untuk menyampaikan aspirasi mereka," ujar juru bicara TikTok.
Peringatan ini ditampilkan ketika beberapa orang membuka aplikasi dan juga muncul ketika pengguna mencari “larangan TikTok”.
TikTok mengirimkan peringatan serupa kepada pengguna menjelang pemungutan suara DPR, dengan mengatakan, " Pemerintah akan mengambil alih jaringan sosial yang Anda dan jutaan warga Amerika lainnya cintai."
Para anggota parlemen AS kemudian mengeluh bahwa kantor mereka dibanjiri panggilan telepon dari pengguna TikTok yang memprotes RUU tersebut.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)