Pada Forum Tata Kelola Perusahaan Vietnam 2025 (VCG Forum 2025) bertema "Membuka Potensi Aset Digital," yang diadakan pada sore hari tanggal 10 Desember di Hanoi, Bapak Tran Anh Tuan, Direktur Dinas Sains dan Teknologi Hanoi, mengumumkan bahwa kota tersebut akan secara resmi meluncurkan Platform Pertukaran Teknologi pada tanggal 22 Desember. Yang perlu diperhatikan, platform ini akan mengintegrasikan fungsi Pertukaran Aset Digital ke dalam sistem tersebut, dengan memanfaatkan mekanisme khusus dari Undang-Undang Kota Ibu Kota yang telah diubah.
Ini dipandang sebagai langkah berani untuk mengeluarkan aset digital dari "zona abu-abu" dan menjadikannya saluran yang sah untuk aliran modal berdasarkan teknologi yang transparan . Untuk mewujudkan hal ini, Hanoi sedang mempersiapkan untuk mengeluarkan enam resolusi penting, termasuk mekanisme pengujian terkontrol (Sandbox) untuk empat bidang prioritas: aset digital, teknologi keuangan, kota pintar, dan aplikasi data.
Para ahli percaya bahwa Vietnam membutuhkan pendorong pertumbuhan baru dan pasar baru, dan salah satunya adalah aset digital dan mata uang kripto.
Foto: Anh Quan
Dalam menilai potensi teknologi Vietnam di bidang ini, Bapak Nguyen Phu Dung, salah satu pendiri PILA Group dan anggota Dewan Investasi Solaris Impact Fund di bawah Pacific Bridge Capital, menyatakan bahwa peluang terbesar terletak bukan pada aset digital semata, tetapi pada aset fisik yang di tokenisasi (RWA).
"Kekuatan Vietnam terletak pada RWA (Real-Way Asset Assets), melalui tokenisasi dan 'likuidasi' aset riil yang secara unik dimiliki Vietnam, seperti Teluk Ha Long, Pulau Phu Quoc, atau budaya kulinernya . Teknologi blockchain dianggap sebagai infrastruktur strategis nasional untuk menguasai dan menerapkan jenis teknologi ini. Platform blockchain nasional akan menciptakan lapisan data tepercaya, sehingga memunculkan lapisan keuangan digital dan ekonomi digital," tegas Bapak Nguyen Phu Dung.
Menurut Bapak Dung, peralihan dari aktivitas spontan ke pasar yang teregulasi membutuhkan terciptanya "ekonomi berbasis kepercayaan." Para ahli di forum tersebut berpendapat bahwa aset digital hanya benar-benar memiliki nilai berkelanjutan ketika dibangun di atas "kepercayaan digital," yang diperkuat oleh dua pilar: pertama, kerangka hukum (seperti Resolusi 05 tentang uji coba pasar mata uang kripto) dan kedua, sinkronisasi infrastruktur teknologi (blockchain, identitas digital, keamanan).
Teknologi membuat proses penilaian, penyimpanan, dan pemantauan menjadi transparan dan tidak dapat diubah. Hanya dengan demikian aset digital akan benar-benar memenuhi syarat mendasar untuk transaksi yang aman, serupa dengan properti atau surat berharga.
Dengan tujuan menjadikan ekonomi digital menyumbang setidaknya 40% dari PDB pada tahun 2026-2030, Hanoi secara aktif mencari arsitek utama untuk data, perangkat keras, dan semikonduktor. Kota ini berkomitmen untuk tidak menoleh ke belakang tetapi bergerak menuju standar internasional, mempersiapkan ekosistem inovasi di mana teknologi dan kerangka hukum berjalan beriringan.
Tuan Quan






Komentar (0)