Seorang pria AS telah ditangkap karena diduga mengatakan di TikTok bahwa Presiden Donald Trump 'perlu dibunuh', kata pihak berwenang.
Pria yang ditangkap, Douglas Thrams (23 tahun), mengunggah banyak video di aplikasi TikTok sejak 20 Januari, saat Trump dilantik sebagai presiden Amerika Serikat ke-47. Hingga 22 Januari, Thrams mengancam akan melakukan kekerasan terhadap pemerintah, menurut AFP yang mengutip laporan pidana tertanggal 24 Januari.
"Setiap gedung pemerintahan AS perlu segera dibom," kata Thrams dalam video TikTok.
Presiden AS Donald Trump berpidato di sebuah acara di North Carolina (AS) pada tanggal 24 Januari.
Merujuk pada Tuan Trump, Thrams melanjutkan: "Dia harus dibunuh dan kali ini, jangan sampai meleset." Tuan Trump menjadi sasaran dua upaya pembunuhan tahun lalu, termasuk satu di rapat umum kampanyenya di Butler, Pennsylvania. Pembunuhan itu menyebabkan Tuan Trump mengalami cedera telinga.
Dalam video TikTok lainnya, Thrams terlihat memegang senapan dan mengetuknya, menurut seorang agen FBI.
Hakim AS memblokir perintah Trump yang membatasi kewarganegaraan berdasarkan kelahiran
Thrams, dari negara bagian Indiana, AS, ditangkap pada tanggal 24 Januari, atas tuduhan "mengancam akan menyebabkan cedera".
Saat ini tidak ada informasi tentang reaksi Presiden Trump terhadap penangkapan Thrams atas tuduhan di atas.
Pada 20 Januari, Presiden Trump menandatangani perintah eksekutif yang mengizinkan penundaan larangan TikTok di AS selama 75 hari. Perintah tersebut menunda penerapan Undang-Undang Perlindungan Warga Amerika dari Aplikasi yang Dikendalikan oleh Musuh Asing. TikTok ditutup di AS pada 18 Januari menjelang tenggat waktu, menyebabkan jutaan pengguna kehilangan akses ke aplikasi tersebut. Trump kemudian berjanji akan mengeluarkan perintah eksekutif segera setelah menjabat untuk menunda larangan tersebut guna memberikan waktu bagi "kesepakatan", dan TikTok memulihkan layanannya di AS pada 19 Januari.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/tong-thong-trump-bi-de-doa-tren-tiktok-nghi-pham-da-bi-bat-185250125073727556.htm






Komentar (0)