
Akankah Google Search digantikan oleh AI?
Hanya dalam beberapa tahun, asisten virtual telah berevolusi dari sekadar alat bantu menjadi platform yang dapat berkomunikasi, menganalisis, dan memberikan rekomendasi komprehensif. Pergeseran ini mengaburkan batasan antara pencarian yang familiar dan percakapan langsung dengan AI.
Kebangkitan Asisten Virtual
Jika beberapa tahun lalu, Siri atau Asisten Google hanya digunakan untuk memutar musik, menyetel alarm, atau menjawab pertanyaan sederhana, kini konsep "asisten virtual" telah berubah total. Model kecerdasan buatan seperti ChatGPT dari OpenAI, Gemini dari Google, Claude dari Anthropic, atau Copilot dari Microsoft telah membuktikan bahwa mesin tidak hanya dapat merespons perintah individual tetapi juga mempertahankan percakapan yang lancar.
Inovasinya terletak pada kemampuan memahami konteks. Pengguna dapat mengajukan beberapa pertanyaan seputar suatu topik tanpa harus mengulang informasi, misalnya, merencanakan perjalanan , membandingkan kelebihan dan kekurangan produk, atau bahkan menyusun kontrak. Tugas yang sebelumnya memerlukan beberapa pencarian Google kini dapat diselesaikan dalam satu percakapan dengan asisten AI.
Perusahaan teknologi besar juga segera mengikuti tren ini. Google mengintegrasikan AI ke dalam mesin pencarinya dengan AI Overviews, yang menampilkan ringkasan jawaban di bagian atas halaman, alih-alih hanya menyediakan serangkaian tautan. Microsoft menambahkan Copilot ke Bing, mengubah pencarian menjadi percakapan.
Faktanya, kebiasaan pencarian tradisional secara bertahap mendapatkan pilihan baru: bertanya langsung kepada "teman nomor" alih-alih menyaring sendiri banyak situs web.
Seberapa nyaman asisten virtual dan apa kekurangannya?
Asisten virtual memiliki keunggulan besar dalam hal kecepatan dan kenyamanan. Pengguna cukup mengajukan pertanyaan dan langsung menerima jawaban instan, tanpa perlu membuka setiap situs web untuk mencari informasi.
Dalam banyak situasi, ini menghemat banyak waktu, terutama untuk pertanyaan sehari-hari seperti jadwal film, resep, atau instruksi teknis.
Namun, keterbatasannya adalah jawaban AI tidak selalu sepenuhnya akurat. Tidak seperti verifikasi mandiri dari berbagai sumber, asisten virtual seringkali hanya memberikan versi informasi yang disintesis.
Hal ini menimbulkan masalah kepercayaan: apakah pengguna menerima satu-satunya jawaban dari AI atau masih perlu berkonsultasi dengan sumber lain. Perbedaan inilah yang saat ini membuat asisten virtual tidak dapat sepenuhnya menggantikan metode pencarian tradisional.
Evolusi: Pencarian menjadi percakapan
Perubahan ini tidak hanya disebabkan oleh teknologi, tetapi juga oleh kebiasaan pengguna. Banyak survei terbaru menunjukkan bahwa generasi muda cenderung bertanya kepada asisten virtual daripada mengetik kata kunci di mesin pencari. Mereka mengharapkan jawaban yang lengkap dan jelas, alih-alih harus mengklik setiap situs web.
Perusahaan-perusahaan besar juga menyadari hal ini. Google, Microsoft, OpenAI, dan banyak perusahaan rintisan lainnya berinvestasi besar-besaran untuk menjadikan pencarian sebagai percakapan yang alami. Pengguna dapat mengajukan pertanyaan lanjutan, meminta penjelasan lebih lanjut, atau meminta saran tambahan, layaknya berbicara dengan orang yang berpengetahuan luas.
Jika laju perkembangan ini terus berlanjut, dalam lima tahun ke depan, pengalaman pencarian mungkin tidak lagi hanya berkisar pada menggulir daftar hasil. Sebaliknya, kemungkinan besar setiap orang akan memiliki "asisten pribadi" yang siap berbincang dan memberikan informasi kontekstual di samping pencarian tradisional.
Sumber: https://tuoitre.vn/tro-ly-ao-ngay-cang-thong-minh-se-thay-the-google-search-trong-5-nam-toi-20250911162246748.htm






Komentar (0)